Mobitekno – JETOUR Auto belum lama ini menerima penghargaan sebagai Program Environment, Social, and Governance (ESG) Terbaik Tahun 2024 dari Forum Komunikasi Citra Merek China. Penghargaan ini diberikan atas keberhasilan program perlindungan cheetah yang merupakan hasil kolaborasi bersama Cheetah Conservation Fund (CCF).
Program ini menjadi bukti nyata komitmen JETOUR Auto terhadap kelangsungan ekosistem global, khususnya perlindungan spesies cheetah yang kini berada di ambang kepunahan. Acara penghargaan ini diselenggarakan oleh People’s Daily Online dan Yayasan Perlindungan Lingkungan China di Beijing, bersamaan dengan peluncuran Buku Panduan ESG Perusahaan China 2024.
Sinergi JETOUR Auto dan CCF
Dalam kolaborasinya dengan CCF, JETOUR Auto membawa konsep “Travel+” sebagai pendekatan berkelanjutan yang mengintegrasikan perjalanan dengan konservasi.
Wakil Presiden JETOUR Auto, Ke Chuandeng, mengungkapkan, “Kami bekerja sama dengan Cheetah Conservation Fund (CCF) untuk mendukung perlindungan cheetah dan memperbaiki habitat mereka. Kami mendonasikan kendaraan tangguh guna mendukung tim CCF menjangkau seluruh habitat cheetah, sehingga upaya konservasi menjadi lebih efisien dan efektif.”
Langkah konkret JETOUR terlihat dari donasi kendaraan yang mampu menjangkau area terpencil, memungkinkan tim konservasi untuk melakukan pemantauan, rehabilitasi, hingga pemulihan habitat cheetah secara lebih terorganisasi. Program ini juga mencakup dukungan langsung untuk perawatan dua cheetah yatim piatu yang kini berada di pusat rehabilitasi di Afrika Selatan.
Cheetah, salah satu ikon kecepatan dan keindahan alam liar, kini menghadapi ancaman kritis. Populasinya di alam liar diperkirakan hanya tersisa kurang dari 7.500 individu. Penyebab utama adalah hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan, fragmentasi ekosistem, dan perburuan liar. Diperkirakan, habitat historis cheetah telah menyusut hingga 91%, membuat spesies ini terisolasi dan rentan terhadap penyakit serta penurunan genetik.
Negara seperti Namibia, yang dijuluki “Ibu Kota Cheetah Dunia,” memikul tanggung jawab besar dalam melindungi populasi ini. Melalui riset ilmiah, pemulihan habitat, dan peningkatan kesadaran masyarakat, diharapkan kelangsungan hidup cheetah dapat terjamin.
“Return of the Cheetah”, Mengajak Dunia untuk Peduli
Sebagai bagian dari kampanye global, JETOUR Auto bersama CCF menggandeng Discovery Channel untuk menghasilkan film dokumenter berjudul “Return of the Cheetah.” Film ini menggambarkan kehidupan cheetah di padang rumput Namibia, menghadirkan realitas pahit tentang ancaman yang mereka hadapi.
Melalui dokumenter ini, JETOUR ingin menginspirasi masyarakat global untuk mendukung konservasi dan menyelamatkan spesies ikonik ini dari jurang kepunahan.
Komitmen JETOUR Auto terhadap pembangunan berkelanjutan tercermin dalam filosofi “Travel as Public Welfare” yang diusung perusahaan. Filosofi ini menempatkan perjalanan bukan hanya sebagai aktivitas rekreasi, tetapi juga sebagai medium untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
JETOUR Auto terus mengajak konsumennya untuk menjelajahi dunia sembari berkontribusi pada pelestarian alam dan kegiatan sosial. Setiap perjalanan yang dilakukan tidak hanya bertujuan menyenangkan, tetapi juga memberikan makna mendalam bagi keberlangsungan planet kita.
Dengan penghargaan ESG bergengsi ini, JETOUR Auto tidak hanya mempertegas posisi mereka sebagai pelopor di bidang keberlanjutan, tetapi juga menginspirasi berbagai pihak untuk mengambil peran aktif dalam melestarikan lingkungan. Melalui langkah-langkah inovatif dan kolaborasi global, JETOUR Auto menunjukkan bahwa masa depan yang lebih baik bagi planet ini adalah tanggung jawab bersama.
Kelestarian cheetah bukan sekadar cerita tentang spesies yang hampir punah. Ia adalah simbol keberlanjutan yang mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan, merangkul alam, dan memastikan kehidupan yang harmonis bagi generasi mendatang. JETOUR Auto bersama CCF memulai langkah, kini giliran kita untuk melanjutkannya.
Tags: CCF, Cheetah Conservation Fund, JETOUR Auto, Program ESG Terbaik, Travel as Public Welfare