
Mobitekno – SMKN 3 Yogyakarta telah menyatakan komitmennya untuk menjadi Sekolah Damai, sekaligus ditunjuk sebagai percontohan tingkat nasional dalam membangun budaya damai di sekolah kejuruan. Lewat agenda bertema Peace Day 2025, lebih dari 1.400 peserta yang terdiri dari siswa, guru, hingga tenaga kependidikan turut ambil bagian dalam menegaskan pentingnya nilai-nilai seperti toleransi, empati, dan komunikasi yang santun sebagai pilar hidup berdampingan secara harmonis.
Deklarasi ini merupakan hasil kolaborasi bersama tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta melibatkan akademisi dari Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, dan Universitas Negeri Malang. SMKN 3 Yogyakarta tidak hanya menyuarakan isu perdamaian sebagai slogan semata, tetapi turut membenamkan nilai-nilai tersebut ke dalam kurikulum dan sistem manajemen sekolah secara menyeluruh.
Sebagai proyek percontohan Sekolah Damai, sekolah ini mengadopsi pendekatan yang terintegrasi, antara lain:
Integrasi nilai-nilai kedamaian dalam mata pelajaran seperti Sejarah, Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, dan Matematika.
Pelayanan Bimbingan Konseling yang diperluas melalui program seperti bimbingan klasikal, lintas kelas, dan dukungan sistem dalam bentuk program Aksioma.
Dukungan dari sisi manajerial sekolah melalui program-program unggulan, seperti Peace Day, kampanye Berbicara Tanpa Kata-kata Kasar, serta kehadiran Peace Corner yang difungsikan sebagai ruang aman dan sehat untuk siswa.
Kepala SMKN 3 Yogyakarta, Widada, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa acara Peace Day menjadi momentum penting dalam mengubah budaya sekolah ke arah yang lebih damai dan penuh kasih. “Ucapan yang lembut melahirkan tindakan yang bijak, dan tindakan damai akan membentuk lingkungan yang hangat dan menyenangkan. Karena itulah, kami dengan tegas mencanangkan SMKN 3 Yogyakarta sebagai Sekolah Damai dan penggerak utama Gerakan Berbicara Tanpa Kata-kata Kasar,” ujarnya.
Di sisi lain, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Sarbini, S.Pd., menjelaskan bahwa Peace Corner hadir sebagai bentuk nyata perhatian sekolah terhadap kondisi mental peserta didik. “Bukan hanya ruangan biasa, Peace Corner adalah tempat yang mengundang kehangatan untuk berbagi cerita, ruang seni yang memerdekakan ekspresi, sekaligus tempat sunyi yang menenangkan hati,” tuturnya.

Peace Day di SMKN 3 Yogyakarta
Seluruh rangkaian kegiatan Peace Day yang dimulai sejak pagi hari mencakup Senam Damai, pembacaan Deklarasi Sekolah Damai, penandatanganan pesan-pesan damai, serta peresmian Peace Corner. Kegiatan juga diramaikan dengan berbagai ekspresi kreatif dari siswa dan guru, seperti pembacaan puisi, penyampaian testimoni, presentasi poster, hingga yel-yel penuh semangat tentang perdamaian. Pameran seni turut menambah semarak suasana hari itu.
Dengan semangat kolaboratif dan semangat gotong royong yang tinggi, SMKN 3 Yogyakarta kini memainkan peran utama dalam memelopori gerakan pendidikan damai di tanah air. Kepala sekolah menutup acara dengan pesan mendalam, “Mari kita jadikan sekolah ini bukan hanya tempat menimba ilmu, tapi juga wadah untuk belajar hidup dalam suasana damai.”

Terletak di Jalan Robert Wolter Monginsidi No. 2, Yogyakarta, sekolah ini dulunya dikenal sebagai STM 2 Jetis atau STM 2 Yogyakarta. SMKN 3 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan negeri tertua di Indonesia, dengan sejarah panjang dalam dunia pendidikan vokasi.
Tags: SMKN 3 Yogyakarta