Mobitekno – Nvidia ingin membagikan pengetahuannya tentang kecerdasan buatan (AI) kepada setidaknya 20 ribu universitas di Indonesia selama lima tahun mendatang. Produsen chip GPU ternama ini diketahui memang aktif mengembangkan open platform AI untuk mendukung berbagai industri, termasuk otomotif dalam mempercepat produksi kendaraan otonom (autonomous vehicles).
Bersama Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi), Nvidia akan mengembangkan kurikulum AI baru dan menyediakan sistem DGX A100 untuk mendukung pendidikan AI di Indonesia. Program ini juga akan dilakukan Nvidia ke beberapa negara Asia lainnya. Inisiatif lima tahun ini bertujuan untuk mengembangkan keahlian talenta lokal di bidang AI sebagai bagian dari program transformasi digital di tanah air yang semakin gencar dilaksanakan.
Selain pengembangan kurikulum AI, Nvidia juga akan meggelar workshop penelitian, berbagai aktivitas pengembangan dan dukungan ekosistem startup AI.
“Ini merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk membagikan pengalaman dan juga mendiskusikan mengenai kecerdasan buatan pada perguruan tinggi di Tanah Air,” ujar Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie, dalam sambutannya pada penandatanganan kerja sama secara virtual di Jakarta (26/1/2022).
Prof. Nizam, selaku Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbud Ristek juga menabahkan bahwa kerja sama ini sangat penting bagi pengembangan talenta digital di Indonesai. Potensinya sangat besar, setidaknya ada lebih dari 800 ribu mahasiswa pada program studi yang berkaitan dengan data sains, TI, dan lainnya.
Sales dan Marketing Vice President NVIDIA Asia Pasific, Raymond Teh mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya untuk membawa kecerdasan buatan tersebut pada generasi muda, akademisi maupun peneliti di seluruh dunia. Indonesia sendiri diprediksi membutuhkan sekitar 90 juta tenaga kerja profesional TI pada tahun 2035.
“AI mengubah industri di seluruh dunia, menciptakan kebutuhan mendesak akan pendidikan yang mempersiapkan negara dan warganya untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi AI,” ujar wakil presiden inisiatif AI global Nvidia, Keith Strier.
Kemendikbudristek awal bulan ini telah meluncurkan Dikti AI Center untuk memfasilitasi pendidikan, pelatihan, dan penelitian. Fasilitas ini dilengkapi sistem NVIDIA DGX A100 yang diperkuat GPU Tensor Core A100. Awalnya, AI Center akan menyediakan kemampuan komputasi 25 PFLOPS (PetaFLOPS), yang dapat memberi daya pada berbagai beban kerja (workload) AI dan data science.
Seperti diektahui, Meta (Facebook) belum lama ini juga akan membangun superkomputer AI, disebut AI Research SuperCulster (RSC) yang diperkuat dengan 760 sistem Nvidia DGX A100 (6.080 GPU. Ini menjadi salah satu indikasi pentingnya peranan AI bagi perkembangan digital di masa mendatang.
Tags: AI, Artificial Intelligence, GPU Tensor Core A100, Kecerdasan Buatan, Kemendikbudristek, NVIDIA, NVIDIA DGX A100