MOBITEKNO – Pada tahun 2021, diperkirakan lebih dari 450 juta penduduk akan tinggal di wilayah perkotaan di Asia Tenggara dan Oceania. Peningkatan urbanisasi ini akan terus mendorong industri ICT di wilayah ini. Setidaknya, inilah salah satu temuan terbaru dari laporan Ericsson yang terhimpun dalam Ericsson Mobility Report.
Temuan terbaru lainnya, di Indonesia sepertiga data smartphone dikonsumsi melalui mobile broadband dan sisanya diakses melalui WiFi. Perbandingan rasio dari trafik data yang melalui mobile broadband di Indonesia secara signifikan lebih tinggi dibanding negara lain di wilayah ini.
Di Indonesia dan Australia, paket internet dengan kuota 1,1 GB hingga 2 GB adalah yang paling populer dari paket internet dengan kuota 2,1 GB hingga 5 GB. Namun, di beberapa negara lainnya di Asia Tenggara dan Oceania yang berlangganan paket volume-based, sekitar 40% hanya memaksimalkan kurang dari 50% dari paket berlangganan mobile datanya.
Operator di Indonesia telah mulai meluncurkan jaringan 4G LTE secara komersial. Laporan tersebut juga menegaskan bahwa cakupan LTE seharusnya sudah mencapai 75% populasi penduduk di 6 tahun mendatang di kawasan Asia Tenggara dan Oceania. Total pelanggan selular untuk internet super cepat di wilayah ini juga diharapkan mencapai 40% pada akhir tahun 2021.
Ericsson dalam laporan terbarunya ini juga menyebutkan bahwa pertumbuhan trafik data di wilayah Asia Tenggara dan Oceania akan melebihi 6 ExaByte (EB) per bulan pada akhir tahun 2021. Hal ini meningkat 14 kali lebih tinggi dari 0,4 ExaByte (EB) per bulan di tahun 2015. Situasi ini juga menjadi tantangan bagi penyedia layanan mobile karena harapan pengguna meningkat pada saat yang sama.
Tags: Ericsson, Ericsson Mobility Report, Internet Broadband, Internet Cepat, Laporan