Mobitekno – Xendit, perusahaan payment gateway dan teknologi keuangan terdepan di Indonesia, mengumumkan kinerja positif selama setahun. Melalui pemaparan laporannya, Xendit telah memproses lebih dari 150 juta transaksi pembayaran digital, baik di Indonesia maupun Filipina.
Nilai total volume transaksi pun mengalami peningkatan, menjadi lebih dari USD12 miliar pada tahun 2021. Saat ini, Xendit memiliki lebih dari 3.000 merchants aktif, yang terdiri dari 90% merchant UKM dan 10% perusahaan.
Dalam rangkuman data Xendit yang berjudul “Tren Pembayaran Digital Indonesia 2021”, ditemukan bahwa metode pembayaran yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah: eWallet (>40%), Virtual Account (>40%), kartu kredit dan QR Code (masing-masing >5%).
Berikut ini beberapa temuan menarik dari data Xendit:
- Hampir separuh seller online sudah menerima pembayaran via eWallet.
Pemakaian eWallet mengalami pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun, terutama selama pandemi, dengan total pertumbuhannya mencapai >300% dari awal tahun 2021. Jumlah pengguna eWallet juga meningkat 2,4x lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di bulan November 2021, hampir separuh merchant Xendit sudah memiliki kanal eWallet khusus untuk menerima pembayaran pembeli.
- Pembayaran via QR Code meningkat drastis.
Penggunaan QR Code juga mengalami kenaikan hingga 7x lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Akselerasi ini didorong oleh regulasi pemerintah yang menetapkan Quick Response Indonesian Standard (QRIS), sehingga semua pembayaran digital dapat difasilitasi hanya dengan satu kode yang sama.
Di bulan November 2021, Xendit mencatat bahwa 1 dari 5 merchant telah menggunakan QR code untuk menerima pembayaran dari pembeli.
- Rata-rata nilai transaksi untuk setiap metode pembayaran: Virtual Account tertinggi, eWallet terendah.
Berdasarkan data Xendit, rata-rata nilai transaksi untuk setiap metode pembayaran sangat bervariasi – dengan Virtual Account menempati angka tertinggi (rata-rata Rp2.300.000) dan eWallet menempati angka terkecil (rata-rata Rp70.000). Hal ini mengindikasikan bahwa eWallet banyak digunakan untuk pembayaran bernilai kecil, serupa dengan QR Code yang mencatatkan nominal transaksi rata-rata Rp250.000.
Sementara itu, untuk pembelian bernominal besar, pembeli Indonesia lebih banyak mengandalkan Virtual Account, outlet ritel (rata-rata Rp1.200.000), dan kartu kredit (rata-rata Rp800.000).
- Sektor industri yang mengalami peningkatan transaksi terbanyak selama tahun 2021.
Berdasarkan data Xendit, sektor yang memiliki peningkatan transaksi terbanyak selama tahun 2021 berasal dari 3 industri, yaitu Produk Digital dengan peningkatan lebih dari 400%, Industri Jasa dengan peningkatan lebih dari 300%, dan Jasa Keuangan dengan peningkatan lebih dari 150%.
Head of Public Relations & Events Xendit Astri Abyanti menjelaskan bahwa, sampai saat ini terdapat sebanyak 3.000 merchant aktif yang terverifikasi Xendit, sebanyak 90% diantaranya adalah UMKM dan 10% lainnya merupakan perusahaan besar (enterprises).
Selain itu, ada sebanyak peningkatan 8.000 merchant registrasi per bulan dalam rangka melakukan transformasi pembayaran digital dengan bantuan Xendit.
“Menutup akhir tahun ini, kami menutup TPV atau total processing value lebih dari US$ 12 miliar, dengan total transaksi sebesar 150 juta transaksi dan pertumbuhan lebih dari 250% year on year (yoy) atau lebih dari 12% month on month (mom),” kata Astri.
Sementara itu, Moses Lo, CEO dan Co-Founder Xendit, mengatakan, “Kami melihat bahwa selama beberapa tahun terakhir, konsumen Indonesia menginginkan metode pembayaran yang semakin beragam. Untuk itulah, sangat penting bagi para pemilik bisnis – baik usaha besar maupun mikro – untuk dapat beradaptasi dan menyediakan berbagai metode pembayaran dengan payment gateway seperti Xendit,”
“Hal ini penting untuk memberikan pilihan yang lebih banyak bagi pembeli, serta meningkatkan konversi transaksi online,” ungkapnya.
Sementara itu, SME Sales Lead Xendit Patricia Muljadi menuturkan, tentu perseron tidak tebang pilih terhadap setiap merchant yang mau melakukan transformasi digital. Apalagi diakui bahwa 3.000 merchant aktif untuk Xendit saat ini masih relatif kecil jika melihat puluhan juta UMKM di Indonesia.
Oleh karena itu, pihaknya memutuskan untuk melebarkan sayap ke wilayah luar Jabodetabek seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, sampai dengan Bali. Di wilayah tersebut, banyak UMKM potensi di sektor kerajinan, pariwisata, sampai dengan tech-developer.
“Jadi tahun depan (2022) kami ingin keluar lebih dari cuma sekadar Jabodetabek,” jelas dia.
Tags: Moses Lo, Tren Pembayaran Digital Indonesia 2021, volume transaksi, Xendit