Mobitekno – Solusi ini guna mendukung banyaknya perusahaan yang melakukan percepatan transformasi digital, terutama selama pandemi Covid-10 berlangsung. Percepatan ini turut menimbulkan banyaknya data di Edge dan hal tersebut bisa menimbulkan ancaman-ancaman baru. Selain itu, kehadiran solusi yang aman dari Aruba ini juga mendukung metode bekerja banyak orang yang kini melalui sistem Work from anywhre atau kondisi hybrid workplace melalui perangkat BYOD. Ini juga membuat banyak orang harus mempelajari tingkat keamanannya agar data pekerjaan mereka tetap aman.
“Di tahun 2020 hingga 2021 ini ada banyak perubahan tentang cara orang dan organisasi bekerja. Perubahan ini tentunya bisa menimbulkan peluang, tantangan, dan inovasi baru. Hal ini bisa ditimbulkan dari kebiasaan orang yang kini bisa bekerja dari mana saja dengan konsep BYOD. Bahkan, menurut laporan Gartner 2020, 82 persen perusahaan meberapkan sistem pekrjaan hybrid,” ujar Justin Chiah, Senior Director SEATH, Aruba, 14/4/2021.
Justin juga menambahkan, ketika banyak perusahaan menghadapi tantangan akibat pandemi COVID-19 dan “bekerja dari mana saja” menjadi sebuah kenormalan baru, sehingga pengadopsian layanan yang di-hosting di cloud akan semakin cepat. Pergeseran ini membuat transformasi data center konvensional dan jaringan yang MPLS (Multiprotocol Label Switching)-centric dan berbasis VPN ke arsitektur SASE yang cloud-native, menjadi semakin mendesak. Arsitektur SASE (cloud, secure access service edge) akan membuat layanan jaringan semakin aman dan lebih dinamis, sekaligus memberikan perlindungan data secara komprehensif.
Inilah yang dimanfaatkan Aruba melalui solusi terintegrasi dalam Aruba ESP (Edge Service Platform). Peningkatan baru diterapkan Aruba dalam solusi ini. Dengan berbagai peningkatan dalam Aruba ESP perusahaan-perusahaan dapat mempercepat perjalanan transformasi digital mereka dari edge hingga cloud. Peningkatan ini ada di segmen Zero-Trust malalui ClearPass Policy manager. Integrasi ClearPass Policy Manager dengan platform edge untuk SD-WAN Aruba EdgeConnect membuat aplikasi semakin pintar karena adanya penambahan informasi mengenai identitas pengguna, perangkat IoT, berbagai role yang ada, dan postur keamanan untuk membentuk basis SASE WAN edge.
Pada saat yang sama, transformasi digital juga menyebabkan jumlah perangkat-perangkat IoT yang terhubung ke jaringan meningkat secara signifikan. Hal ini menimbulkan tantangan baru yang tidak bisa diselesaikan oleh keamanan yang berbasis di cloud saja. Karena perangkat IoT bersifat agentless, departemen IT tidak bisa menginstal security client atau mengarahkan traffic perangkat ke layanan keamanan cloud; sehingga keamanan Zero Trust harus diterapkan di titik edge WAN (wide area network).
Untuk memahami potensi cloud dan transformasi digital, perusahaan membutuhkan edge di WAN untuk menggabungkan antara keamanan di on premise dan di cloud. Dengan demikian, SASE dapat melindungi pengguna yang terhubung ke SaaS dan platform public cloud, sekaligus melindungi perangkat IoT yang membutuhkan keamanan berbasis identitas dari Zero Trust. Melalui pengintegrasian yang diumumkan hari ini, para pelanggan enterprise akan mampu menerapkan kebijakan keamanan berbasis identitas hingga ke bagian terkecil (granular-level) dari edge hingga cloud untuk menghubungkan dan melindungi pengguna serta perangkat mereka.
Aruba juga menjelaskan, ketika perusahaan-perusahaan beralih ke arsitektur Zero Trust dan SASE, mereka akan mempertimbangkan untuk memilih layanan keamanan cloud dari multivendor. Survei terbaru dari perusahaan keamanan Ponemon Institute memperkuat fakta itu. Mereka mendapati bahwa lebih dari 70% responden akan memilih solusi keamanan cloud yang terbaik di kelasnya atau ‘best-of-breed’ ketimbang pendekatan all-in-one, agar dapat menikmati infrastruktur Zero Trust dan SASE yang komprehensif.
Tags: Aruba, Aruba ESP, Aruba Zero Trust