MOBITEKNO – Layanan GO-Pay menjadi bukti dari GO-Jek untuk mendukung program pemerintah, dalam hal ini program inklusi keuangan dan cashless society di Tanah Air. Layanan keuangan berbasis non-tunai tersebut juga menargetkan sektor pekerjaan informal dan usaha kecil menengah atau UKM.
Hal tersebut ditegaskan langsung oleh CEO GO-Jek Nadiem Makarim di sela-sela acara Fintech Festival & Conference 2016 yang mengambil lokasi di ICE BSD, Tangerang. Ia menambhakan, GO-Pay membuka akses para pekerja di sektor informal terhadap layanan jasa keuangan, termasuk bank dan lembaga pembiyaan mikro.
"GO-Jek menjadi akses penghubung antara para financial players dengan masyarakat yang selama ini tidak tersentuh oleh layanan keuangan. Kondisi tersebut juga diharapkan akan mampu meningkatkan taraf hidup pekerja di sektor informal dan UKM yang selama ini memang belum memiliki akses terhadap sektor keuangan," ujar Nadiem.
Melalui layanan GO-Pay, Nadiem menambahkan akan banyak pekerja informal yang usahanya lebih berkembang. Contoh sederhana, keberadaan warung-warung di pinggir jalan. Melalui layanan pesan antar makanan GO-Food, para pemilik warung kecil itu bisa dengan mudah diakses oleh masyarakat. Layanan GO-Pay pun membuat transaksi menjadi lebih mudah.
Bagi para mitra driver GO-Jek, layanan GO-Pay secara langsung meningkatkan kualitas hidup mereka. Sebab, layanan GO-Pay yang menyerupai dompet digital lebih memudahkan mereka dalam menyimpan uang. Kondisi itu membuat setidaknya 250 ribu mitra driver sudah memiliki akses ke produk keuangan yang lebih baik.
Saat ini, GO-JEK sudah bekerja sama dengan enam bank di Indonesia khusus untuk top-up GO-PAY dan masih akan berlanjut dan terbuka bagi bank lainnya. Kerja sama itu juga bisa dimanfaatkan oleh para driver untuk membuka akun rekening sehingga bisa mengakses berbagai layanan perbankan, termasuk program cicilan yang selama ini sulit untuk dijangkau.
Sejak diluncurkan empat bulan lalu, Nadiem mengatakan pertumbuhan GO-PAY sangat tinggi.Saat ini layanan keuangan berupa dompet digital itu sudah menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. "Bahkan, pertumbuhannya tiap pekan lebih tinggi dari pertumbuhan GO-Jek sendiri," ujar lulusan Harvard University tersebut.
Tags: Cashless Society, GO-JEK, Go-Pay, Inklusi Keuangan, Ride Sharing