Mobitekno – Meta, perusahaan induk Facebook, dikabarkan telah menyiapkan platform media sosial baru yang dapat menjadi alternatif menarik bagi pengguna Twitter. Masuknya Meta menambah daftar pesaing baru Twitter setelah hadirnya platform sejenis, yakni Mastodon dan Bluesky.
Perubahan yang dilakukan Elon Musk sejak mengambil alih Twitter pada Oktober 2022 lalu telah menimbukan banyak reaksi pro dan kontra yang terjadi di platform tersebut. Tidak sedikit pengguna yang kurang menyukai kebijakan baru yang dilakukan Musk dan mulai mencari berbagai alternatif lainnya.
Meta diketahui sudah menguji proyek ini dengan beberapa selebriti dan influencer. Laporan yang beredar mengklaim bahwa aplikasi baru tersebut telah tersedia secara diam-diam selama berbulan-bulan.
Lia Haberman telah memposting tangkapan layar dari deskripsi asli aplikasi tersebut. Dia mengatakan aplikasi itu akan terpisah dari Instagram, tetapi akan memungkinkan pengguna dapat menautkan akun mereka selama ini.
Meta’s been briefing creators on it’s upcoming text-based app — now looking at a possible late June launch.
Details are in my newsletter but I’ll list some highlights 🧵 pic.twitter.com/KYqqXjrRmD
— Lia Haberman (@liahaberman) May 19, 2023
Menurut Lia Haberman, kita tahu dari dulu bahwa Meta suka mencoba membuat ulang fitur dari aplikasi dan alat pihak ketiga lainnya. Menurut informasi, kompetitor Twitter tersebut akan hadir pada Juni 2023.
Nama pesaing Twitter berikutnya belum diumumkan secara resmi. Namun, menurut informasi situs berita MoneyControl, proyek media sosial terbaru Meta bernama sandi P92 yang kemudian disebut sebagai Barcelona. Belum diketahui pasti apakah Barcelona akan menjadi nama resmi aplikasinya atau update code name dari proyek tersebut.
Meski sudah memiliki media sosial Instagram yang sangat populer, Salah satu alasan Meta membuat media sosial lain yang berbasis teks ini adalah karena platform berbasis teks seperti Twitter ini juga masih digandrungi, terutama pengguna yang ingin mendapat dan menyebarkan informasi dengan cepat dan mudah.
Menurut Haberman, pengguna dapat mengirim pembaruan teks hingga 500 karakter berserta foto dan video, lebih panjang dari batas 280 karakter pengguna non-Twitter Blue. Layanan/aplikasi ini akan menawarkan empat fitur utama, yaitu kemampuan untuk berbicara langsung dengan audiens dan rekan.
Haberman juga mentakanan bahwa para kreator dapat dengan mudah membawa audiens mereka ke aplikasi baru ini, karena pengguna akan memiliki opsi untuk mengikuti akun yang sudah mereka ikuti di Instagram hanya dengan satu klik.
Perusahaan juga menunjukkan bahwa platform akan memiliki fitur moderasi, serta kontrol untuk mengatur siapa yang dapat membalas dan menyebutkan akun kamu. Yang menarik, Meta mengatakan akan membuat aplikasinya kompatibel dengan platform pesaing Twitter lainnya, yaitu Mastodon yang sifatnya desentralisasi. Ini berarti Meta akan mengadopsi decentralized protocol ActivityPub yang juga digunakan Mastodon.
Bagaimana Meta mengkombinasikan faktor sentralisasi dan desentralisasi ini memang masih perlu dilihat lebih lanjut. Misalnya, fitur atau bagian apa saja dari aplikasi yang bersifat desentralisasi mengingat aplikasi ini masih terkait dengan Instagram yang sifatnya sentralisasi.
Tags: decentralized, Instagram, media sosial. social media, Meta, Twitter