October 28, 2022

Tiga Resep Sukses Jangka Panjang dari Poly Menghadapi Model Kerja Hybrid

Penulis: Rizki R
Tiga Resep Sukses Jangka Panjang dari Poly Menghadapi Model Kerja Hybrid  

Mobitekno – Survei Ernst & Young Work Reimagined Employee pada Maret 2021 melaporkan 85% dari pekerja di Indonesia menuntut fleksibilitas pascapandemi, baik di lokasi maupun jam kerja, dengan 54% dari mereka bersedia untuk meninggalkan pekerjaannya jika tuntutan tersebut tidak terpenuhi.

Mengikuti perubahan yang terjadi, dunia kerja juga telah berubah; model kerja hybrid akan terus diterapkan sebagai pola kerja yang semakin permanen. Tak sedikit perusahaan juga mencari cara untuk bisa sukses dengan model kerja baru ini, di tengah tantangan yang sedang berlangsung yaitu Kembali ke Kantor (Return to the Office).

Poly, produsen teknologi untuk audio dan video premium terkenal dunia memahami terkait apa yang harus dilakukan para perusahaan ketika membangun strategi untuk dunia kerja baru. Apakah mengubah sifat pekerjaan untuk para karyawan, jenis teknologi yang harus digunakan, atau perlu tidaknya mengubah ruang kantor.

“Kami percaya bahwa resep kesuksesan dalam jangka panjang di dunia kerja yang baru ini dimulai dengan tiga bahan utama, pertama adalah manusia, yang merupakan aset terpenting dari suatu perusahaan,” kata Low Hee Bun, Senior Solution Architect, Poly, dalam acara media briefing di Jakarta, Kamis (27/10).

IMG 20221028 065119

Kedua, menurut Hee Bun, menetapkan kebutuhan dan gaya kerja karyawan dengan benar sehingga bisa memahami solusi teknologi yang tepat dan dapat membuat pekerjaan menjadi efektif dan efisien di berbagai ruang yang berbeda, di mana pun ruang itu berada.

“Terakhir, dengan memahami gaya kerja yang paling umum di kalangan karyawan, perusahaan selanjutnya dapat merancang pengalaman yang lebih baik di seluruh ruang sehingga meningkatkan keterlibatan dan inovasi dengan menghilangkan friksi untuk menciptakan transisi yang mulus dari kantor di rumah (home office) seluruh ruangan di kantor, atau ruang di antara rumah dan kantor,” paparnya.

Pendekatan yang berfokus pada manusia ini adalah sebuah pergeseran radikal dari menentukan kebutuhan berdasarkan ruang. Dengan demikian, cara terbaik untuk menyusun strategi untuk masa depan dunia kerja adalah memahami orang-orang yang melakukannya.

Poly telah mempelajari evolusi gaya kerja selama hampir satu dekade, dan telah mengidentifikasi enam gaya kerja berbeda atau sering disebut sebagai persona – yang saat ini berjalan di 97% perusahaan, dengan masing-masing persona memiliki sifat karakter yang berbeda. Dengan mengidentifikasi atribut, kesulitan, dan preferensi komunikasi yang terkait dengan setiap persona, perusahaan-perusahaan memiliki perlengkapan yang lebih baik untuk menyesuaikan gaya kerja dan perilaku karyawan dengan perangkat dan teknologi mereka, sehingga produktivitas perusahaan akan meningkat.

IMG 20221028 064409

Hee Bun menambahkan, “Perusahaan-perusahaan semakin serius menerapkan strategi hybrid jangka panjang mereka, yang juga mencakup rencana untuk merombak ruang kantor agar lebih sesuai dengan tujuan baru, menjadikan kantor sebagai pusat budaya perusahaan,”

“Perencanaan untuk kembali ke kantor lebih terkait dengan merancang pengalaman untuk dunia kerja hibrida baru yang akan mendorong orang-orang ke kantor untuk membangun koneksi, sekaligus memaksimalkan pengalaman bagi mereka yang berada di kantor dan yang bekerja secara remote.” ujarnya.

Sementara itu, Samir Sayed, Managing Director Poly untuk ASEAN dan Korea, menjelaskan bahwa agar perusahaan bisa sukses di dunia kerja baru ini, pertama-tama mereka harus memahami bagaimana para karyawan melakukan pekerjaan terbaiknya.

“Bagaimana mengatur ruang kerja agar para karyawan dapat memaksimalkan jam kerja mereka, dan selanjutnya, tempat terbaik untuk menginvestasikan uang adalah dalam teknologi yang memberikan pengalaman kerja yang mulus, fleksibel, dan merata,” ungkap Sayed.

Sebagai catatan, di tengah perubahan dramatis menuju gaya kerja remote, dari sebelum pandemi sampai 2022, telah terjadi peningkatan sebesar 25% dalam jumlah karyawan yang mengadopsi gaya dan preferensi kerja secara remote.

Kemampuan untuk terkoneksi mendorong untuk kembali ke kantor. Meskipun ada banyak hambatan yang menghalangi untuk kembali ke kantor, kemampuan untuk terkoneksi satu sama lain tetap menjadi elemen kunci yang orang untuk kembali ke kantor.

Tags: , , , ,


COMMENTS