Mobitekno – Zebra Technologies Corporation baru saja merilis hasil temuan dari Global Warehousing Study 2023. Studi ini mengonfirmasikan bahwa 58% pengambil keputusan di bagian pergudangan berencana untuk mengadopsi teknologi Radio Frequency Identification (RFID) pada tahun 2028. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan visibilitas persediaan barang dan menghindari kehabisan stok.
Dalam lima tahun ke depan, mayoritas pengambil keputusan di pergudangan berencana untuk menggunakan RFID reader jenis fixed, passive, atau handheld, serta solusi pemindaian jenis fixed untuk melacak aset, pekerja, dan barang di seluruh lingkungan gudang. Tahun ini juga memperingati 50 tahun penemuan RFID, yang telah menjadi alat bantu utama bagi pekerja di sektor pergudangan dan industri lain.
Peningkatan signifikan dalam pengembalian barang, terutama seiring pertumbuhan e-fulfillment, mendorong 73% pengambil keputusan di pergudangan secara global untuk mempercepat proyek modernisasi. Di Asia Pasifik, persentasenya mencapai sekitar 69%.
, Country Manager Indonesia, Zebra Technologies, mengatakan bahwa ini menjadi mandat untuk mengadopsi perubahan teknologi guna meningkatkan kelincahan operasional, visibilitas persediaan, dan perkiraan permintaan.
Studi ini juga menyoroti tekanan yang dirasakan oleh pengambil keputusan di pergudangan (76% secara global, 75% di Asia Pasifik) untuk meningkatkan kinerja sambil menyesuaikan diri dengan pergeseran permintaan e-commerce. Hampir 80% staf dan pengambil keputusan mengidentifikasi persediaan barang yang tidak akurat dan kehabisan stok sebagai tantangan utama. Oleh karena itu, 91% pengambil keputusan berencana untuk berinvestasi dalam teknologi guna meningkatkan visibilitas rantai pasokan pada tahun 2028.
Studi Zebra Juga Menyoroti Masalah Otomatisasi
Selain itu, untuk meningkatkan visibilitas persediaan, pengambil keputusan di pergudangan semakin mengadopsi otomatisasi. Studi Zebra menunjukkan bahwa tujuh dari 10 pengambil keputusan di pergudangan (69% secara global, 70% di Asia Pasifik) telah mengotomatiskan atau berencana mengotomatiskan alur kerja pada tahun 2024. Ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memungkinkan staf untuk fokus pada pekerjaan bernilai tinggi yang melayani kebutuhan pelanggan.
Efek positif otomatisasi terlihat dalam pandangan staf pergudangan, di mana hasil studi Zebra juga mengungkap 83% staf merasa lebih dihargai ketika perusahaan menyediakan teknologi dan otomatisasi. Selain itu, lebih dari delapan dari sepuluh pengambil keputusan di pergudangan (88%) mengakui bahwa penambahan teknologi dan robotika dapat membantu menarik dan mempertahankan staf di tengah kekurangan tenaga kerja.
Pentingnya keberlanjutan juga muncul sebagai faktor penting dalam pengambilan keputusan di pergudangan. Lebih dari tiga perempat pengambil keputusan global (77%) fokus pada pengurangan emisi dan limbah, sedangkan 84% mengakui pentingnya solusi teknologi pergudangan yang dapat memaksimalkan masa pakai baterai.
Secara regional, temuan menunjukkan bahwa di Asia Pasifik, 70% staf dan pengambil keputusan di pergudangan memahami pentingnya tools manajemen persediaan barang yang lebih baik. Di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA), manajemen pengembalian barang menjadi tantangan utama bagi 43% pengambil keputusan. Sementara di Amerika Latin, 83% pengambil keputusan merasa tertekan untuk meningkatkan kinerja seiring dengan pergeseran permintaan e-commerce.
Hasil studi ini membuka wawasan mendalam tentang perubahan dinamis di sektor pergudangan. Dengan teknologi sebagai pendorong utama, para pengambil keputusan di pergudangan harus terus memprioritaskan modernisasi, visibilitas, dan keberlanjutan untuk tetap kompetitif dalam lingkungan bisnis yang terus berubah.
Tags: Global Warehousing Study 2023, Studi Zebra, Zebra Global Warehousing Study 2023, Zebra Technologies