MOBITEKNO – Produsen smartphone asal Taiwan ini sempat mengalami masa ‘bulan madu’ di pasar Indonesia dengan produk smartphone, seperti Zenfone 5 series dan Zenfone 2 series.
Harga menarik (terjangkau), fitur lengkap, dan ‘dukungan kuat’ Intel dengan performa tinggi prosesor Intel Atom menjadi resep sukses Asus menggaet minat konsumen Indonesia sepanjang 2014-2015 lalu.
Pada masa-masa itu, saat gempuran smartphone Tiongkok belum segencar sekarang ini, smartphone Asus menjadi pilihan favorit (selain Xiaomi) karena menawarkan ‘value for money’ terbaik di rentang harga Rp 2-3 jutaan.
Sayangnya seperti roda yang berputar, masa indah tidak selamanya dialami Asus. Intel pun akhirnya memilih mundur dari dunia prosesor/chipset smartphone sehingga Asus pun harus beralih ke desainer chip lain, yaitu Qualcomm dengan chipset Snapdragon series.
Apa salah satu konsekuensi peralihan chipset ini? Terlepas dari dampaknya secara langsung, absennya ‘kontribusi’ Intel membuat harga smartphone Asus di segmen menengah menjadi ‘standar’ di pasaran. Ini artinya smartphone Asus penerusnya (Zenfone 3 series) tidak lagi ditawarkan dengan harga semenarik pendahulunya (Zenfone 5 dan Zenfone 2).
Kondisi pasar Tanah saat Zenfone 3 hadir juga kurang kondusif mengingat makin banyaknya kompetitor baru (Oppo, Vivo, Infinix, dan lain-lain) yang mengincar smartphone menengah. Meski demikian, mengigat potensi pasar Tanah Air yang masih potesial, Asus masih sangat percaya diri berkompetisi dengan lini smartphone Zenfone terbarunya, Zenfone 4 series.
Beranjak di tiga bulan terakhir 2017 ini, Asus mulai merilis Zenfone 4 series sebagai penerus Zenfone 3 series tahun lalu. Asus sudah menggulirkan empat varian Zenfone 4 series untuk berbagai jenis konsumen Tanah Air yang umumnya doyan memotret obyek atau selfie di Indonesia untuk dimuat di media sosial atau sekadar meng-capture moment.
Rangkaian Zenfone 4 series antara lain, Zenfone 4 Max Pro (Rp 2,9 juta), Zenfone 4 Max (Rp 2,3 juta), Zenfone 4 Selfie Pro (Rp 5 juta), dan Zenfone 4 Selfie (Rp 3,5 juta). Masih ada satu seri lagi, yaitu Zenfone Live (Rp 1,5 juta) yang dirilis bersamaan untuk segmen entry level.
Apabila dibandingkan dengan rangkaian Zenfone 4 series yang sudah dirilis selama ini, konsumen Indonesia masih belum kedatangan semua variannya. Sebut saja, seperti Zenfone 4 Pro (ZS551KL) dan Zenfone 4 (ZE554KL) yang masing-masing dibekali dengan fitur dan spesifikasi yang lebih mumpuni dari Zenfone 4 Selfie dan Max (pengecualian pada kamera selfie dan baterai).
Sebut saja, seperti Zenfone 4 Pro dengan chipset Snapdragon 835, RAM 6 GB, kamera ganda utama (rear) dengan kombinasi dual 12 MP (24 MP DuoPixel Technology, f/1.7, 25mm, OIS, 4-axis, PDAF & laser AF) dan 16 MP (50 mm), 2x optical zoom, kamera selfie 8 MP (f/1.9, 22mm, 1.4µm pixel size, PDAF, 1080p, HDR), dual speaker, dan Bluetooth 5.0 (A2DP, EDR, LE, aptX).
Pertanyaannya, mengapa Asus lebih memilih mendatangkan Zenfone 4 Selfie/Selfie Pro dan Zenfone 4 Max/Max Pro ketimbang memasukkan Zenfone 4 Pro (ZS551KL) dan Zenfone 4 (ZE554KL) yang notabene mengusung chipset yang lebih baik?
Untuk menjawabnya, kita harus mengaitkan dengan karakter konsumen di Tanah Air selama ini. Berbagai survei yang selama ini diungkap selalu mengerucut ke dua fitur smartphone yang selalu dicari oleh pengguna. Keduanya adalah kemampuan kamera dan daya tahan baterai.
Menyangkut fitur kamera, kamera depan (selfie) yang mumpuni masih lebih digemari ketimbang kamera utama. Latar belakangnya tentu terkait dengan konsumen Indonesia yang gsering foto selfie atau wefie untuk berbagi di layanan medsos.
Hal ini juga dipertegas Galip Fu, Marketing Manager Asus Indonesia, dalam suatu kesempatan di depan media. Menurutnya, “Lebih dari 62 persen orang Indonesia lebih memakai kamera depan smartphone ketimbang kamera utama dalam kurun waktu satu minggu. Jadi, kami pun merasa pasar (smartphone dengan fitur selfie) ini masih sangat besar.”
Ditambahkan oleh galip Fu, Asus beranggapan saat ini belum ada produk kompetitor yang mampu menawarkan dan memenuhi seluruh kebutuhan dari pengguna dalam hal kemampuan selfie (dari Zenfone 4 Selfie).
Meski kemampuan kamera selfie dari beberapa kompetitor memang baik, tapi belum didukung fitur yang lengkap. Seperi diketahui, fitur kamera pada Zenfone 4 Selfie Pro/Selfie antara lain 24 MP DuoPixel mode selfie, face-tracking, HDR, Selfie Panorama, Beauty Live, Portrait mode (untuk efek bokeh), group selfie (wide-angle camera), dan dukungan video 4K (depan dan belakang).
Bagi sebagian pengguna yang lebih mengutamakan fitur kamera utama (rear camera) yang cukup mumpuni masih punya pilihan pada Zenfone 4 Max Pro atau Zenfone Max dengan dua camera di sisi belakang. Zenfone 4 Max Pro dengan kamera ganda utama Dual 13 MP, (f/2.0, autofocus, LED flash) dan Zenfone 4 Max dengan Dual 16 MP (f/2.0, 26 mm, PDAF, LED flash).
Dengan segmentasi harga dan target konsumen yang cukup lengkap, serta komibnasi fitur (kamera dan baterai) yang beragam akankah Asus akan meraih hasil positif di pasar Tanah Air?
Peluangnya sudah pasti ada bahkan cukup besar. Ini mengingat strategi Asus dengan kehadiran empat varian Zenfone 4 series di pasar Indonesia cukup rasional dan efektif menyasar pangsa pasar ‘gemuk’ smrtphone. Walau sukses tidaknya masih berganung juga pada faktor-faktor lainnya, seperti strategi pemasaran, jaringan distribusi, dan purna jual yang luas dan merata di seluruh Indonesia.
Tags: ASUS, selfie dual camera, Zenfone 4 Max, ZenFone 4 Max Pro, ZenFone 4 Selfie, ZenFOne 4 Selfie Pro, Zenfone 4 series