MOBITEKNO – Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pemerintah DKI Jakarta, Komite Olimpiade Indonesia, dan PT Huawei Tech Investment (Huawei Indonesia) pada hari Kamis lalu (25/8/2016) menggelar acara “Indonesia ICT Carnival 2016 ke-3 di Hotel Raffles, Jakarta.
Bertema “New ICT, New Games”, acara dua hari ini akan membahas peluang-peluang di bidang Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) untuk menciptakan pengalaman digital terbaik dalam berbagai acara olahraga mendatang serta mendorong sinergi industri TIK dan pemerintah dengan pemerintah lokal serta para mitra untuk mempercepat perkembangan TIK di Indonesia.
Setidaknya ada 50 perusahaan TIK lokal dan global dan perwakilan pemerintah diundang berbicara seputar topik hangat saat ini, seperi mobile broadband, ultra broadband, digital TV, mobile video, safe city, cloud computing, dan big data.
Industri TIK yang bisa menghubungkan dan memvirtualisasikan berbagai hal, berperanan penting agar ajang olahraga bisa sukses terlaksana dengan memberikan akses bagi masyarakat untuk selalu terhubung, dapat menonton video dengan kualitas tinggi, dimana saja dan kapan saja.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam sambutannya di acara ini menyatakan, "ASEAN Games 2018 merupakan kegiatan polah raga besar, jadi harus disiapkansebaik mungkin, bukan hanya untuk meraih prestasi tapi juga meraih sukses sebagai penyelenggara atau tuan rumah”.
Chief RA, sebutan akrab Rudiantara, bahkan berandai-andai tentang keinginannya bisa melihat jaringan 5G diterapkan Asian Games 2018 nanti layaknya Jepang yang akan menerapkannya di ajang Olimpiade 2020 Tokyo.
Berkaitan dengan itu, Hudson Liu, CEO, Huawei Indonesia, menyatakan, “Huawei sadar bahwa infrastruktur dan transformasi TIK penting bagi daya saing suatu negara. Kenaikan investasi TIK sebesar 20% berpotensi meningkatkan PDB negara sebesar 1%.”
“Oleh karena itu, Huawei siap berkolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta kementerian untuk menciptakan inisiatif nasional dalam membangun Smart Nation & Tech City, transformasi siaran digital, perluasan konektivitas pita lebar, e-Commerce & pemberdayaan ekosistem Cloud, dan pengembangan bakat di bidang ICT untuk Indonesia yang lebih terhubung dan terdigitalisasi.
Solusi TIK yang terintegrasi untuk acara olahraga juga dapat membantu dalam mengamati kegiatan sekitar wilayah pertandingan, seperti memantau keamanan di wilayah pertandingan melalui sistem TIK, memantau transportasi di wilayah pertandingan melalui sistem pengawasan, dan pengiriman sistem secara multimedia untuk mempromosikan kolaborasi antar agensi.
Semua sistem tersebut bisa dikembangkan melalui penggunaan sistem Cloud di pusat data acara olahraga dan jaringan nirkabel dalam infrastruktur jaringan keamanan. Saat penggunaan tinggi, infrastruktur Cloud bisa membantu penyelenggara menekan biaya operasional karena dalam sekejap bisa menstop layanannya setelah acara (pertandingan) selesai. Penyelenggara hanya dikenakan biaya saat penggunaan yang tinggi.
Tidak ketinggalan, Cloud Computing juga mampu menyimpan informasi berharga mengenai sebuah pertandingan dalam bentuk pola atau gambar yang dapat digunakan pada kesempatan lain.
Menurut Mohamad Rosidi, Deputy Director of ICT Strategy & Marketing, Huawei Indonesia, “Huawei percaya akan pentingnya infrastruktur TIK yang terintegrasi untuk memastikan kelancaran sebuah acara. Misalnya untuk mengidentifikasi gangguan secara langsung (real-time) agar bisa segera dilakukan tindakan pencegahan.”
“Selain itu, sistem transportasi TIK terintegrasi juga memberikan kemudahan bagi aparat pemerintah dalam mengawasi lalu lintas di area sekitar acara/pertandingan, memberikan keamanan bagi para atlet dan tokoh penting, serta melakukan intervensi saat kondisi darurat,” tambah Rosidi.
Tags: Asian Games 2018, Huawei, Huawei Indonesia, Indonesia ICT Carnival 2016 ke-3, New Games, New ICT