Mobitekno – Kemajuan teknologi digital dan komunikasi (Internet) semakin dirasakan dampaknya dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satu contohnya adalah bidang transporasi dan retail yang mengalami efek disrupsi dengan munculnya layanan ride sharing dan e-commerce.
Selain kedua sektor tersebut, sektor lainnya juga disebut tinggal menunggu giliran terkena dampak kemajuan teknologi, salah satunya adalah bidang pendidikan.
Hal inilah yang disampaikan oleh Abdy Taminsyah selaku Founder dan CEO Moonsoon SIM saat memperkenalkan inovasi platform e-learning terbarunya dengan nama sama (MonsoonSIM) belum lama ini di Jakarta (22/3/2018).
Berawal dari Monsoon Academy dengan sebagai mitra authorized pelatihan SAP, platform experiental learning MonnsoonSIM (Monsoon Simulation) yang dgunakan telah sukses membantu ribuan peserta dalam meningkatkan kemampuan (skill) mereka dalam bisnis dan sistem ERP (Enterprise Resource Planning).
Anak di generasi saat ini belum tentu cocok dengan metode pengajaran di generasi sebelumnya. Itulah sebabnya, Abdy menyatakan bahwa metode pengajaran kreatif dan baru harus selalu dihadirkan dari waktu ke waktu.
Adapun tren utama dalam bidang pengajaran diketahui mengarah pada tiga hal, yakni unsur ‘Gamification’, ‘Collaborative Learning’, dan ‘Learn Anywhere’.
MoonsoonSIM yang diperkenalkan ke medai hari ini disebut sebagai platform pembelajaran bisnis yang menyertakan pengalaman langsung (immersive experiential learning model) bagi pelajar yang didukung oleh robot-robot yang bisa dijadikan mitra atau lawan dalam melakukan simulasi bisnis perusahaan.
Robot yang disebutkan disini bukanlah pengertian robot fisik, melainkan sistem bot yang terintegrasi dengan platform pembelajaran MoonsoonSIM. menurut Abdy, MoonsoonSIM saat ini telah tersedia lima robot dengan keahlian masing-masing.
Lima robot itu antara lain, Jonbot (ahli di bidang produksi dan layanan pelanggan), Oxibot (ahli di semua aspek bisnis), Anibot (juga berkemampuan di bisnis), Linbot (ahli di bidang produksi), dan Polbot (ahli di bidang manajemen manusia).
Saat ini, MonsoonSIM sudah memiliki 350 konsep bisnis yang merupakan bagian dari 12 departemen bisnis. Keduabelas bisnis ini antara lain finance, purchasing, retail, marketing, forecast, warehouse & logistic, B2B, production, MRP (Material Requirement Planning), maintenance, human resource, dan customer service.
Ini dari metode pembelajaran MonsoonSIMini adalah memberikan experience yang lebih nyata bagi peserta agar mereka dapat memahami bagaiana menjalankan roda bisnis di suatu perusahaan, misalnya menganalisis pasar, melakukan transaksi virtual, dan memaksimalkan keuntungan.
MonsoonSIM sudah digunakan oleh 42 institusi pendidikan yang tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Mengingat metode pengajaran MonsoonSIM ini dapat diterapkan untuk pendidikan SD hingga S3, bahkan juga untuk karyawan hingga pimipinan perusahaan, Abdy berharap dapat pemerintah pun juga mendukung sosialisasiny di dunia pendidikan.
Meski lebih banyak digunakan di lingkungan univesitas, MonsoonSIM juga sudah mulai diadopsi oleh sekolah tingkat SMA. Salah satunya yang diumumkan saat ini adalah SMA Bukit Sion Jakarta.
Mengingat adopsi platform MonsoonSIM sudah berskala regional (Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Australia, Hong Kong), Abdy menyatakan para peserta yang lolos di kompetisi nasional (lomba simulasi bisnis) nantinya juga dapat disponsori untuk mengikuti lomba grand finalnya di Bangkok.
Seperti diketahui, kompetisi tingkat nasional sendiri diselenggarakan di Kampus Podomoro University dengan peserta sebanyak 24 tim dari 12 universitas di Indonesia.
Tags: Metode Experiential Learning, Monsoon Simulation, MonsoonSIM, Pendidikan, SAP ERP