MOBITEKNO – Indonesia merupakan pasar smartphone ketiga terbesar di Asia Pasifik. Sayangnya, tidak semua vendor smartphone punya keleluasaan atau rencana untuk menghadirkan semua lini produknya, utamanya jenis flaghsip, di pasar Tanah Air.
Vendor-vendor tersebut diantaranya, Xiaomi, OnePlus, Sony, HTC, Sharp, Huawei, Nubia, hingga Google dengan smartphone Pixel.
Kebanyakan konsumen yang mengikuti perkembangan industri smartphone di Indonesia tentu mengetahui bahwa salah satu penyebab fenomena kurang bervariasinya merek smartphone, khususnya di kelas high-end, adalah karena adanya aturan 30% TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) yang mulai diberlakukan pemerintah tahun ini.
Salah satu dampak aturan TKDN yang sangat dirasakan konsumen tahun ini adalah masih belum hadirnya smartphone resmi yang diperkuat dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 835 (SD835) di Indonesia.
Smartphone dengan prosesor Snapdragon 835 (SD835) sudah dirilis secara global sekitar empat bulan lalu. Misalnya, vendor Samsung (Galaxy S8) sejak Maret lalu, dan disusul Xiaomi (Mi 6) serta Sony (Xperia XZ Premium) pada bulan berikutnya.
Tidak hadirnya smartphone Samsung (Galaxy S8/S8+) dengan SD835 dapat dipahami mengingat strategi dual chipset untuk pasar berbeda yang dianut mereka selama ini. Konsekuensinya, konsumen di Indonesia hanya dapat membeli Galaxy S8 dengan chipset non-Snapdragon alias Exynos 8895.
Smartphone dari dua vendor lain, Xiaomi Mi 6 dan Sony Xperia XZ Premium yang sama-sama mengunakan SD835 juga belum diketahui pasti, jadwal kehadiran resminya di Indonesia.
Sejauh ini kita hanya dapat mereka-reka, smartphone dengan SD835 dari vendor manakah yang bakal hadir pertama kali di Indonesia. Salah satu kandidat terkuatnya adalah Xiaomi dengan Mi 6 dan Lenovo dengan Moto Z2/Z2 Force.
Mi 6 lebih berpeluang datang lebih dulu mengingat ambisi Xiaomi untuk lebih agresif di pasar Tanah Air. Salah satu negara tetangga yang sudah dipastikan akan kedatangan Xiaomi Mi 6 adalah Malaysia.
Selain Xiaomi dan Lenovo/Moto, masih ada dua vendor lain yang mungkin memasukkan smartphone dengan jeroan SD835 di Tanah Air. Keduanya adalah Nokia dengan samrtpone Nokia 8/9 dan LG dengan flagship V30. Bagi Nokia, 'comeback'-nya di Indonesia boleh jadi membutuhan persiapan yang lebih lama dan matang. Adapun LG, seperti tahun-tahun sebelumnya, cenderung 'kalem' di peta persaingan pasar smartphone Tanah Air.
Bagi konsumen yang tidak sabar menunggu, biasanya melakukan 'jalan pintas' dengan membeli produk berstatus 'BM'. Membeli smartphone 'BM' tentu membawa risiko tersendiri, seperti masalah purna jual. Namun, risiko ini tetap saja diambil konsumen daripada harus membeli smartphone high-end yang itu-itu saja (Samsung dan Apple).
Pembeli golongan ini memang tidak besar jumlahnya, tapi juga tidak bisa dibilang sedikit. Apakah Anda termasuk golongan pembeli seperti ini atau cukup puas dengan membeli smartphone high-end resmi yang pilihannnya terbatas (dari samsung atau Apple)? Ataukah Anda malahan menurunkan standar dengan membeli smartphone kelas menengah?
Tags: aturan TKDN, Indonesia, LG V30, Moto Z2, Nokia 8, Pasar Smartphone, Qualcomm Snapdragon 835, smartphone high-end, Xiaomi Mi 6