June 14, 2017

Waspada! Perangkat IoT Jadi Senjata Baru Bagi Hacker untuk Lakukan Serangan DDoS

Penulis: Eko Lannueardy
Waspada! Perangkat IoT Jadi Senjata Baru Bagi Hacker untuk Lakukan Serangan DDoS 

MOBITEKNO – Dari tahun ke tahun, jumlah serangan Distributed-Denial-of-Service atau DDoS terus meningkat. Tercatat, pada tahun lalu ada peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Salah satu penyebab meningkatnya jumlah ancaman tersebut adalah kurangnya pengawasan keamanan terhadap perangkat Internet of Things (IoT) yang saat ini mulai hadir di banyak sektor.

Dan dari seluruh kasus penyerangan terhadap perangkat IoT, 60 persen diantaranya berasal dari Asia, 21 persen dari Eropa, Timur Tengah & Afrika, serta sebesar 19 persen sisanya berasal dari Amerika.

Terkait dengan ancaman tersebut, NTT Security dan perusahaan yang bernaung dibawahnya, termasuk Dimension Data merilis sebuah laporan bertajuk Dimension Data’s Executive’s Guide to the NTT Security 2017 Global Threat Intelligence Report.

Dalam laporan tersebut, berdasarkan credensial yang digunakan oleh pelaku ancaman, diperkirakan sekitar 66 persen dari serangan yang ada menargetkan perangkat IoT dengan model tertentu yang memiliki kamera video.

Tak berhenti sampai di situ, serangan ini kemudian menjalar ke beberapa perangkat lainnya. Hal ini bertujuan agar para penjahat dunia maya tersebut bisa mendapatkan perangkat yang lebih besar dalam menjalankan serangan DDoS.

Laporan tersebut juga menyebutkan, sebanyak 34 persen penjahat dunia maya atau cybercrime lainnya juga berniat untuk meningkatkan sasaran mereka kepada jenis perangkat yang berbeda.

"Serangan DDoS bukan saja berkaitan dengan perangkat IoT. Hal ini dikarenakan para penjahat dunia maya senantiasa mencari perangkat lain sesuai dengan sistem yang mereka kembangkan," jelas Mark Thomas, Dimension Data’s Cybersecurity Strategist. 

Mark juga menambahkan, sekalipun serangan DDoS adalah serangan yang paling mudah dikenali, namun bukan satu-satunya penyebab potensial perangkat IoT perusahaan begitupun teknologi pendukung operasional perusahaan mengalami gangguan.

Lalu, bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan menyikapi ancaman tersebut? Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh banyak perusahaan guna melindungi bisnis mereka.

Pertama, tempatkan parameter keamanan sebagai pertimbangan utama dalam keseluruhan Internet of Things dan juga pembelian perangkat teknologi pendukung operasional.

Tak kalah penting, memprioritaskan dana untuk penggantian perangkat IoT yang telah usang dan perangkat teknologi pendukung operasional serta memberikan pelatihan terkait isu ancaman dan tingkat kerentanannya.

Solusi lainnya, perusahaan atau organisasi terkait perlu memastikan bahwa seluruh perangkat, termasuk perangkat IoT yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhannya.

Seperti ditegaskan oleh Hendra Lesmana, Country Director Dimension Data Indonesia bahwa perangkat IoT untuk mendukung kinerja sebuah organisasi atau perusahaan kian tak terbatas.

"Bagaimanapun, ada banyak bukti bahwa perkembangan internet atas dasar mobilitas, adopsi sistem cloud, dan penyebaran Internet of Things telah menimbulkan model serangan baru," ucap Hendra.

Hal ini juga sejalan dengan rilis dari Gartner pada bulan Februari 2017 lalu, yakni sekitar 8,4 miliar perangkat akan saling terkoneksi atau naik sekitar 31% dari tahun 2016. Angka tersebut akan mencapai 20,4 miliar pada tahun 2020, 

Tags: , , , ,


COMMENTS