Mobitekno – Kota cerdas atau smart city punya makna yang luas, terlebih jika dipandang dalam berbagai perspektif. Smart city bukan hanya dimaknai sebagai kota yang sudah mengintegrasikan teknologi informasi (TI) dan komunikasi dalam pengelolaan dan operasional berbagai sektor (transportasi, layanan publik, energi, dan lain-lain). Namun, juga bagaimana semua pihak di dalamnya, termasuk warga dapat mengakses dan memanfaatkan informasi untuk berbagai aktivitas dan kebutuhannya.
Bagi Dassault Systèmes yang selama ini dikenal sebagai penyedia solusi 3D design, 3D digital mock-up, dan lifecycle management software, penerapan Smart City wajib memperhitungkan risiko bencana di suatu kota, khususnya aspek mitigasi bencana. Upaya pengurangan risiko bencana, baik melalui perencanaan pembangunan fisik, kesadaran, dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana menjadi poin krusial dalam meminimalkan korban.
Dengan sistem mitigasi bencana yang baik, selain meminimalkan korban, harapannya juga membuat warga atau masyarakat kota bisa hidup dan bekerja dengan perasaan aman dan tenang.
Menurut Adi Aviantoro, Country Business Leader, Indonesia Dassault Systèmes, Asia Pacific, “Tujuan dari penerapan konsep smart city adalah agar warga kota bisa mendapatkan informasi apa pun, termasuk soal mitigasi bencana.”
“Di negara lain yang tidak berada dalam daerah Cincin Api Pasifik, informasi tentang mitigasi bencana mungkin hanya sebagian kecil yang dimasukkan ke dalam perencanaan smart city. Tapi di Indonesia, sebaiknya juga (perlu) menyertakan informasi tentang bencana-bencana lokal,” tambah Adi di Jakarta (23/1/2019).
Ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan oleh para pejabat (negara, provinsi, kabupaten) dalam menghadapi risiko bencana di Indonesia, yakni langkah pra-bencana, evakuasi, dan pasca-bencana.
Wilayah Indonesia dengan kondisi alamnya yang beragam dari satu kota ke kota lainnya tentu membutuhkan perencanaan mitigasi bencana yang berbeda satu dengan lainnya. Yang pasti sama adalah selalu ada risiko bencana. Dassault Systèmes menawarkan solusi mitigasi bencana dalam simulasi 3DEXPERIENCECity yang didukung platform 3DExperience.
Aplikasi 3D dari Dassault Systèmes ini dapat mensimulasikan bencana yang mungkin terjadi di sebuah kota berdasarkan input berbagai jenis data (historis, warga, kondisi geografis, geologis, dan lain-lain) yang dikumpulkan. Nantinya, warga kota juga dapat mengakses informasi ini via Internet agar dapat lebih siap dalam menghadapi bencana jika terjadi nantinya.
Setiap kota-kota besar di Indonesia perlu mitigasi bencana yang berbeda sesuai kondisi daerahnya. Misalnya ibukota Jakarta yang dekat dengan laut akan berpotensi mengalami bencana, seperti banjir dan laut pasang.
Negara terdekat yang sudah menerapkan solusi mitigasi bencana Dassault Systèmes sebagai bagian integral dari smart city adalah Singapura. Negara yang bernama sama dengan kotanya tersebut menitikberatkan mitigasi bencana kebakaran dan ledakan. Wajar, mengingat banyaknya gedung-gedung bertingkat di sana.
Pentingnya mitigasi bencana makin dirasakan penting bagi semua pihak karena selalu terjadi setiap tahun. Masih segar diingatan dua bencana yang terjadi berdekatan tahun lalu, yakni gempa bumi di Palu dan tsunami di Banten dan Lampung.
Manfaat platform Dassault Systèmes 3DExperience sebagai pendukung mitigasi bencana sejauh ini sudah disadari pemerintah kota, terutama yang daerahnya rawan bencana. Adi menyebutkan pemerintah kota Padang Pariaman, misalnya sudah menjalin kerja sama (MoU) dengan Dassault Systèmes untuk membangun kotanya menjadi smart city, termasuk dalam aspek mitigasi bencana.
Pemkot Kupang juga menunjukkan ketertarikannya terhadap platform 3DExperience dan mengundang pihak Dassault Systèmes untuk membahas bagaimana membuat simulasi mitigasi bencana yang rawan terjadi di daerahnya, seperti gempa dan tsunami.
Selain ketertarikan pemerintah daerah Lampung dalam pengelolaan daerah pesisir, Dassault Systèmes juga melihat solusi mereka juga dapat mengatasi masalah pengelolaan shelter dan logistik saat bencana Gunung Sinabung di Sumatera Utara.
Menariknya, pemerintah daerah Kalimantan Barat yang tergolong daerah risiko bencananya alamnya rendah juga berminat dengan platform 3DExperience tersebut. Ini berkaitan dengan kebutuhan untuk pengelolaan lima ribu desanya yang dihuni populasinya dengan keragaman etnis dan agama. Menurut Adi, pihak pemda ingin mengetahui apa saja potensi konflik yang yang dapat disimulasikan platform 3DExperience. Dengan demikian dapat dicari apa langkah-langkah mitigasi yang harus diambil oleh mereka.
Tags: 3DExperience, 3DEXPERIENCECity, Dassault Systemes, Mitigasi Bencana, Smart City