Mobitekno – Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan resmi mengeluarkan sertifikasi emisi dan kebisingan untuk BYD Atto 3, pada Senin (13/1). Mengutip laman IT Home, sertifikasi ini diterbitkan oleh Institut Penelitian Lingkungan Nasional Korea Selatan, menandai langkah penting bagi produsen mobil listrik asal Tiongkok tersebut dalam memasuki pasar Korea Selatan.
Dengan disahkannya sertifikasi ini, BYD Atto 3 kini telah memenuhi seluruh persyaratan legal untuk diperkenalkan ke pasar Negeri Ginseng. Tak hanya itu, BYD juga tengah mengupayakan sertifikasi tambahan untuk model lainnya, seperti Seal, Dolphin, dan Sealion 7, yang diharapkan dapat memperluas portofolio kendaraan listriknya di negara tersebut.
Performa BYD Atto 3 yang Telah Diverifikasi
Proses sertifikasi ini tidak hanya mencakup emisi dan kebisingan, tetapi juga performa kendaraan, termasuk jarak tempuh per pengisian daya. Berdasarkan hasil pengujian, BYD Atto 3 mampu menempuh jarak hingga 321 km dalam kondisi normal dan 309 km saat suhu rendah.
Hasil tersebut menunjukkan kemampuan baterai lithium iron phosphate (LFP) yang digunakannya. Namun, penggunaan baterai LFP ini menimbulkan tantangan tersendiri. Meskipun baterai ini dikenal lebih tahan lama, tingkat daur ulang yang lebih rendah menjadi faktor yang dapat memengaruhi besaran subsidi kendaraan listrik yang ditawarkan oleh pemerintah Korea Selatan.
Rencananya, BYD akan mengadakan konferensi pers pada 16 Januari untuk secara resmi memperkenalkan Atto 3 kepada publik Korea Selatan. Kendaraan ini diperkirakan akan mulai dijual pada awal Februari 2025, dengan harga sekitar 35 juta KRW (23.950 USD). Sebagai perbandingan, model dasar BYD Atto 3, yang dikenal sebagai BYD Yuan Plus di Tiongkok, dibanderol mulai dari 119.800 yuan (16.650 USD).
Meskipun harga yang ditawarkan cukup bersaing, tantangan terbesar BYD adalah memastikan mobil ini memenuhi kriteria untuk mendapatkan subsidi EV yang signifikan. Subsidi tersebut akan sangat menentukan daya saing harga di pasar yang telah dikuasai oleh merek lokal seperti Hyundai dan Kia.
Untuk mencapai target penjualan tahunan sebesar 10.000 unit, BYD telah menunjuk sejumlah distributor dan merencanakan pendirian 15 gerai penjualan mobil penumpang di kota-kota utama seperti Seoul, Gyeonggi, Busan, dan Jeju. Langkah ini menunjukkan ambisi besar BYD dalam membangun jaringan distribusi yang kuat di Korea Selatan.
Namun, persaingan di pasar otomotif Korea Selatan tidak akan mudah. Selain menghadapi raksasa lokal seperti Hyundai dan Kia, BYD kemungkinan akan bersaing lebih langsung dengan merek asing seperti Tesla yang sudah memiliki reputasi kuat di segmen kendaraan listrik.
Masuknya BYD Atto 3 ke pasar Korea Selatan merupakan langkah strategis yang menunjukkan keseriusan BYD dalam memperluas jangkauan globalnya. Dengan performa kendaraan yang teruji dan harga kompetitif, Atto 3 berpotensi menarik perhatian konsumen Korea Selatan yang semakin peduli pada mobilitas ramah lingkungan. Tetapi, untuk mencapai kesuksesan, BYD perlu mengatasi tantangan administratif terkait subsidi dan menghadapi persaingan ketat di pasar yang semakin padat. Lantas, apakah Atto 3 mampu menembus dominasi pemain besar di Korea Selatan? Februari mendatang akan menjadi pembuktian penting bagi BYD.
Tags: BYD, BYD Atto 3, Hyundai, KIA, Korea Selatan, pasar otomotif Korea Selatan