April 29, 2025

Pangsa Pasar Apple iPhone di China Daratan Turun di Kuartal I 2025. Ini Faktor Penyebabnya

Penulis: Iwan RS
Pangsa Pasar Apple iPhone di China Daratan Turun di Kuartal I 2025. Ini Faktor Penyebabnya 

Mobitekno – Perang dagang yang digulirkan Amerika Serikat Riset ke berbagai negara termasuk China mulai memberikan dampak ke pasar global. Laporan terbaru dari Canalys (bagian dari Omdia), mengungkapkan dinamika menarik di pasar smartphone China Daratan pada kuartal pertama (Q1) 2025.

Meski total pengiriman ponsel pintar mencapai 70,9 juta unit atau bertumbuh 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Apple yang notabene merupakan perusahaan AS justru mengalami penurunan pangsa pasar.

Di tengah pertumbuhan pasar tersebut, Apple mengalami kemunduran signifikan, turun dari posisi puncak pada kuartal keempat (Q4) 2024 ke posisi kelima pada Q1 2025. Pengiriman iPhone hanya mencapai 9,2 juta unit yang menunjukkan penurunan 8% year-on-year (YoY). Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi raksasa teknologi asal AS di pasar terbesar dunia untuk smartphone.

Canalys Q1 2025 China 02

Salah satu faktor utama penurunan pangsa pasar Apple adalah persaingan yang semakin sengit dari vendor lokal Tiongkok seperti Vivo, Honor, Huawei, Oppo, dan Xiaomi. Laporan Counterpoint Research sebelumnya menunjukkan bahwa pada Q1 2024, Vivo dan Honor berhasil menduduki posisi teratas dengan pangsa pasar masing-masing 17,4% dan 16,1%, sementara Apple hanya 15,7%.

Tren ini tampaknya berlanjut pada Q1 2025, dengan Huawei mencatat pertumbuhan pengiriman sebesar 69,7% pada periode sebelumnya, didorong oleh kehadiran kuat di segmen premium. Produk seperti Huawei Mate dan Pura series menawarkan fitur inovatif, seperti teknologi kamera canggih dan integrasi AI, yang menarik konsumen kelas atas yang sebelumnya menjadi basis pelanggan iPhone.

Analis TF Securities, Ming-Chi Kuo, menyoroti bahwa kebijakan Apple untuk beralih ke eSIM pada model iPhone tertentu menjadi kendala di Tiongkok, di mana teknologi ini belum sepenuhnya dipromosikan. Banyak konsumen Tiongkok masih lebih memilih kartu SIM fisik karena infrastruktur dan preferensi pasar.

Canalys Q1 2025 China 01

Selain itu, sentimen pasar yang kurang positif terhadap Apple, sebagian dipicu oleh ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok, turut memengaruhi permintaan. Perang dagang yang berlangsung telah mendorong Apple untuk memindahkan sebagian produksi iPhone ke India, yang dapat memengaruhi persepsi merek di Tiongkok.

Fitur kecerdasan buatan Apple Intelligence, yang diharapkan menjadi daya tarik utama, gagal memenuhi ekspektasi di Tiongkok. Menurut Kuo, fitur ini tidak mendorong peningkatan permintaan penggantian iPhone, terutama jika dibandingkan dengan layanan AI berbasis cloud yang ditawarkan oleh vendor lokal. Perkembangan pesat AI berbasis cloud di Tiongkok, yang diintegrasikan ke dalam perangkat Huawei dan Xiaomi, memberikan pengalaman pengguna yang lebih menarik dan relevan dengan kebutuhan lokal.

Tantangan ekonomi dan antisipasi Apple

Pasar ponsel pintar Tiongkok pada Q1 2025 menunjukkan pergeseran preferensi konsumen. Meskipun Apple masih kuat di segmen premium, permintaan untuk ponsel kelas menengah dan entry-level meningkat, didorong oleh harga yang lebih terjangkau dari vendor lokal. Xiaomi, misalnya, berhasil menarik konsumen dengan seri Redmi yang menawarkan spesifikasi tinggi dengan harga kompetitif. Sementara itu, Apple terpaksa memberikan potongan harga hingga 1.300 yuan (sekitar Rp2,8 juta) untuk beberapa model iPhone, menandakan tekanan untuk mempertahankan daya saing.

Kondisi ekonomi makro yang tidak menentu, termasuk inflasi dan fluktuasi nilai tukar, juga memengaruhi daya beli konsumen di Tiongkok. Canalys mencatat bahwa ketidakpastian ekonomi global memaksa konsumen untuk lebih selektif dalam membelanjakan uang mereka, dengan banyak yang beralih ke opsi yang lebih hemat biaya. Hal ini kontras dengan kuartal sebelumnya, di mana Apple berhasil memanfaatkan musim libur akhir tahun untuk mencapai posisi teratas.

Canalys Q1 2025 China 03

Penurunan pangsa pasar ini berdampak pada saham Apple, yang anjlok 2,4% pada 10 Januari 2025, dan memicu prediksi pengiriman iPhone global yang lebih rendah, yaitu 220–225 juta unit untuk 2025, di bawah konsensus pasar 240 juta unit. Untuk membalikkan tren ini, Apple berencana meluncurkan iPhone SE 4 pada 2025, yang diharapkan dapat menarik konsumen segmen menengah. Selain itu, investasi di Asia Tenggara, seperti di Vietnam dan Indonesia, menunjukkan strategi diversifikasi pasar untuk mengurangi ketergantungan pada Tiongkok.

Namun, tantangan di Tiongkok tetap besar. Apple perlu menyesuaikan strategi produknya, seperti mempertimbangkan dukungan kartu SIM fisik dan meningkatkan integrasi AI yang lebih relevan dengan pasar lokal. Kolaborasi dengan pengembang lokal untuk memperkaya ekosistem aplikasi juga dapat membantu memperkuat posisi Apple. Dengan persaingan yang semakin ketat dan dinamika pasar yang terus berubah, kemampuan Apple untuk berinovasi dan beradaptasi akan menentukan keberhasilannya di Tiongkok pada kuartal mendatang.

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS