Mobitekno – Pihak pengembang aplikasi Muslim Pro membantah laporan investigasi Motherboard yang menyatakan bahwa mereka telah menjual data pribadi pengguna melalui mitranya hingga akhirnya berujung ke pihak Militer Amerika Serikat (AS).
Muslim Pro adalah aplikasi (mobile app) populer umat muslim yang telah di-download 50 juta kali di Android Play Store atau 98 juta kali dari berbagai platfom oleh pengguna dari 216 negara. Aplikasi ini dari menyediakan beragam fitur, seperti pengatur waktu salat, pengingat adzan, arah kiblat, serta Al-Qur’an dengan terjemahan.
Merespons laporan investigasi tersebut, pihak Muslim Pro menyatakan pihaknya membantah dengan sengaja menjual daya pengguna ke pihak Militer AS. Mereka menegaskan komitmennya dalam perlindungan dan pengamanan privasi data para penggunanya di seluruh dunia.
Sebagai argumennya, mereka menyebut telah menerapkan pengaturan dengan standar keamanan industri saat ini dalam perlindungan pengguna dan telah memilih partner teknologi yang dapat menjaga dan mengamankan data pada infrastruktur cloud mereka.
Media reports are circulating that Muslim Pro has been selling personal data of its users to the US Military. This is INCORRECT and UNTRUE. Muslim Pro is committed to protecting and securing our users’ privacy. This is a matter we take very seriously. #MuslimPro pic.twitter.com/2Lu0Zgvso1
— Muslim Pro App (@MuslimPro) November 17, 2020
“Selama ini kami juga telah bersikap terbuka dan transparan mengenai informasi pribadi yang kami kumpulkan, simpan, dan proses. Ini kami lakukan karena rasa percaya jutaan umat dan pengguna Muslim Pro setiap hari adalah segalanya bagi kami,” tegas pihak Muslim Pro.
Ditambahkan oleh mereka, setiap fitur yang ada pada aplikasi Muslim Pro juga bisa diakses tanpa harus mendaftar (sign-up) atau melakukan login sehingga pengguna yang ragu-ragu akan privasi atau anonimitas datanya bisa merasa aman tetap menggunakan aplikasi Muslim Pro.
Namun, pihak aplikasi Muslim Pro juga mengakui memang membagikan data anonim dengan mitra teknologi terpilih mereka. Namun, mereka berdalih partner teknologi mereka diwajibkan untuk mematuhi hukum dan peraturan global seputar perlindungan privasi data.
“Dalam usaha mempersembahkan pelayanan yang lebih baik terhadap para pengguna dan membantu bisnis mengembangkan produk serta jasa mereka, kami berbagi data anonim dengan partner teknologi terpilih yang diwajibkan untuk mematuhi hukum dan peraturan global seputar perllndungan privasi data,” ungkap aplikasi Muslim Pro.
Terkait laporan investigasi Motherboard, pihak Muslim Pro juga telah melakukan investigasi internal dan me-review kebijakan pengelolaan data untuk memastikan seluruh data pengguna sudah sesuai dengan aturan yang ada.
Bahkan pihak Muslim Pro juga telah memutuskan hubungan kerja sama dengan mitra mereka (data partnernya), seperti X-Mode untuk lebih memembuat rasa aman bagi seluruh penggunanya.
Tags: aplikasi Al-Qur’an, aplikasi Quran, aplikasi untuk muslim, data lokasi pengguna, Data Pengguna, militer Amerika Serikat, Muslim Pro, privasi data