MOBITEKNO – Perusahaan Akamai Technologies mungkin masih asing terdengar di telinga mayoritas pengguna Internet di Indonesia. Perusahaan Akamai yang namanya berasal dari bahasa Hawaii yang berarti ‘intelligent’ atau ‘clever’ ini telah memiliki infrastruktur CDN (Content Delivery Network) yang telah ‘menggurita’ di 1.500 jaringan dan 216 server di seluruh dunia, termasuk jaringan Internet di Indonesia.
Server Akamai di Indonesia sebagai bagian jaringan CDN globalnya ada di balik infrastruktur (backbone) jaringan Internet, dalam hal ini berbagai ISP, operator telekomunikasi, dan data center. Sebut saja mulai dari Telkom, Telkomsel, Biznet, Smartfren, Indosat Ooredoo, XL Axiata, LinkNet (FirstMedia), Tri, Lintas Arta, MNC, dan masih banyak penyedia Internet lainnya.
Mike Afergan, SVP Akami Asia Pasifik–Jepang, menyatakan bahwa salah satu solusi yang ditempuh Akamai untuk mengoptimalkan akses Intenet di Indonesia adalah melakukan kerjasamanya dengan berbagai operator telekomunikasi lokal. Kerjasama ini sangatlah krusial dalam rangka mewujudkan akses Internet dengan latency rendah, minim congestion, dan bebas serangan cyber (DDOS attack, dll) bagi penggunanya di seluruh Indonesia, termasuk dari luar Indonesia.
Singkat kata, menurut Ali Hakim, Country Manager Akamai Indonesia, rata-rata lalu-lintas (traffic) data harian yang lalu-lalang dalam jaringan Akamai di Indonesia telah mencapai 180 Gbps. Untuk menunjang padatnya lalu lintas data di Iternet tersebut, setidaknya server Akamai sudah ditempatkan di backbone ISP yang ada di kota Medan, Jakarta, Kuningan, Yogyakarta, Surabaya, hingga Denpasar.
Berbagai layanan dan content provider kelas global, seperti Apple, Facebook, Twitter, eBay, Google, Microsoft (Bing), Autodesk, Adobe, Audi, GM, BMW, Chatay Pacific, hingga pemain lokal, seperti blanja.com, Liputan6.com, Vidio.com, dan Tempo.co telah mengandalkan jasa CDN Akamai agar pengunjung website/layanan bisa lebih cepat, nyaman, dan tentunya aman.
Untuk menggambarkan manfaat CDN bagi suatu layanan website entah itu, e-commerce, konten lagu/musik, berita, kita bisa mengibaratkan website seperti sebuah kawasan belanja/mal raksasa yang dikunjungi calon pembeli untuk berbagai kebutuhannya (pakaian, makanan, produk elektronik, dan lain-lain).
Agar keuntungan toko-toko di mal bisa maksimal, antrian konsumen yang membeli dan membayar barang yang dibelinya harus terus diminimalisir atau dihindari. Apabila waktu antriannya semakin panjang (lama), para calon pembeli tentu akan mengunjungi mal lainnya untuk mencari layanan dengan fasilitas berbelanja yang lebih baik. Konsekuensinya, mal yang dihindari pembeli pun pun perlahan akan kehilangan keuntungan.
Begitu pula dengan website, apabila misalnya suatu e-commerce tidak bisa menjamin kenyamanan dan keamanan yang sama bagi semua pengunjungnya yang ingin membeli suatu produk, maka layanan tersebut otomatis akan ditinggalkan pengunjungnya.
Menurut Akamai, kecepatan Internet di Indonesia sepanjang kuartal pertama 2016 telah meningkat secara signifikan. Kecepatan Internet maksimum di Indonesia tercatat telah mencapai level 110 Mbps alias hanya kalah dibandingkan negara tetangganya, Singapura (146,9 Mbps. Indonesia bahkan berada di atas begara Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, dan negara-negara Asia Tenggara umumnya.
Namun, kecepatan tinggi Internet saja belum bisa dikatakan ideal bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, akses cepat Intenet (broadband) tersebut hanya dinikmati pengguna di kota-kota besar Indonesia. Dengan kata lain, penetrasi Internet berkecepatan tinggi di seluruh penjuru Indonesia masih kalah dibandingkan negara lainnya.
Kondisi infrastruktur yang kurang merata di Indonesia tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi penyedia akses Internet (ISP, operator broadband wired ataupun wireless) mengingat jumlah pengguna yang online di Indonesia sudah lebih dari 100 juta orang.
Akamai dengan layanan CDN-nya yang tersebar di seluruh dunia ingin berkontribusi dalam mengatasi masalah tersebut, bukan hanya bagi konsumennya di luar Indonesia (Google, Facebook, Micosoft, dll) tapi juga konsumen/perusahaan di Indonesia (blanja.com, Liputan6.com, Vidio.com, dan Tempo.co, dll).
Berbeda dengan layanan CDN yang mulai banyak bermunculan, lebih dari 200 server CDN Akamai yang tersebar di seluruh dunia bukan hanya menyediakan fungsi caching website seperti pada awal operasinya. Jaringan CDN Akamai sudah jauh berkembang dengan berbagai fasilitas inovatif lainnya, seperti solusi Web Performance-nya yang disebut ‘Akamai Ion’ dan ‘Akamai Image Manager’.
Dengan fasilitas ‘Akamai Image Manager’, penyedia layanan/website bisa menghadirkan gambar dan video secara optimal bagi pengunjungnya (audience) sesuai device/perangkat yang digunakan konsumen saat online.
Menurut Mike, karakteritik Internet Indonesia yang tergolong ‘mobile first’ dengan dominannya pengguna yang mengakses Internet melalui perangkat mobile akan sangat terbantu dengan kedua fasilitas dari Akamai tersebut.
Para penyedia website/layanan hanya perlu memasok gambar atau video untuk di server Akamai. Selanjutnya, algortima cerdas di server Akamai akan mengolah (resize) foto atau men-trascode video agar pengunjung website bisa melihat gambar/vdeo dalam tampilan optimal. Dengan kata lain, server website dari penyedia website/layanan tidak harus ‘bekerja keras’ mengolah gambar/video karena sudah diproses langsung leh server CDN Akamai.
Selain sektor e-commerce dan konten (video/audio/berita), menurut Mike, Akamai sebagai perusahaan jasa CDN untuk perusahaan (B2B) ini juga ingin menyasar sektor perbankan Indonesia yang dianggapnya masih sangat potensial bertumbuh pesat di tahun-tahun mendatang.
Tags: Akamai, Akamai Image Manager, Akamai Ion, backbone, CDN, Content Delivery Network, infrastruktur Internet, ISP, operator