MOBITEKNO – Sebelum merilis SoC 64 bit pertamanya, Snapdragon 410, Snapdragon 610/615, dan Snapdragon 810 yang hangat dibicarakan berkaitan dengan masalah overheating dan throttling-nya yang agresif, Qualcomm dikenal sebagai pembuat chip berbasis ARM yang mendesain core CPU sendiri.
Berbeda dibandingkan desainer chip ARM pada umumnya, Qualcomm memilih untuk menyempurnakan lebih jauh desain core-nya dan tidak bergantung dari desain standar dari ARM dengan core CPU Cortex.
Sayangnya, saat debut awal SoC-nya di dunia 64 bit, Qualcomm memutuskan untuk mengikuti langkah desainer SoC pada umumnya dengan mengadopsi penuh core Cortex-A53 dan core Cortex-A57 (big.LITTLE) dari ARM untuk ditandemkan dengan core GPU Andreno.
Apa alasan sebenarnya Qualcomm akhirnya memilih core CPU standar Cortex-A53/Cortex-A57 ketimbang memakai desain custom core CPU mereka untuk SoC Snapdragon berbasis 64 bit?
Ada kemungkinan karena tenggat untuk merilis SoC 64 bit terbaru dan jadwal kesiapan desain custom core CPU yang tidak dapat dilakukan secara bersamaan. Jadi, Qualcomm pun memutuskan menunda implementasi custom core 64 bit pertama mereka dan mengadopsi teknologi big.LITTLE pada SoC Snapdragon 810.
Salah satu dampak yang cukup dirasakan Qualcomm saat merilis Snapdragon 810 adalah berpalingnya salah satu konsumen terbesarnya, Samsung, yang lebih memilih SoC racikan sendiri (Exynos 7420) untuk beberapa smartphone premium, seperti Galaxy S6, S6 Edge, dan S6 Edge+.
Meskipun Snapdragon 810 tidak dikatakan sebagai produk gagal (faktanya, chip tersebut masih dipercaya setidaknya pada 60 desain produk), Qualcomm akhirnya memutuskan “back-to-basic” mendesain core CPU sendiri untuk SoC mendatangnya, Snapdragon 820.
Seperti apa “sosok” Snapdragon 820 (termasuk Snapdragon 618 dan 620) perlahan-lahan mulai diungkapkan oleh Qualcomm. Ada tiga aspek baru yang termuat pada chip Snapdragon 820 nanti. Ketiganya antara lain, core GPU baru Adreno 530, digital signal processor (DSP) Hexagon 680, dan custom core CPU terbaru bernama Kyro.
Menurut Qualcomm, GPU Adreno 530 akan menawarkan peningkatan performa hingga 40% dibandingkan Adreno 430 (GPU pada Snapdragon 810) dengan konsumsi daya yanglebih efisien 40%. Kemampuan GPU Adreno 530 tersebut akan banyak berperan dalam implementasi game VR dan kamera pada smartphone.
DSP Hexagon 680 pada Snapdragon 820 berperan penting dalam mengurangi beban CPU dalam menjalankan beragam fungsi multimedia playback dan fungsi-fungsi lainnya.
Informasi terbaru dari Qualcomm seputar chip Snapdragon 820 yang dikabarkan akan disematkan pada smarphone premium, seperti Xiaomi Mi 5, adalah kehadiran custom core Kryo dengan frekuensi maksimum 2.2 GHz yang rencananya dibuat melalui proses manufaktur Samsung 14 nm FinFET, yang telah sukses “menelorkan” SoC Samsung Exynos 7420.
Qualcomm mengklaim peningkatan dua kali dari sisi performa dan efisiensi core CPU jika dibandingkan dengan SoC Snapdragon 810 terdahulu. Kita tunggu saja, apakah custom core Kryo pada Snapdragon 820 akan sesuai dengan janji Qualcomm dan meneruskan kesesuksesan custom core Krait terdahulu pada keluarga chip Snapdragon 800.
Tags: Adreno, ARM big.LITTLE, core CPU, core DSP, core GPU, Hexagon, Krait, Kryo, Qualcomm, Snapdragon 810, Snapdragon 820, SoC