December 11, 2016

Microsoft Latih 4000 Guru di Jawa Tengah untuk Tingkatkan Skillsets di Era Digital

Penulis: Eko Lannueardy
Microsoft Latih 4000 Guru di Jawa Tengah untuk Tingkatkan Skillsets di Era Digital 

MOBITEKNO – Bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia, Microsoft menyelenggarakan Bett Asia 2016. Ini merupakan sebuah konferensi yang mempertemukan 1.500 pembuat kebijakan, tokoh pendidikan, dan guru di Asia Pasifik untuk membahas langkah-langkah mempersiapkan generasi muda dalam memasuki dunia kerja masa depan yang semakin digital. 

Pada konferensi ini, Microsoft mengemukakan survey terbaru yang dilakukan terhadap hampir 1.000 sekolah di Asia Pasifik. Survey tersebut menyatakan bahwa satu dari tiga tenaga pendidik menghadapi tantangan berat dalam mengoptimalkan teknologi yang digunakan di ruang kelas karena kurangnya skillsets dari masing-masing guru.

Benny Kusuma, Education Lead, Microsoft Indonesia menegaskan bahwa saat ini sudah banyak sekolah di Indonesia mulai mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum pelajaran. Akan tetapi, belum banyak guru yang mendapatkan pelatihan mengenai teknologi. Padahal, teknologi berkembang dengan begitu pesat. 

"Tak sedikit sekolah di Indonesia yang sudah memanfaatkan teknologi informasi ke dalam kurikulum pelajaran. Sayangnya, belum banyak guru yang mendapatkan pelatihan agar bisa memanfaatkan teknologi informasi tersebut secara optimal. Sedangkan guru memiliki banyak pilihan teknologi yang dapat mendukung terciptanya proses belajar mengajar interaktif," jelas Benny.

Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang dengan tingkat penggunaan internet dan media sosial tinggi, tentunya tidak ingin ketinggalan untuk memanfaatkan teknologi yang dapat mengasah skillsets generasi muda. Dinas Provinsi Jawa Tengah pun menjadi salah satu provinsi yang tengah mempersiapkan dunia pendidikan sebagai ujung tombak dalam menghadapi transformasi digital. 

Melalui penggunaan komputasi awan, Pemerintah Jawa Tengah berupaya mendorong 70 persen sekolah di provinsi ini agar menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis teknologi. Dengan begitu, sekolah-sekolah tersebut dapat menciptakan calon-calon lulusannya bisa langsung bekerja atau menjadi technopreneur yang berkualitas.

Jasman Indradno, Kepala Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Provinsi Jawa Tengah mengatakan, "Teknologi memainkan peranan yang krusial dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Bukan hanya mampu menjadikan proses belajar mengajar semakin menarik, teknologi juga mendorong efektivitas dan efisiensi guru serta murid.” 

Lebih lanjut Jasman menjelaskan, “Salah satu teknologi yang memainkan peranan krusial adalah teknologi komputasi awan. Komputasi awan membantu institusi pendidikan untuk menghemat biaya operasional dan mendukung terjadinya pembelajaran kolaboratif yang dapat dilakukan dari mana saja. Ke depannya, teknologi komputasi awan akan semakin meningkatkan kualitas dunia pendidikan.”

""

Setali tiga uang dengan visi dan misi Microsoft untuk memberdayakan individu dan organisasi di seluruh dunia agar bisa melakukan yang lebih baik, Pemerintah Jawa Tengah pun menjalin kerjasama dengan Microsoft Indonesia untuk memajukan dunia pendidikan berbasis teknologi di Jawa Tengah. Bentuk kerjasama ini dilakukan melalui program ‘Training on Trainers’.

Program ‘Training of Trainers’ berlangsung selama 32 jam dan dilakukan dalam jangka waktu dua hari secara tatap muka serta online di education.microsoft.com. Materi pelatihan ini meliputi pengenalan teknologi komputasi awan serta penggunaan Office 365, Office Mix, Sway, Microsoft Educator Community, dan OneNote Class Notebook yang mampu mendorong siswa untuk belajar secara kolaboratif.

“Melalui OneNote Class Notebook misalnya, para guru dapat menciptakan satu halaman OneNote untuk setiap pelajaran yang berbeda. Mulai dari Sejarah, Matematika, hingga Bahasa Inggris. Dikarenakan sifatnya yang kolaboratif, pelajaran-pelajaran tersebut sanggup menyajikan sudut pandang pembelajaran yang berbeda di setiap kelas dan semakin meningkatkan rasa ingin tahu siswa,” jelas Jasman.

Hingga November 2016, program ini telah memberikan pelatihan kepada hampir kepada 4.000 guru yang tersebar di 35 kabupaten di Jawa Tengah, mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, sampai Madrasah. Para guru yang telah menempuh pelatihan ini pun mendapatkan sertifikasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. 

Mereka juga dapat meneruskan pelatihan yang telah mereka dapatkan ke tenaga pendidik yang lain untuk mendapatkan sertifikasi lanjutan. Teknologi memang tidak akan bisa menggantikan peran guru. Namun, kehadirannya mampu membuat pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa menjadi lebih siap menghadapi perubahan yang dinamis.

Tags: , , , , , ,


COMMENTS