January 28, 2025

TikTok Jadi Rebutan, Donald Trump Sebut Microsoft Ajukan Tawaran Tertinggi

Penulis: Rizki R
TikTok Jadi Rebutan, Donald Trump Sebut Microsoft Ajukan Tawaran Tertinggi 

Mobitekno – Ketegangan seputar aplikasi berbagi video TikTok terus memanas. Terbaru, perseteruan mereka memasuki babak berikutnya yang melibatkan keputusan besar dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (27/1), Trump mengungkapkan bahwa Microsoft sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok, sembari mendorong potensi perang penawaran yang melibatkan berbagai pihak.

Laporan Reuters menyebutkan bahwa Trump ingin memastikan akuisisi ini membawa manfaat signifikan bagi Amerika Serikat, termasuk kepemilikan langsung dalam struktur bisnisnya.

Donald Trump menegaskan bahwa ada banyak pesaing yang tertarik mengambil alih TikTok, termasuk sejumlah nama besar di dunia teknologi. Ia bahkan menyebut nama-nama seperti CEO Tesla Elon Musk dan Ketua Oracle Corp. Larry Ellison sebagai calon ideal untuk memimpin platform ini. Alasannya jelas: Trump ingin memastikan bahwa TikTok tidak lagi berada di bawah kendali China, mengingat kekhawatiran keamanan data yang telah lama menjadi sorotan.

 

“Saya ingin Amerika Serikat memiliki kepemilikan sebesar 50 persen dalam usaha patungan ini,” tegas Trump. Sikap ini mencerminkan pendekatan Trump yang tidak hanya berorientasi pada keamanan nasional, tetapi juga pada keuntungan ekonomi bagi negaranya.

Tiktok

Perplexity AI dan Solusi Alternatif

Selain Microsoft, Perplexity AI dilaporkan turut mengajukan diri dalam proses ini. Perusahaan tersebut mengusulkan penggabungan dengan bisnis TikTok di AS melalui sebuah usaha patungan yang melibatkan pemerintah AS. Model ini memungkinkan ByteDance, pemilik TikTok, untuk mempertahankan sebagian sahamnya, asalkan pengambilan keputusan strategis sepenuhnya dikendalikan oleh dewan berbasis di AS.

Langkah ini dipandang sebagai solusi kompromi yang tetap menjaga kepentingan Amerika, sekaligus meredakan kekhawatiran akan kendali penuh China atas data pengguna TikTok.

Awal bulan ini, Mahkamah Agung AS telah menegakkan undang-undang yang melarang TikTok di negara tersebut dengan alasan keamanan nasional. Data pengguna Amerika yang dikelola oleh perusahaan China dianggap berisiko tinggi, memicu kekhawatiran privasi yang berujung pada keputusan hukum tersebut.

Namun, Trump mengambil langkah berbeda. Ia menunda larangan itu melalui perintah eksekutif yang memberikan waktu 75 hari bagi platform video pendek tersebut untuk mengatur proses penjualannya. Langkah ini tidak hanya menunjukkan pragmatisme politik, tetapi juga kepentingan pribadi Trump, mengingat perannya dalam menarik generasi muda melalui aplikasi tersebut selama kampanye politiknya.

Babak Baru dalam Drama TikTok

20250128 134408

Pernyataan Trump pada hari Sabtu semakin menegaskan komitmennya untuk memastikan akuisisi ini menguntungkan Amerika Serikat. “Banyak orang berbicara kepada saya. Orang-orang yang sangat penting. Kami sangat tertarik padanya, dan Amerika Serikat akan menjadi penerima manfaat yang besar,” katanya.

Perebutan TikTok tidak hanya menjadi urusan bisnis, tetapi juga medan pertempuran geopolitik dan strategi ekonomi. Dengan campur tangan pemerintah, akuisisi ini menciptakan preseden baru dalam hubungan antara sektor swasta dan negara. Siapa yang pada akhirnya akan memenangkan perang ini, dan bagaimana nasib TikTok di Amerika Serikat?

TikTok 01

Platform asal Tiongkok itu kini berada di tengah badai antara kekhawatiran keamanan nasional, ambisi ekonomi, dan strategi politik. Drama yang melibatkan tokoh besar seperti Donald Trump, Elon Musk, dan Larry Ellison menambah dimensi menarik pada kisah ini. Di balik layar, ada taruhan besar: dominasi teknologi, perlindungan privasi, dan dampaknya pada jutaan pengguna di seluruh dunia.

Tags: , , , , ,


COMMENTS