MOBITEKNO – Salah satu aksesori menarik yang diampilkan Samsung saat peluncuran Galaxy S8 dan S8+ di New York City adalah DeX (Desktop Experience) station. Aksesori ini berfungi sebagai docking station agar Galaxy S8/S8+ bisa difungsikan layaknya sebuah PC desktop.
Samsung DeX station mengingatkan kita akan solusi sejenis dari Microsoft untuk smartphone Windows 10 Phone, yakni Display Dock Windows Continuum. Perbedaan utamanya, solusi Windows Continuum hanya untuk segelintir pengguna smartphone Windows 10 Phone, sedangkan DeX membuka jalan bagi puluhan juta calon pengguna Galaxy S8/S8+ agar bisa menjalankan aplikasi Android layaknya aplikasi Windows di PC desktop.
Ide untuk menjadikan sistem operasi (OS) smartphone agar bisa difungsikan seperti sistem Windows pada PC desktop bukan pertama kali ini saja diimplementasikan oleh Samsung atau Microsoft. Sebelumnya tercatat sudah ada beberapa solusi sejeinis dari pihak lainnya.
Bisa disebut di sini, Motorola dengan Webtop project dan smartphone Atrix, Canonical Ubuntu Edge, Kickstarter Andromium, Remix OS, serta beberapa solusi lainnya yang nyaris tidak terdengar. Solusi ini umumnya gagal atau kurang berkembang karena harus berjalan sendirian tanpa adanya suatu standar terbuka (open standard) yang bisa diterima dan didukung oleh industri.
Apakah Samsung akan sukses dengan solusi DeX station untuk menjadikan Galaxy S8/S8+ juga ideal sebagai alternatif PC desktop? Situasi, kondisi, dan timing sepertinya cukup mendukung Samsung untuk sukses. Terlebih setelah Andoid OS 7.0 Nougat atau versi selanjutnya juga sudah siap mendukung fitur multi-window dan multitasking.
Saat tepat juga dirasakan Motorola yang kini dimiliki Lenovo. Motorola kembali mencoba rintisannya dulu, tapi kali ini dengan smartphone Moto Z series yang difungsikan seperti PC desktop melalui aksesori Moto Mods bernama OneCompute. Aksesori ini sempat ditampilkan di ajang Lenovo Tech World pada Juni tahun lalu. Kapan persisnya Moto Mods OneCompute akan dipasarkan belum diketahui pasti.
Seperti Microsoft Continuum dengan Display Dock, Samsung DeX memungkinkan pengguna untuk menghubungkan smartphones dengan monitor LED desktop, keyboard, dan mouse agar bisa melakukan beragam aktivitas produktif yang sukar dilakukan dengan smartphone.
Pengguna bisa mengakses dan menjalankan berbagai aplikasi Android, mengedit dokumen, berselancar dengan browser, menonton video, hingga chating dan ber-social media yang semuanya diproses (dijalankan) dalam smartphone. Bisa dikatakan di sini, smartphone berfungsi sebagai pengganti desktop CPU untuk melakuka berbagai proses komputasi.
Menurut Samsung, DeX dirancang khusus agar menampilkan interface/UI Android yang optimla untuk pemakaian dengan keyboard dan mouse. Samsung bahkan mengajak Microsoft dan Adobe untuk menyediakan aplikasi produktifnya, sepeti mobile app MS Office, Acrobat Reader, dan Lightroom Mobile agar berjalan optimal di layar besar yang dikontrol melalui keyboard dan mouse.
Samsung DeX station juga punya keunggulan lainnya dengan adanya fasilitas remote access untuk berbagai solusi virtual desktop. Di ataranya, seperti Citrix, VMware, dan Amazon Web Services, lengkap dengan sistem sekuriti Samsung Knox.
DeX station terhubung dengan monitor (mendukung format layar 4K) melalui port HDMI di sisi belakang. Selain dua port USB, satu port USB Type-C (untuk fast charging S8), dan satu port ethernet, DeX station juga bisa dihubungkan dengan keyboad dan mouse vikoneksi nirkabel (wireless) Bluetooth.
Samsung juga mengumumkan jika DeX station akan disertakan dalam paket standar Galaxy S8/S8+ untuk beberapa pasar tertentu. Apabila paket S8/S8+ dengan Dex station tidak tersedia untuk konsumen Indonesia, bersiap-siap untuk merogoh kantong sebesar US$150 (hampir Rp 2 juta) untuk membelinya secara terpisah.
Tags: Aksesori, Desktop Experience Station, DeX station, docking station, Galaxy S8, Microsoft Continuum, Samsung DeX station