July 5, 2017

Fujitsu: Riset Ini Wujudkan Sistem Pembelajaran Digital Kearah yang Lebih Baik

Penulis: Eko Lannueardy
Fujitsu: Riset Ini Wujudkan Sistem Pembelajaran Digital Kearah yang Lebih Baik  

MOBITEKNO – Digitalisasi di sektor pendidikan mengindikasikan bahwa sektor ini tengah mengalami transformasi secara mendalam. Namun, di sisi lain, banyak sekolah, kampus, maupun perguruan tinggi yang terengah-engah mengimbangi setiap perubahan teknologi yang terjadi. Hal tersebut seperti disampaikan pada laporan terbaru Fujitsu, bertajuk, "The Road to Digital Learning".

Seperti dituturkan oleh banyak responden di dalam survei tersebut, bahwa tingginya antusiasme banyak institusi pendidikan memanfaatkan solusi digital bertujuan mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang lebih modern. Namun, kenyataannya hal itu tak sejalan dengan tingginya tingkat kompleksitas yang harus mereka lalui.

"Teknologi digital hadirkan banyak peluang kepada sektor pendidikan, termasuk bagaimana mewujudkan proses pembelajaran yang semakin lebih baik, serta proses pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan kapanpun, di manapun, dan menyediakan umpan balik untuk setiap proses kemajuan yang telah ditempuh di dalam kelas," ujar Ash Merchant, Director of Education at Fujitsu.

Ash Merchant juga menambahkan solusi ini juga menawarkan kolaborasi canggih antara siswa, guru, dengan orang tua. Konektivitas, kesederhanaan, serta keamanan menjadi kunci hadirnya teknologi ini. Namun, survei memperlihatkan bahwa banyak institusi pendidikan tengah bergulat dengan fondasi penting ini.

Selain terkendala oleh sistem IT lama, mereka juga frustasi akibat kurangnya sumber daya pendukung. Hampir semua sekolah masih perlu menempuh jalan panjang sebelum mereka siap untuk berinvestasi memanfaatkan teknologi canggih, seperti aplikasi-aplikasi pembelajaran berbasis cloud, virtual reality, maupun augmented reality. 

Tak hanya itu, banyak institusi pendidikan yang juga terkendala dengan sumber daya manusia. Oleh karena itu, tak sedikit dari mereka berpikir keras untuk terlebih dahulu membangun fondasi yang tepat dan mengatasi kendala adanya kesenjangan kemampuan yang mendalam pada staf-staf mereka.

Sebagian besar dari institusi pendidikan yang terjaring dalam survei ini juga mengakui bahwa peran teknologi sangat penting di masa kini. Sekitar 94% responden menganggap bahwa sistem pembelajaran yang lebih personal adalah sesuatu hal yang "penting" atau bahkan dianggap "sangat penting". Sebesar 84% responden menyatakan merasa perlu menyiapkan para siswa menyongsong masa depan sarat digital.

Namun di sisi lain, institusi-institusi tersebut tengah mengalami tekanan yang berat untuk memenuhi apa yang menjadi ekspektasi orang tua siswa maupun siswa itu sendiri, serta untuk tetap menjadi yang terdepan dan kompetitif. Sebanyak 77% atau duapertiga dari responden memiliki cita-cita berkembang menjadi institusi digital centers of excellence dalam jangka waktu lima tahun ke depan. 

Di banyak institusi-institusi pendidikan yang lain, pembelajaran digital masih dalam tataran wacana. Hampir 87% dari beberapa sekolah tingkat dasar maupun menengah masih belum mampu menyediakan perangkat bagi siswa mereka, dan jika tersedia, satu perangkat rata-rata digunakan bersama untuk tiga orang siswa.

Separuh responden atau 51% menuturkan bahwa mereka tengah mengalami kesulitan untuk mengimbangi setiap perubahan teknologi yang terjadi. Hal ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan, karena banyak kendala mereka alami terutama terkait bagaimana menyelaraskan kondisi antara siswa yang semakin melek IT dengan guru-guru yang rata-rata memiliki tingkat literasi teknologi lebih rendah dari siswanya.

Sementara itu, 54% responden menilai bahwa tingkat literasi teknologi siswa didik mereka termasuk dalam kategori "sempurna" dan "bagus". Sebanyak 91% responden sepakat bahwa meningkatkan kompetensi digital bagi staf pengajar menjadi prioritas institusi mereka dalam jangka waktu 12 bulan mendatang. 

Laporan lainnya menyebutkan, hampir 46% responden mengaku memiliki perangkat terbaik yang akan mendukung mereka dalam mencapai tujuan atas terselenggaranya proses pendidikan digital, meskipun perangkat terbilang mudah rusak ketika digunakan siswa ataupun terkendala karena memiliki keterbatasan soal keamanan, bahkan tanpa sistem keamanan terpasang.

Meski demikian, 54% responden menuturkan terkendala karena kurangnya dukungan anggaran dan sumber daya IT. Anggaran kerap kali diinvestasikan di tingkat fondasi insfrastruktur IT oleh institusi. Contohnya saja, sebanyak 87% institusi menghendaki investasi dibelanjakan untuk jaringan nirkabel dalam jangka waktu 12 bulan ke depan.

"Survei ini juga memperlihatkan bahwa banyak institusi pendidikan tengah bergulat dengan fondasi penting ini. Bahkan tak jarang, mereka terkendala soal pembiayaan, dan bagaimana membuat proses pembelajaran digital ini sebagai kegiatan yang bisa menunjukkan return on investment yang tinggi," tambah Ash Merchant.

Lalu, solusi seperti apa yang dihadirkan oleh Fujitsu terkait dengan transformasi IT di bidang pendidikan? Ash Merchant menegaskan bahwa Fujitsu terus berkomitmen untuk membantu banyak institusi pendidikan dengan menghapus seluruh kompleksitas yang menjadi kendala. Tahnya soal bagaimana menghadirkan teknologi dan perangkat, tetapi juga mendukung tenaga pengajar dan siswa yang ada.

"Di Fujitsu, kami percaya bahwa bila kita ingin menyiapkan siswa menyongsong era digital di masa depan, kita dituntut untuk dapat menutup setiap jurang dalam proses pembelajaran digital ini. Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan kolaborasi yang selaras antara kalangan industri teknologi dengan kalangan pendidikan," pungkas Ash Merchant.

 

Tags: , , , ,


COMMENTS