MOBITEKNO – Saat ini, Xiaomi sedang berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan merosotnya penjualan smartphone yang mereka kembangkan dan tidak lagi menjadi penguasa di pasar Tirai Bambu.
Laporan terakhir menyebutkan, pengiriman smartphone Xiaomi di negara asalnya mengalami penurunan hingga menyentuh angka 38%. Namun demikian, Xiaomi memiliki keinginan besar untuk masuk ke pasar Amerika Serikat.
Keberanian Xiaomi bertarung di negara Paman Sam ditegaskan langsung oleh Hugo Barra. Langkah pertama, Xiaomi akan bermitra dengan Microsoft melalui cross-licensed yang jumlahnya sekitar 1500 paten.
Tak hanya itu, Xiaomi lewat toko offline-nya (Mi Store) juga akan hadir di sana dan menawarkan lebih banyak produk alias tidak hanya produk smartphone.
"Hadir di pasar Amerika Serikat adalah cita-cita besar kami. Lewat media sosial serta saluran pemasaran lainnya adalah strategi kami untuk merangkul generasi muda di sana yang antusias dengan teknologi terkini," ujar Barra.
Wajar jika Xiaomi mengincar pasar yang sangat menguntungkan, seperti Amerika Serikat. Apalagi saat ini mereka harus menghadapi persaingan ketat dari sesama produsen smartphone asal Tiongkok.
Namun, banyak praktisi di industri gadget yang menegaskan bahwa untuk menembus pasar Amerika Serikat tidaklah mudah. Hal ini mengingat dominasi Samsung dan Apple yang kuat serta penjualan smartphone terjadi melalui operator.
Untuk perusahaan seperti Xiaomi yang beroperasi terutama melalui ritel online, pengalaman terbatas dengan distribusi operator dapat menjadi hambatan besar.
Hal tersebut tentu saja sudah dipahami oleh Xiaomi sendiri. Untuk itulah, mengapa mereka sangat berhati-hati untuk masuk ke pasar Amerika Serikat.
Tags: Amerika Serikat, Hugo Barra, Mi Smartphone, Smartphone, Xiaomi