October 11, 2023

Produksi 51 Ton Hidrogen Hijau Setiap Tahun, PLN Sukses Operasikan Green Hydrogen Plant Pertama di Indonesia

Penulis: Iwan RS
Produksi 51 Ton Hidrogen Hijau Setiap Tahun, PLN Sukses Operasikan Green Hydrogen Plant Pertama di Indonesia 

Mobitekno – Kehadiran Green Hydrogen Plant (GHP) atau pabrik hidrogen hijau pertama di Indonesia membuktikan PLN melalui subholding PLN Nusantara Power (PLN NP) sanggup memproduksi hidrogen hijau (green hydrogen) dalam rangka transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

GHP yang berlokasi di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, Jakarta diklaim dapat memproduksi 51 ton green hydrogen setiap tahunnya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan GHP ini merupakan hasil inovasi yang terus dilakukan PLN dalam menjawab tantangan transisi energi.

PLTGU Muara Karang 03
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memberikan penjelasan tentang Green Hydro Plant yang merupakan hasil inovasi PLN dalam menjawab tantangan transisi energi.

“Ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi bersama Kementerian ESDM. Karya Inovasi ini kami lakukan dalam menjawab transisi energi. Memaksimalkan existing facility yang ada di PLTGU Muara Karang, kemudian kami lakukan inovasi dengan memanfaatkan 100% EBT menjadi green hydrogen,” tegas Darmawan.

Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah mengatakan hydrogen plant sudah ada di pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Muara Karang untuk memproduksi hidrogen yang digunakan untuk mendinginkan mesin pembangkit listrik.

Produksi hidrogen hijau untuk berbagai kebutuhan

Dari empat electrolyzer yang terpasang pada hydrogen plant, unit pembangkit (UP) Muara Karang bisa menghasilkan 51 ton per tahun. Dari total produksi hidrogen tersebut, pihaknya hanya memanfaatkan 8 ton per tahun untuk pendingin generator pembangkit.

“Kami melihat peluang di dalam operasional peralatan hydrogen plant dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan green hydrogen sebagai value creation yang bisa memberikan nilai tambah bagi bisnis kami,” ucap Ruly.

PLTGU Muara Karang 01
GHP besutan PLN Nusantara Power diproduksi dengan menggunakan sumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terdapat di area PLTGU Muara Karang.

Melihat potensi yang ada, pihaknya melakukan inovasi dengan memanfaatkan solar PV yang sudah terpasang di Kawasan PLTGU Muara Karang ditambah dengan Renewable Energy Certificate (REC) dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang. Dengan cara tersebut, maka pihaknya dapat memproduksi 100 persen green hydrogen.

“Kini selain untuk pendingin mesin pembangkit, hidrogen hijau juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk industri pupuk, industri bahan kimia, cofiring pembangkit, hingga untuk Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV),” ucap Ruly.

Tidak hanya untuk hidrogen, saat Covid-19 lalu, PLN NP juga melakukan inovasi dengan menghasilkan oksigen untuk memenuhi kebutuhan medis yang tinggi. Saat itu, PLTGU Muara Karang mampu menghasilkan sekitar 1 ton per hari.

PLN akan tingkatkan produksi hidrogen hijau

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan pihaknya akan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan skala produksi hidrogen hijau. Menurutnya kehadiran hidrogen hijau akan menjadi salah satu jawaban untuk menghadapi transisi energi.

“Hidrogen hijau ini adalah salah satu jawaban untuk menghadapi transisi energi. Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi ini, agar dapat mendorong hidrogen hijau ini berkembang di Indonesia,” jelas Darmawan.

Dirinya menambahkan, ke depan, PLN terus mengembangkan GHP di 15 pembangkit lain milik PLN. Dari total tersebut diperkirakan memiliki potensi kapasitas hidrogen mencapai 222 ton per tahun.

“Sama seperti kendaraan listrik, di mana kami menjadi pionir dalam pembentukan ekosistem. Dengan ini kami yakin, PLN akan menjadi key player dalam penyediaan hidrogen hijau untuk berbagai kebutuhan, khususnya untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen,” tutup Darmawan.

Penggunaan higrogen hijau

Hidrogen hijau dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk bahan bakar untuk mobil, kapal udara, dan pesawat ruang angkasa. Selain itu, hidrogen hijau juga dapat digunakan untuk menghasilkan ‘baja hijau’, yang menggunakan hidrogen hijau sebagai ganti bahan bakar fosil untuk menyalakan tungku peleburan bijih besi.

Apa yang ditempuh PLN melalui PLN Nusantara Power merupakan inisiatif awal dalam produksi hidrogen hijau melalui pembangkitan listrik terbarukan (EBT), dalam hal ini melalui tenaga surya.

Sumber listrik bebas karbon lainnya dapat bersumber dari air (PLTA) atau angin (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau PLTB). Listrik terbarukan ini kemudian digunakan untuk memproduksi hidrogen hijau.

Sejauh ini masih ada beberapa tantangan utama dalam menghasilkan energi dari hidrogen. Diantaranya densitasnya energinya Rendah dibandingkan bahan bakar lainnya, membutuhkan sistem keamanan tinggi (risiko ledakan, tingginya kelarutan dan difusivitas), dan hambatan logistik untuk penyimpanan dan distribusi.

 

 

Tags: , , , , , , , , ,


COMMENTS