Mobitekno – Hadirnya chipset ReefShark Baru dari Nokia ini diharapkan dapat mendukung kemudahan penggunaan jaringan 5G yang sudah disiapkan banyak operator. Chipset ini dibuat dengan teknologi silikon sehingga dapat mengurangi ukuran, biaya dan konsumsi daya jaringan operator, serta dapat memenuhi persyaratan besar dari komputasi dan radio 5G.
Dengan teknologi yang ada di dalamnya, ReefShark juga dapt mengurangi separuh dari jangkauan antena massive MIMO sehingga konsumsi daya di unit baseband dapat berkurang hingga 64 persen dibandingkan dengan unit yang digunakan pada saat ini.
Bahkan, jaringan 5G yang juga mendukung AI bisa terbantu dengan chipset ini. Dengan teknologi yang dimiliki Nokia serta ditambah antarmuka umum dan toolkitnya, memungkinkan para penyedia layanan enerapkan aplikasi pembelajaran mesin / machine learning pada jaringan mereka.
Untuk komputasi, ReefShark dapat disandingkan dengan baseband Nokia AirScale. Dengan ditambahkannya chipset ini, AirScale dapat ditingkatkan fungsinya menjadi 5G secara software. ReefShark yang tersedia dalam bentuk modul plug-in ini bahkan bisa meningkatkan throughput tiga kali lipat, dari 28 Gbps menjadi 84 Gbps per modul.
“Dengan ReefShark, Nokia menciptakan keunggulan kompetitif yang jelas. Kombinasi kekuatan, kecerdasan dan efisiensi menjadikannya ideal untuk berada di jantung jaringan 5G yang akan datang dengan cepat,” ujar Henri Tervonen, CTO, Nokia Mobile Networks dan head R&D Foundation.
Untuk saat ini, chipset ReefShark terdiri dari:
- ReefShark Digital Front End untuk LTE dan sistem radio 5G yang mendukung massive MIMO
- ReefShark RFIC front-end module dan transceiver: solusi massive MIMO Adaptive Antenna
- Prosesor Baseband ReefShark: Semua ada dalam desain komputasi berat, mampu mendukung persyaratan skala besar 5G. Ini adalah kekuatan otak dari pemrosesan baseband.
Dengan teknolofi silikon, chipset ini dikembangkan di Finlandia (Oulu, Espoo, Tampere) dan California, Amerika Serikat (Sunnyvale).
Tags: Chipset Reefshark, Nokia 5G, Nokia Reefshark
