Mobitekno – Huawei, penyedia solusi TIK global, menyatakan kesiapannya mendukung Indonesia dalam menjaga keamanan siber sejalan dengan proyeksi Indonesia akan menjadi lima besar negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia pada 2045.
Huawei dan berbagai pemangku kepentingan menyadari Indonesia memerlukan percepatan transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan untuk mendukung produktivitas masyarakat di ruang digital yang aman dari serangan siber.
Kesadaran para pemangku kepentingan dan pelaku industriu terhadap tantangan keamanan siber yang makin krusial tersebut mengemuka di acara Seminar Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 belum lama ini di Hotel Borobudur, Jakarta (7/8/2023).
Adapun para pemangku kepentingan dan peaku industri yang menghadiri seminar ini anatara lain Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian, Ketua Umum Asosiasi Big Data Indonesia (ABDI) Rudi Rusdiah, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, dan Andi Kristianto, CEO PT Telkomsel Ekosistem Digital.
Keamanan siber makin dirasakan penting pasca pandemi
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto mengungkapkan, Indonesia mengalami 1,2 miliar serangan siber setiap tahunnya pasca pandemi COVID-19. Jumlah ini meningkat tiga kali lipat dari era sebelum pandemi sebesar 400 juta per tahun.
Menurut Andi, salah satu bentuk serangan siber yang sedang ramai adalah malware (malicious software). Di Indonesia, serangan dengan malware belakangan ini marak dilakukan dengan mengirimkan file berformat aplikasi APK, seperti undangan pernikahan.
“Terjadi 2.200 serangan setiap menit di ruang siber yang sebagian menyasar data-data pribadi, korporasi dan niaga. Kondisi ini harus segara dibenahi dengan dukungan arsitektur yang komprehensif mulai dari regulasi hingga opsi teknologi. Huawei dapat berkontribusi besar dalam membantu pemerintah menyiapkan sistem keamanan data yang terbaik,” ujar Andi Widjajanto.
Berdasarkan data Lemhannas RI, data yang tersimpan di ruang digital di seluruh dunia sudah mencapai 70 zetabit pada periode 2020-2022. Jumlah ini diprediksi bakal melonjak tajam seiring perkembangan pesat transformasi digital di setiap negara.
Komitmen Huawei melalui ‘I Do Contribute’
Sebagai mitra strategis bagi berbagai organisasi di Indonesia, Mohammad Rosidi, Direktur ICT Strategy and Business, Huawei Indonesia mengatakan, Huawei berkomitmen untuk terus berpartisipasi menciptakan pemerataan akses digital secara luas melalui pembangunan infrastruktur, serta pengembangan talenta digital yang memiliki literasi dan kemampuan yang memadai mengingat penguatan ruang digital yang aman merupakan tanggung jawab bersama segenap pemangku kepentingan dalam ekosistem digital.
“Komitmen Huawei dalam mendukung akselerasi transformasi digital di Indonesia tidak hanya terfokus pada pembangunan fisik saja. Melalui pilar komitmen ‘I Do Contribute’, Huawei ingin mengembangkan talenta TIK yang dapat berkontribusi besar terhadap proses transformasi digital di Indonesia, termasuk dalam mengantisipasi tantangan keamanan siber,” ujar Rosidi.
Sebagai informasi, Huawei telah mendirikan lebih dari 1.900 akademi TIK di lebih dari 110 negara dan wilayah. Akademi digital Huawei ini mampu melatih lebih dari 150.000 siswa di seluruh dunia setiap tahunnya. Di Indonesia, Huawei ASEAN Academy telah berdiri dan beroperasi, serta siap untuk merealisasikan komitmen Huawei dalam mencetak 100 ribu talenta TIK Indonesia hingga 2025 mendatang.
Sejauh ini, Huawei telah memberikan pelatihan, pembekalan dan sertifikasi kepada lebih dari 83.000 penerima manfaat. “Keberadaan SDM yang menguasai bidang TIK menjadi kunci penting bagi Indonesia mewujudkan visi besar sekaligus meningkatkan daya saing,” lanjut Rosidi.
Pesatnya perkembangan transformasi digital di Indonesia, Huawei menilai, perlu diimbangi dengan pemanfaatan sistem keamanan yang tinggi untuk menjaga privasi dan keamanan arus pertukaran data yang semakin deras. Oleh karena itu, Huawei menyematkan sistem keamanan termutakhir di setiap solusi teknologi majunya, seperti Huawei Cloud yang memiliki lebih dari 80 sertifikat keamanan global.
“Huawei Cloud mempunyai manajemen risiko yang dinamis dan berbasis AI untuk mengatasi dan menghindari ancaman siber. Sistem keamanan otomasi menciptakan kesiapsiagaan layanan cloud kami dalam mengantisipasi tantangan keamanan siber yang terus meningkat dan makin kompleks,” ujar Rosidi.
Tags: digital, Huawei, Keamanan, malware, serangan siber, siber