Mobitekno – Raksasa teknologi AS, Apple, akhirnya secara resmi membuka akademi pertamanya untuk para developer di di Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten. Langkah Apple ini merupakan kompromi Apple untuk mematuhi regulasi TKDN yang diberlakukan pemerintah Indonesia agar jualan iPhone-nya di tanah Air bisa melenggang secara resmi.
Regulasi TKDN pada intinya mewajibkan adanya kandungan lokal (local content) 30 persen untuk semua perangkat/gadget 4G aga dapat dijual di Indonesia. Kandungan lokal yang dimaksudkan di sini merupakan perhitungan yang berbasiskan pada kontribusi manufaktur (manufacturing) dan pengembangan software dan inovasi.
Indonesia patut bangga karena Akademi ini (Apple Developer Academy) adalah yang pertama di Asia dan ketiga di dunia. Dua akademi lainnya berlokasi di Italia dan Brazil.
Apple tidak berhenti sampai di sini karena dua akademi lagi akan dibuka lagi di Indonesia. Satu di wilayah Jawa dan satu lagi di luar Pulau Jawa.
Untuk membangun fasilitas inkubator untuk pengembangan/inovasi aplikasi Apple di lahan seluas luas 1500 m2 ini, Apple dikabarkan menyiapkan dana investasi sekitar US$ 44 juta.
Sebagai langkah awal, Apple Developer Academy Indonesia sudah menerima 75 orang siswa yang merupakan hasil kemitraannya dengan Universitas Bina Nusantara (Binus).
Airlangga Hartato, Menteri Perindustrian, dalam rilisnya mengapresiasi langkah Apple dan PT Apple Indonesia yang berhasil mewujudkan komitmennya membangun pusat inovasi di Tanah Air.
Berbeda dari kebanyakan pabrikan smartphone yang memilih investasi kandungan komonen hardware yang diproduksi lokal untuk memenuhi aturan TKDN (No. 29/M-IND/PER/7/2017), Apple lebih memilih mengucurkan dana segarnya untuk pengembangan inovasi di Indonesia.
“Sebelumnya, banyak yang beranggapan aturan TKDN hanya berfokus pada hardware. Namun, hal ini juga terkait dengan inovasi,” ujar Airlangga di hadapan awak media.
Discussions about a plan by Apple to invest in the construction of a research and development (R&D) center in Indonesia began circulating in local media in August 2017. However, the tech giant decided to build an innovation center, instead of an R&D center for hardware and software.
Instruktur Apple yang datang dari berbagai regional ini (Brazil, Italia, bahkan kantor pusat Apple di AS) akan membagikan ilmunya ke 75 siswa Binus dalam bahasa , seprti Objective-C dan Swift. Swift adalah bahasa pemrograman Apple yang digunakan dalam membuat aplikasi untuk perangkat iOS, Apple TV, dan juga Apple Watch.
Lisa Jackson, VP of Environment, Policy & Social Initiatives Apple, menyatakan kegembiraaannya membuka Apple Developer Academy di Indonesiauntuk mendukung developer generasi mendatang meningkatkan ekmampuannya mengembangkan aplikasi iOS dan bergabung dalam ekonomi aplikasi yang berkembang cepat tersebut.
Selam dua tahun ini, komunitas developer iOS di Tana Air mengalami pertumbuhan higga di atas 50 persen. Tidak mengherankan karena menurut Apple sepanjang 2017 lalu, total para developer iOS di seluruh dunia berhasil meraup pendapatan hingga US$ 26,5 miliar. Sangat menjanjikan!
Tags: aplikasi iOS, Apple Developer Academy. developer, Brazil, Indonesia, iPhone, Italia, pengembang, TKDN