April 29, 2022

Fitur Kirim Kripto Mulai Dihadirkan di Layanan Telegram. Dimulai dengan Token TON

Penulis: Iwan RS
Fitur Kirim Kripto Mulai Dihadirkan di Layanan Telegram. Dimulai dengan Token TON 

Mobitekno – Proyek token TON (The Open Network) atau Toncoin dari TON Foundation akhirnya resmi didukung oleh aplikasi messaging populer Telegram untuk melakukan pembayaran.

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan trading token TON melalui aplikasi Telegram dengan mudah dan aman. Hadirnya fitur bertransaksi di layanan messaging dengan lebih dari 550 juta pengguna ini diharapkan akan mendorong adopsi massal cryptocurrency secara global.

Meskipun hanya token TON yang dapat diperdagangkan di Telegram tetapi pengguna juga dapat membeli Bitcoin, menggunakan bot “@wallet” terintegrasi dalam Telegram.

Menurut TON Foundation, mereka juga mengantisipasi fungsi ini akan diperluas ke pembayaran konsumen hingga bisnis sehingga orang dapat dengan mudah memperoleh barang dan jasa dengan mengirimkan Toncoin melalui bot di aplikasi Telegram.

Untuk menggunakan fitur, pengguna perlu mengunduh dan menginstal bot Wallet Telegram. Selanjutnya, pengguna dapat membeli crypto menggunakan kartu dari bank mereka untuk kemudian mentransfer atau menukar ke dompet lain.

TON 02

Dengan TON, pembayaran berlangsung cukup instan. Pengguna tidak perlu memasukkan alamat dompet yang panjang dan menunggu konfirmasi. Pengguna dapat dengan mudah mengirim koin TON atau BTC ke pengguna lain hanya dengan mengklik ikon “Wallet” yang ada di aplikasi.

Menurut perusahaan, mereka dapat mengirimkan Bitcoin (BTC) atau Toncoin ke pengguna lain cukup dengan mengklik ikon “Wallet” di pesan langsung (direct messages).

Meski tidak sepenuhnya sama, fitur pengiriman token ini mirip dengan fungsi pembayaran Bitcoin yang ditawarkan oleh Twitter dengan fitur “Tip Jar” melalu jaringan Lightning (Lightning Network) pada September tahun lalu.

Hadirnya fitur cryptocurrency di Telegram cukup berliku. Pada Oktober 2019, SEC (Securities and Exchange Commission) atau badan OJK di AS pernah mengajukan tuntutan ke Telegram setelah perusahaan tersebut mengumpulkan US$ 1,7 miliar melalui penjualan token di tahun 2019.

SEC menuduh tokennya saat itu (Gram) merupakan penjualan yang tidak terdaftar. Pada akhirnya, Telegram setuju untuk mengembalikan US$ 1,224 miliar dolar AS kepada para investornya pada Juni 2020.

Tags: , , , ,


COMMENTS