Mobitekno – Perusahaan teknologi raksasa sangat berkepentingan di industri AR (augmented reality) dan VR (virtual reality). Selain Meta, Microsoft, dan Apple, ambisi besar juga ditunjukkan Google dari strategi akusisinya selama ini.
Perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California, AS telah mengakuisisi Raxium, startup yang berkecimpung di teknologi microLED display untuk perangkat wearable, seperti headset AR dan VR.
Rick Osterloh, Wakil Presiden Senior, Perangkat dan Layanan Google menyatakan dalam blog tetang pentingnya peranan tim teknis Raxium di bidang AR/VR yang saat ini jadi salah satu fokus Google di area produk harfware.
Akuisisi terbaru Raxium juga menjadi sinyal Google yang masih konsisten dalam mengembangkan inovasi di segmen mixed reality (realita campuran). Meski biaya akuisisi belum diungkap secara resmi, menurut laporan The Information Google harus merogoh duit hingga sekitar US$ 1 miliar.
Raxium bukan perusahaan AR pertama yang dibeli oleh Google untuk mewujudkan ambisinya. Sebelumnya, perusahaan kacamata pintar (smart glass) asal Kanada yang berfokus pada interaksi antara komputer dan manusia juga diakuisisi pada 2020 lalu. Google juga terus memperkuat timnya untuk mengembangkan sistem operasi dan software AR.
Seperti teknologi OLED, panel microLED juga tidak menggunakan lampu latar, melainkan setiap pikselnya memancarkan cahayanya sendiri. Bedanya dengan OLED terletak pada material panel microLED yang diklaim lebih cerah, lebih hemat energi, dan masa pakai lebih lama.
Panel microLED untuk tampilan kacamata pinter tidaklah mudah. Raxium menarik perhatian Google karena memungkinkan panel display yang lebih ringan dan murah untuk perangkat AR.
Apabila panel SAMOLED konvensional di smartphone berukuran sekitar 50 µm per piksel, Raxium mengatakan bahwa panel display mikronya hanya berukuran 3,5 µm per piksel. Mereka bahkan mengklaim telah memiliki teknologi panel yang 5x lebih efisien dari teknlogi yang ada sebelumnya.
Tags: AR, Google, Kacamata Pintar, Micro LED, Raxium, Smart Glass, VR