MOBITEKNO – Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) bekerja sama dengan AstraZeneca Indonesia baru saja meluncurkan sebuah aplikasi kesehatan untuk mendeteksi gejala dan penyakit GERD (Gastroesophaegeal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung.
Aplikasi yang diberinama GERDQ mobile application ini berfungsi untuk mendeteksi dan memonitor penyakit GERD. Aplikasi ini bisa di unduh di App store atau google play.
GERDQ merupakan sebuah aplikasi yang berisi kuesioner, yang dilengkapi oleh pasien dan dalam pengawasan dokter untuk identifikasi dan manajemen pasien dengan GERD “disruptive”. Selain itu GERDQ juga digunakan untuk memonitor respons terapi dan menentukan apakah pasien sudah menggunakan terapi yang tepat untuk gejala yang dialami.
Kuesioner yang terdapat pada Aplikasi GERDQ berisi daftar pertanyaaan yang terdiri dari 4 pertanyaan mengenai gejala, dan dua pertanyaan pada dampak yang dialami pasien. Setelah pengguna menjawab pertanyaan tersebut maka pengguna akan mendapat total jumlah skor yang diperoleh. Skor 1-7 dianggap tidak terindikasi GERD, sedangkan bila memperoleh skor 8 ke atas dianggap mempunyai penyakit GERD.
Menurut Dr. dr. Ari Fahrial Syam,SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, spesialis Ilmu Penyakit Dalam, gastroenterologist yang juga sebagai Wakil Ketua PGI, Penyakit asam lambung Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) seringkali terabaikan, tanpa disadari penyakit tersebut sangat memengaruhi kualitas hidup termasuk diantaranya; kualitas fisik, kualitas tidur, produktivitas, kondisi emosi dan fungsi sosial.
Apabila terus diabaikan menurut dokter yang baru saja terpilih sebagai Dekan Fakultas Kedokteran UI 2018-2024, GERD beresiko memicu komplikasi penyakit di masa depan. “Untuk itulah aplikasi GERDQ tersebut diluncurkan untuk membantu mendiagnosa secara cepat dan memonitor penyakit GERD,” ujar dr. Ari saat peluncuran GERDQ di Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Peluncuran GERDQ juga menurut dr.Ari didasarkan atas latar belakang hasil penelitian yang cukup. Berdasarkan laporan yang ada, 1 dari 3 pasien GERD dilaporkan mengalami keterbatasan beraktivitas, 60% pasien dilaporkan mengalami gangguan tidur, 33% pasien menyatakan GERD mengganggu produktivitas mereka saat bekerja, 50% pasien mengatakan mereka menjadi lebih sensitif, dan lebih dari 80% pasien merasakan kehilangan menikmati makanan. Berdasarkan hasil endoskopi GERD dibagi menjadi dua:GERD dengan erosif atau kelainan pada mukosa kerongkongan bawah dan GERD tanpa erosif (NERD).
Sementara itu menurut dr. Andi Marsali, Medical Director, AstraZeneca Indonesia, AstraZeneca adalah perusahaan yang senantiasa mengedepankan kepentingan pasien. Oleh karena itu menurutnya, sudah menjadi komitmennya di Indonesia untuk terus mendukung segala upaya yang ditujukan untuk kepentingan pasien dalam bidang kesehatan. “Melalui aplikasi mobile GERDQ, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran akan GERD dan mempermudah pemantauan penyakit dan pengobatan untuk pasien di Indonesia,” ujar dr. Andi pada kesempatan tersebut.
Tags: Aplikasi GERD, AstraZeneca Indonesia, GERD Q, penyakit GERD, PGI