January 6, 2016

Saatnya Teknologi OLED di Notebook? Tentatif Menurut Lenovo dan HP di CES 2016

Penulis: Iwan Ramos Siallagan
Saatnya Teknologi OLED di Notebook? Tentatif Menurut Lenovo dan HP di CES 2016  

MOBITEKNO – Setelah diiimplementasikan di beberapa TV layar lebar, smartphone, tablet, dan wearable device, banyak konsumen yang menunggu kehadiran teknologi layar OLED (Organic Light-Emitting Diode) di notebook.

Namun, baru pada ajang CES 2016 kali ini saja dua vendor besar notebook (Lenovo dan HP) mulai ‘berani’ mengusung layar OLED pada notebook mereka untuk dijual secara luas. Produsen Samsung sebenarnya sudah jauh-jauh hari mendemokan purwarupa (prototipe) notebook berlayar OLED. Namun, Samsung masih belum pede menjualnya secara resmi.

Baik Lenovo dan HP masih bermain ‘aman’ karena baik notebook Lenovo ThinkPad X1 Yoga dan HP Spectre x360 ditawarkan dalam pilihan layar OLED di samping berlayar LED. Namun, adanya pilihan dua teknologi layar (LED atau OLED) ini merupakan langkah positif bagi konsumen untuk memilih spesifikasi notebook yang sesuai dengan kebutuhannya.

Meskipun OLED membawa sejumlah keunggulan dibandingkan teknologi LED (Light-Emitting Diode), seperti kualitas gambar, kualitas black level, color gamut, response time, ada kelemahan besar yang masih ‘menjangkiti’ layar berteknologi OLED dibanding LED yang relatif sudah cukup matang diimplementasikan di berbagai produk.

Dua produsen layar yang merintis teknologi OLED, yaitu Samsung dan LG sudah cukup lama menghadirkan layar OLED, baik layar berukuran besar seperti TV dan layar berukuran kecil seperti pada smartwatch atau smartband. Namun, masih enggannya Samsung menerapkan OLED secara masif bukanlah tanpa alasan.

Menurut Samsung ada dua faktor signifikan yang masih menjadi pertimbangan mereka. Kedua faktor tersebut adalah biaya produksi yang tinggi dan daya tahan (life span) layarnya sendiri dibandingkan teknologi layar LED.

Salah satu petinggi Samsung, S. Kim bahkan pernah mengatakan bahwa teknologi OLED baru siap 3 atau 4 tahun lagi saat diwawancarai oleh salah satu media di ajang CES 2014. Ini berarti, Samsung baru akan secara luas memproduksi layar OLED paling cepat tahun 2017.

Jawaban dari Samsung ini menjadi pertanda bahwa dua kendala layar OLED tersebut (biaya produksi dan daya tahan), khususnya untuk penerapan di layar notebook, mungkin baru teratasi di tahun 2017.

Seperti apa gambaran ongkos produksi layar OLED? Menurut data Samsung beberapa tahun sebelumnya, ongkos panel Full-HD 5.1 inci yang dipakai di Galaxy S5 berkisar US$ 65. Ini masih jauh lebih murah dibandingkan ongkos yang harus dibayar pengguna Galaxy S6 Edge jika layarnya rusak (sekitar US$ 200-260).

Biaya panel OLED 13 inci bahkan lebih mahal lagi, yaitu sekitar U$ 450. Begitu juga dengan panel AMOLED Samsung 10.5 inci untuk tablet yang berkisar US$ 500. Jadi, sangat wajar jika Samsung belum saat yang tepat untuk memproduksi layar OLED secara besar-besaran.

Sementara menunggu satu-dua tahun lagi, khusus bagi pengguna notebook yang berkantong tebal, pilihan notebook dengan layar OLED sudah dihadirkan produsen Lenovo dan HP di lini notebook premiumnya. Daya tarik tampilan kinclong, layar resolusi di atas Full-HD, color space luas, hemat energi, dan berbagai kelebihan lain dai layar OLED cukup layak dimiliki.

 

 

Tags: , , , , , , , , , ,


COMMENTS