December 8, 2018

Universal Robots Hadirkan Solusi Otomasi Industri dengan Teknologi Cobot

Penulis: Karyo
Universal Robots Hadirkan Solusi Otomasi Industri dengan Teknologi Cobot  

Mobitekno – Era revolusi industri 4.0 saat ini telah membuat semua kalangan turut mempersiapkan diri dan berupaya untuk segera merealisasikannya. Indonesia sendiri dalam hal ini telah memiliki roadmap bertajuk “Making Indonesia 4.0”.

Roadmap tersebut telah mengidentifikasi lima teknologi utama untuk mendukung pengembangan Industry 4.0, yaitu internet of things, artificial intelligence (kecerdasan buatan), human-machine interface, robotik dan teknologi sensor, serta 3-D printing8.

Penerapan industri 4.0  intinya tak lain dari otomatisasi dan inovasi. Sementara itu di Indonesia hal itu masih merupakan barang baru dan tingkat adopsinya masih tergolong sangat rendah.

Penerapan otomasi dan robotik di Indonesia masih berada dalam tahap awal. IFR menempatkan Indonesia di peringkat ke-41 secara global dalam hal adopsi otomasi dengan tingkat densitas robot sebanyak lima robot industri per 10.000 karyawan di tahun 2016, jauh di bawah rata-rata standar dunia sebanyak 74 robot industri.

Indonesia juga tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya dalam Global Innovation Index 2017, menduduki peringkat 87 dari 120 negara.

Hambatan dalam hal inovasi di negara ini mencakup tingkat pendidikan yang rendah secara keseluruhan dan investasi yang kecil di bidang penelitian dan pengembangan (R&D). Indonesia hanya menginvestasikan 0,2% dari PDB dalam hal R&D dibandingkan dengan Singapura dan Vietnam yang berinvestasi sekitar 2,5% dari PDB..

Oleh karena itulah untuk mempersempit kesenjangan adopsi inovasi yang semakin meluas, pemerintah meluncurkan roadmap “Making Indonesia 4.0” untuk mengadopsi otomatisasi dan mempersiapkan negara ini menuju Industry 4.0.

Menurut Sakari Kuikka, General Manager Asia Tenggara dan Oseania di Universal Robot, menjelaskan, Indonesia masih berada di tahap “baru lahir ”dalam hal penerapan Industri 4.0. Meskipun demikian, lanjut Sakari, adopsi teknologi otomasi cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Atas dasar itulah, Universal Robots (UR), perusahaan robot kolaboratif yang berbasis di Denmark, berinvestasi secara besar-besaran di Indonesia dengan menawarkan solusi otomasi, mengembangkan jaringan mitra dan mempromosikan pemahaman akan dunia robotik, yang sejalan dengan roadmap Indonesia bertajuk “Making Indonesia 4.0”.

“Kami melihat potensi besar untuk meningkatkan kesadaran dan adopsi otomasi robot sebagai pemacu bangsa yang mendorong Indonesia menjadi pusat manufaktur terkemuka di kawasan Asia Tenggara dan masuk dalam 10 negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030,” ujar Sakari saat memberikan paparannya di ajang Manufacturing Indonesia, Rabu (5/12).

Tujuannya menjadikan Indonesia salah satu dari 10 negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030 dengan pertumbuhan product domestic brutto (PDB )sebesar 7% dan industri manufaktur yang berkontribusi hingga 26%.

Industri manufaktur di Indonesia merupakan tulang punggung ekonomi negara, yang berkontribusi sebesar 20 persen dari PDB di tahun 2017, atau sekitar US$203 miliar (sekitar Rp2.930 triliun). Sektor ini telah mengalami pertumbuhan 6-7% tiap tahun selama beberapa tahun terakhir ini dan mampu menyerap lebih dari 25 juta tenaga kerja.

Oleh karena itulah UR, mencoba membidik peluang pasar otomasi di Indonesia seiring dengan roadmap Making Indonesia 4.0.  Menurut Frost & Sullivan memperkirakan bahwa total pasar otomasi dan kontrol di Indonesia akan mencapai US$246,9 juta atau setara Rp 3,57 triliun pada tahun 2019. Otomasi di Indonesia diprediksi bernilai 246,9 juta dolar AS di tahun 2021

UR sendiri telah hadir di Indonesia sejak tahun 2013. UR mendistribusikan cobot-nya melalui distributor teknologi Indonesia dan mitra integrator sistem, yaitu PT Citra Niaga Cemerlang, PT Dharma Precision Tools, PT Surya Sarana Dinamika dan yang terbaru, PT Handal Yesindo Sejahtera. Di Indonesia, cobot digunakan di industri-industri, seperti otomotif, FMCG, teknik presisi, plastik dan polimer, serta kemasan.

DSC 0543

Cobot (collaborative robot/ robot kolaboratif), yaitu robot yang dirancang untuk dapat bekerja berdampingan dengan manusia secara aman, adalah segmen otomasi industri yang paling cepat berkembang, yang diperkirakan akan meningkat sepuluh kali lipat menjadi 34 persen dari semua penjualan robot industri di tahun 2025, menurut Federasi Internasional Robotika (International Federation of Robotics/IFR).

UR turut mengambil bagian dalam meningkatkan pemahaman akan teknologi robot dan kompetensi teknis di Indonesia, UR menjalin kerja sama dengan para mitranya untuk menyediakan lokakarya langsung dan seminar cobot bagi masyarakat luas. Perusahaan juga memiliki platform Akademi UR, yang menawarkan pelatihan robotik berkelas, dengan sembilan modul yang disediakan online tentang pelatihan pemrograman dasar untuk robot UR.

Lebih dari 27.000 cobot UR telah digunakan secara global, yang memberi keuntungan bagi banyak perusahaan, berapa pun skala bisnis mereka, dari berbagai industri. Di Indonesia, cobot UR mampu meningkatkan produktivitas, kualitas hasil dan keselamatan pekerja, dengan penghematan biaya tahunan sebesar lebih dari US$80 ribu (sekitar Rp 1,15 miliar) di PT JVC Electronics Indonesia.

“Kami bekerja sama dengan mitra yang memiliki keahlian teknologi untuk menilai, merekomendasikan, dan menerapkan solusi UR yang tepat, terutama untuk perusahaan-perusahaan yang baru mengenal otomasi. Manfaat tanpa batas dan berbagai aplikasi yang luas dari cobot menawarkan keuntungan besar bagi industri di Indonesia, meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kesejahteraan pekerja,” ujar Sakari menambahkan.

Lebih lanjut Sakari menjelaskan bahwa Cobot yang ringan, ringkas dan fleksibel dapat bekerja di ruang kecil dan di berbagai industri. Dengan fitur keamanan built-in, robot-robot ini aman untuk bekerja dari jarak dekat dengan manusia tanpa perlu memasang pembatas keamanan (tergantung pada penilaian risiko). Cobot juga memiliki harga yang kompetitif dan jika dibandingkan dengan robot industri tradisional, lebih murah dalam hal pengaturan. Cobot membuat otomasi dapat diakses oleh semua bisnis dari berbagai skala.

Tags: , , , , ,


COMMENTS