Mobitekno – TikTok, salah satu platform video pendek paling populer saat ini, bergabung dalam deretan perusahaan teknologi yang menghadapi pemutusan hubungan kerja alias PHK dalam beberapa tahun terakhir. Dilaporkan bahwa sekitar 60 karyawan TikTok telah diberhentikan, terutama dari divisi penjualan dan periklanan di berbagai kantor mereka di AS dan luar negeri.
Seorang juru bicara TikTok menyatakan kepada NPR bahwa PHK ini merupakan bagian dari reorganisasi rutin, tetapi laporan dari NPR menunjukkan bahwa keputusan tersebut diambil untuk mengurangi biaya. Hal ini menggambarkan tren yang sulit dalam industri teknologi, di mana banyak perusahaan berusaha untuk menyederhanakan operasional mereka dan mengatasi tantangan ekonomi yang berkembang.
ByteDance, perusahaan induk TikTok, telah melakukan pemangkasan besar-besaran di berbagai divisi, termasuk pengembang Marvel Snap dan Nuverse tahun lalu. Meskipun TikTok sendiri telah melalui putaran PHK pada pertengahan tahun 2022 dan awal tahun 2023, dampaknya terbatas pada sebagian kecil dari total tenaga kerja global ByteDance yang mencapai sekitar 150.000 orang.
Tren PHK juga merambah ke perusahaan teknologi lainnya. Amazon, salah satu raksasa e-commerce, baru-baru ini mengumumkan pemecatan sekitar lima persen staf di divisi Buy with Prime. Twitch, platform streaming video milik Amazon, juga melakukan PHK yang lebih besar awal tahun ini yang memengaruhi lebih dari 500 orang, sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi bisnis.
TikTok, dengan sekitar 7.000 karyawan di AS, menghadapi tantangan seiring dengan dinamika ekonomi yang terus berubah dan persaingan sengit di industri teknologi. Dalam konteks bisnis, ByteDance akan terus melakukan perubahan dan penyesuaian untuk menjaga keseimbangan operasional dan strategis di tengah lingkungan bisnis yang dinamis.
TikTok di Mata Pengamat Industri
Meskipun polemik keamanan nasional selalu menyertai hubungan TikTok dengan ByteDance, akan tetapi pertumbuhan fenomenal platform ini tetap tak terbendung. Dilaporkan bahwa perusahaan ini memiliki lebih dari 150 juta pengguna aktif di AS, yang menandakan pengaruh kuat di pasar. Dengan nilai mencapai $225 miliar, ByteDance secara konsisten memegang predikat perusahaan swasta paling bernilai di dunia.
Namun, berita pemutusan hubungan kerja (PHK) di TikTok menyoroti sisi lain dari glamor industri teknologi. Keputusan ini mencerminkan dinamika internal yang tak terhindarkan di tengah perkembangan pesat.
Para pengamat industri telah mencatat sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap transformasi ini. Mulai dari restrukturisasi tenaga kerja yang melibatkan shift ke kecerdasan buatan, dampak pandemi yang menggelembungkan ukuran staf, hingga harapan perusahaan untuk memberikan keuntungan lebih besar bagi pemegang saham.
TikTok, yang telah menjadi magnet bagi generasi muda dan kreativitas digital, kini harus menghadapi tantangan internalnya. ‘Penderitaan’ dan tantangan di industri teknologi memunculkan pertanyaan tentang bagaimana perusahaan-perusahaan besar menavigasi perubahan sambil menjaga daya saing dan inovasi.
Tags: ByteDance, Karyawan TikTok, PHK TikTok, TikTok