January 30, 2025

Teknologi Self-Driving Jadi Rebutan Pabrikan Lain, Tesla Juga Persiapkan Rilis Mobil Listrik Terjangkau di 2025

Penulis: Rizki R
Teknologi Self-Driving Jadi Rebutan Pabrikan Lain, Tesla Juga Persiapkan Rilis Mobil Listrik Terjangkau di 2025 

Mobitekno – Di tengah gelombang turbulensi finansial tahun 2024, Tesla optimistis dapat bangkit dari keterpurukan. Meski catatan keuangan tahun lalu dipenuhi angka merah, raksasa mobil listrik ini menggambarkan masa depan yang lebih cerah melalui panggilan pendapatan terkininya. Dengan janji peluncuran kendaraan listrik terjangkau dan lompatan teknologi self-driving, Tesla bertekad menulis babak baru di 2025.

Tahun 2024 tercatat sebagai periode penuh tantangan bagi Tesla. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, penjualan global mereka anjlok—fenomena yang langsung tercermin dalam laporan keuangan. Pendapatan kuartal IV hanya menyentuh US25,7 miliar, jauh di bawah proyeksi Wall Street sebesar US$27,2 miliar. Laba bersih pun terpangkas 71% menjadi US$2,3 miliar, menyisakan duka dalam laporan tahunan: laba bersih 2024 turun 23% dari 2023 (menjadi US$8,4 miliar) dan merosot 40% dari rekor US$14,1 miliar di 2022.

TSLA Q4 2024 Update 14 copy 1024x576 1

Tesla_full self-driving

Namun, di balik kondisi suram itu, ada secercah cahaya. Tesla berhasil menekan biaya produksi rata-rata per kendaraan di bawah US$35.000. Total pendapatan tahunan pun naik tipis 1% menjadi US$97,7 miliar, menunjukkan ketahanan di tengah tekanan pasar.

Elon Musk tak membiarkan angka-angka itu mengubur optimisme. Di 2025, Tesla akan meluncurkan kendaraan listrik “lebih terjangkau” pada paruh pertama tahun—sebuah jawaban atas permintaan pasar akan EV ekonomis. Meski rinciannya masih samar, perusahaan menyebut model baru ini akan menggabungkan platform generasi berikutnya dengan teknologi saat ini, diproduksi di jalur yang sama dengan Model 3/Y.

Spekulasi mengarah pada Model Q, kendaraan kompak berharga sekitar US$30.000—jauh di bawah Model 3 (US$39.000). Pendekatan hybrid ini disebut mampu mengurangi biaya produksi tanpa investasi besar di pabrik baru, strategi yang dianggap bijak di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Ini adalah cara efisien untuk meningkatkan volume dengan belanja modal minimal,” jelas Tesla dalam pernyataannya.

Strategi 2025 dan Teknologi Full Self-Driving (FSD) 

lEKzjk04 Fitur autopilot Tesla S. Twitter.com

Selain kendaraan terjangkau, Tesla menyiapkan terobosan di teknologi Full Self-Driving (FSD). Mulai Juni 2025, layanan full self-driving berbayar tanpa pengawasan akan diuji di Austin, Texas. Musk berambisi memperluasnya ke kota-kota AS lain pada akhir tahun, dengan syarat: membuktikan keamanan sistem kepada regulator.

“Kami harus menunjukkan bahwa mobil otonom Tesla lebih aman daripada manusia,” tegas Musk. Yang mengejutkan, sejumlah produsen mobil konvensional disebut tertarik melisensikan FSD—potensi pendapatan baru yang bisa membalikkan tren laba. Sayangnya, Musk belum membocorkan detail kerja sama atau skema harga layanan ini.

Terkait hal itu, reaksi investor terhadap laporan Tesla terpecah. Saham sempat turun 5% setelah pengumuman Q4, tetapi perlahan pulih usai Musk memaparkan visi 2025. “Mereka sedang bermain catur jangka panjang. Jika Model Q sukses, ini bisa menjadi game-changer di segmen mass market,” ujar Jessica Caldwell, analis Edmunds.

Namun, tantangan tetap menganga. Persaingan dengan BYD, Hyundai, dan produsen EV murah Tiongkok kian sengit. Di sisi lain, kesuksesan full self-driving  bergantung pada persetujuan regulator—proses yang kerap berlarut-larut.

Tahun 2025 menjadi ujian nyata bagi Musk dan Tesla. Di satu sisi, mereka harus membuktikan bahwa inovasi bukan sekadar janji, melainkan realita yang bisa mengembalikan kepercayaan investor. Di sisi lain, tekanan untuk mempertahankan kepemimpinan di pasar EV global semakin berat.

Tags: , , , , , ,


COMMENTS