October 7, 2022

Bos Telegram Ajak Hapus WhatsApp. Anggap Messenger Paling Populer Tersebut Sudah Jadi Surveillance Tool

Penulis: Iwan RS
Bos Telegram Ajak Hapus WhatsApp. Anggap Messenger Paling Populer Tersebut Sudah Jadi Surveillance Tool  

Mobitekno – Aspek penting yang harus diperhatikan setiap orang di era digital dan dan serba terkoneksi saat ini adalah keamanan data pribadi atau privasi data. Pengguna wajib menjaga berbagai data pribadinya yang dihasilkan dari beragam aplikasi di ponsel.

Salah satu aplikasi kerap disorot terkait privasi datanya adalah WhatsApp. Sebagai instant messenger paling populer di dunia, masalah keamanan kerap menghampiri pengguna WhatsApp.

Hal tersebut juga diungkap oleh pendiri Telegram, Pavel Durov dalam sebuah pesan yang diunggahnya belum lama ini. Durov mengatakan bahwa hacker atau peretas dapat memiliki akses penuh ke ponsel yang terpasang dengan WhatsApp, cukup dengan mengirimkan video berbahaya atau memulai panggilan video ke ponsel yang ditargetkannya via WhatsApp.

Durov yang juga mendirikan platform media sosial mirip Facebook, yakni VKontakte (VK) pada 2006 lalu mencatat bahwa berbagai kerentanan di WhtasApp sebenarnya bukanlah hal baru bagi messenger yang jumlah pengguna aktif bulanannya (MAU) sudah mencapai lebih dari 2 miliar.

Masalah keamanan ditemukan hampir setiap tahun, bahkan sejak 2017 berlanjut di tahun 2018, lalu terjadi lagi di tahun 2019 dan 2020. Pada tahun 2018, WhatsApp mengonfirmasi adanya bug yang memungkinkan hacker mengambil alih kontrol aplikasi dari pengguna saat menjawab panggilan video yang masuk.

Masalah keamanan masih terjadi hingga 2020 saat WhatsApp mengungkapkan adanya enam kerentan yang memungkinkan hacker memasukkan kode berbahaya melalui gambar, URL, dan panggilan video.

Menurut Durov, meski celah keamanan atau kerentanan telah diidentifikasi dan diatasi, Ia tidak yakin WhatsApp akan terbebas dari masalah keamanan data di masa depan.

Messenger 02

Menurutnya, pihaknya selalu mempelajari adanya masalah baru pada WhatsApp yang mengancam privasi data pengguna di ponsel. Ini berarti kerentanan baru hampir pasti sudah ada dalam sistem. Masalah seperti ini bukan kejadian acak. Menurut Durov kerentanan akan selalu ada terpasang di backdoor. Ketika suaatu backdoor disingkirkan, backdoor lainnya akan muncul.

Durov menekankan bahwa siapa saja yang memasang apliklasi WhatsApp di ponselnya memilki risiko keamanan data atau diakses datanya oleh hacker. Durov bahkan menyatakan telah menghapus WhatsApp dari perangkat miliknya sejak bertahun-tahun lalu.

Meski menyarankan untuk menghapus WhatsApp, Durov juga tidak lantas mengajak pengguna ponsel untuk hijrah ke Telegram mengingat pesaing WhatsApp tersebut juga sudah populer dengan pengguna aktif (MAU) lebih dari 700 juta.

“Anda dapat menggunakan messenger apa pun yang Anda suka, tetapi jauhi WhatsApp. Aplikasi tersebut sudah menjadi surveillance tool selama 13 tahun,” tegas Durov.

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS