December 19, 2018

Vivo Jamin Produksi Smartphone di Pabrik Lokalnya Punya Standar Mutu Global

Penulis: Iwan RS
Vivo Jamin Produksi Smartphone di Pabrik Lokalnya Punya Standar Mutu Global 

Mobitekno – Pasar ponsel Tanah Air terus bertumbuh. Oleh karena, PT Vivo Mobile Indonesia yang memiliki pabrik lokal di Kawasan Industri dan Pergudangan Cikupa Mas, Tangerang mengantisipasi dengan menambah kapasitas dan kapabilitas produksinya.

Namun, bagi produsen yang baru merilis flaghsip NEX Dual Display Edition di Cina ini bertekad, peningkatan jumlah produksi juga tidak boleh mengabaikan kualitas produk. Dengan kata lain, produk ponsel Vivo, seperti Vivo V11 Pro, Vivo V11, hingga seri Y (Y91 dan Y95) haruslah memenuhi standar kulaitas dan keamanan yang selama ini dianut.

Edy Kusuma, GM for Brand & Activation PT Vivo Mobile Indonesia, dalam siaran persnya menyatakan bahwa proses produksi ponsel Vivo di pabrik Cikupa dari hulu hingga hilir dilakukan melalui pengendalian mutu (quality control) ketat demi menjaga kuantitas dan kualitas agar sesuai standar mutu Vivo Global.

Vivo 03

Vivo 02

Produksi ponsel Vivo di Cikupa terdiri dari dua bagian untuk setiap line, antara lain proses/tahapan perakitan (assemblying) dan pengujian (testing). Proses perakitan dilakukan secara cepat dengan standar waktu yang telah ditentukan agar penyelesaian setiap proses berjalan dengan sinkron.

Setiap komponen yang dirakit selanjutnya diuji dengan mesin pengujian super canggih yang terintegrasi dengan jaringan intranet sehingga semua hasil pengujian dapat dilacak secara online.

Sistem ini juga memastikan bahwa hanya produk yang lolos dari pos pengujian sebelumnya yang dapat melanjutkan proses ke pos pengujian berikutnya.

Proses pengujian juga banyak ragamnya. Dimulai dari pengujian jatuh atau drop test smartphone Vivo dengan menjatuhkannya sebanyak tiga kali. Tujuannya untuk menguji kekompakan dan keutuhan komponen-komponen yang terpasang di dalam.

Pengujian lain adalah uji konsumsi arus, audio, MMI (SIM card/ infra merah/ sensitivitas/ tombol/ sensor gravitasi/ kompas), dilanjutkan dengan pengujian kamera, pengujian radio komunikasi atau jaringan (3G/4G) serta pengujian GPS dan Wi-Fi.

Area pengujian lainnya dikhususkan untuk pengujian reliabilitas/keandalan smartphone (Aging). Pada ruangan tersebut terdapat lima rak dengan ratusan slot yang dilengkapi Charging Line untuk menguji setiap smartphone yang dihasilkan dari rangkaian line produksi.

Vivo 05

Vivo 06

Setelah itu, smartphone Vivo juga menjalani uji fitur, antara lain uji kamera (depan dan belakang), uji Screen Touch ID, dan uji fitur lainnya. Uji fitur ini merupakan tahap akhir dari serangkaian pengujian sebelum ponsel Vivo masuk dalam tahap pengemasan (packaging).

Untuk packaging, setiap smartphone Vivo diperiksa kembali dan dilakuakn penambahan manual book, pencetakan label IMEI, pemindaian nomor IMEI, penyertaan silicon case, penimbangan, penyegelan, dan penyegelan akhir.

Tahapan packaging merupakan bagian esensial dalam proses produksi smartphone untuk membuktikan dan menghargai sebuah inovasi produk berteknologi tinggi, yang telah dibuat melalui serangkaian proses kompleks dalam pabrik.

Untuk uji produk lebih intensif dan spesifik, Vivo juga menambahkan laboratorium pengujian khusus (QC Lab).

Sampel ponsel dari masing-masing line produksi diambil untuk melewati serangkaian pengujian lanjut, antara lain pengecekan daya saat performa berat (saat beberapa aplikasi dibuka bersamaan), pengujian ketahanan suhu panas (50-75 derajat Celcius) dan suhu dingin (hingga -20 derajat Celcius), serta pengujian smartphone saat terekspos air.

Masih di area QC Lab, smartphone kembali menjalani drop test lainnya menggunakan mesin rolling yang berputar setinggi 1 meter. Mesin ini akan diputar hingga ratusan kali untuk menguji ketahanan bodi ponsel. Drop test dalam tahap ini bersifat free fall atau tanpa diatur posisi dan letak jatuhnya.

Setiap melewati beberapa puluh kali pengujian drop test, ponsel selanjutnya dicek terlebih dahulu kondisinya, lalu dilanjutkan lagi untuk putaran berikutnya hingga selesai.

Sementara itu, tipe mesin drop test berbeda juga akan menguji ketahanan setiap sisi smartphone, yang dijatuhkan sebanyak puluhan ribu kali untuk setiap sisi smartphone.

Edy pun menjamin bahwa proses produksi di pabrik independen juga dilakukan dengan tingkat teliti dan ketat yang sama demi mendapatkan kepercayaaan konsumen tanah Air. Dalam waktu dua tahun sejak berdiri pada tahun 2016, pabrik independen Vivo telah melampaui standar Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang ditetapkan pemerintah sebesar 30%.

Ke depan, Edy menyatakan keinginan Vivo untuk terus meningkatkan nilai TKDN produk ponselnya demi eksistensi Vivo di pasar smartphone tanah air.

Tags: , , , ,


COMMENTS