MOBITEKNO –
Beberapa media ternama, seperti Wall Street Journal (WSJ), belum lama ini memberitakan bahwa Google telah menyusun rencana selama dua tahun ini untuk menyatukan sistem operasi untuk notebook-nya, Chrome OS, ke dalam sistem operasi mobile populernya Android OS.
Menurut WSJ, sistem operasi (OS) baru yang menggabungkan hal terbaik dari kedua OS tersebut akan didemokan versi awalnya tahun depan dan diumumkan secara resmi pada tahun 2017.
Meskipun Google pada awalnya berniat merancang Chrome OS sebagai platform yang mengedepankan aplikasi berbasis web dan Chrome browser-centric bagi penggunanya, belakangan Chrome OS pun mulai mengadopsi aplikasi offline yang tidak harus terkoneksi ke Internet.
Dengan kata lain, Chrome OS pun juga bisa bertransformasi seperti layaknya OS standar yang bisa menjalankan aplikasi offline yang sudah lama bisa dilakukan Android OS.
Meskipun sama-sama berakar dari kernel Linux, baik Chrome OS dan Android OS punya berbagai perbedaan fundamental yang harus dibenahi Google bila mereka memang berencana menyatukannya.
Salah satu perbedaan yang nyata adalah sumber layanan distribusi aplikasinya yang berbeda. Apabila aplikasi Chrome OS dipasok dari layanan Chrome Web Store, aplikasi Android OS berasal dari layanan Google Play Store.
Indikasi akan adanya penyatuan itu sendiri sebenarnya sudah tercium saat ajang Google I/O 2014. Pada ajang tersebut, Google memperkenalkan fitur App Runtime for Chrome (ARC) yang memungkinkan aplikasi Android dijalankan pada Chrome OS menggunakan fasilitas berbasis Native-client.
Terlepas jadi tidaknya penyatuan dua OS ini, rumor akan dileburnya Chrome OS ke Android OS yang lebih dominan dibantah oleh Google. Menurut Google, Chrome OS masih jauh dari fase akhir produk.
Menurut Hiroshi Lockheimer, SVP Android, Chrome OS, dan Chromecast, “Kami memang sedang aktif mengkombinasikan keunggulan dari masing-masing OS, tapi belum ada rencana untuk menghentikan pengembangan Chrome OS.”
Lockheimer bahkan menyatakan menjelaskan beberapa update yang akan diberikan pada Chrome OS, seperti penyegaran interface berbasis Material Design, peningkatan performa, keamanan, dan hadirnya media player terbaru.
“Dengan adanya siklus update software enam mingguan dan jaminan auto-update OS selama lima tahun, notebook Chromebook akan semakin lebih baik di masa mendatang,” tambah Lockheimer.
Optimisme akan masa depan Chrome OS bisa jadi benar. Tercatat, sekitar 30 ribu Chromebook sudah digunakan di ruang kelas berbagai sekolah di seluruh dunia, termauk Indonesia. Tahun depan, lusinan model baru Chromebook juga akan meramaikan pasar notebook, termasuk PC stick ala Intel Compute Stick dari Asus, yaitu ASUS Chromebit seharga US$ 85.
Tags: Android OS, Chrome OS, Google, Sistem Operasi