February 11, 2025

Di Tengah Ketatnya Persaingan Platform Investasi, Reku Bukukan Kinerja Pertumbuhan Positif

Penulis: Iwan RS
Di Tengah Ketatnya Persaingan Platform Investasi, Reku Bukukan Kinerja Pertumbuhan Positif 

Mobitekno – Perkembangan industri fintech investasi di Indonesia semakin pesat, ditandai dengan munculnya banyak penyedia layanan yang membanjiri pasar. Salah satu sektor yang menonjol adalah aset kripto, dengan 31 pedagang yang terdaftar, di mana 16 di antaranya PFAK (Pedagang Fisik Aset Kripto) dan 15 pedagang lainnya masih dalam proses pengajuan perizinan di OJK.

Selain itu, puluhan platform investasi saham lokal dan layanan peer-to-peer (P2P) lending turut meramaikan pasar. Di tengah kemajuan ini, literasi keuangan masyarakat semakin meningkat, namun hal ini juga menuntut ketangguhan dan kreativitas para pelaku industri untuk tetap bertahan dalam persaingan yang ketat.

Salah satu contoh nyata adalah Reku, platform investasi aset kripto dan saham AS, yang berhasil mencapai tahun ketujuh operasionalnya pada Februari ini. Sejak diluncurkan pada 2018, Reku terus menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi dinamika industri.

Dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-7, Jesse Choi, Co-CEO Reku, mengungkapkan berbagai pencapaian yang telah berhasil diraih perusahaan di Indonesia.

“Sepanjang tahun 2024, pendapatan Reku mengalami pertumbuhan positif dibandingkan tahun sebelumnya, dengan margin keuntungan mencapai dua digit. Ini semakin memperkuat posisi kami sebagai platform terdepan dalam investasi aset kripto dan saham AS di Indonesia. Lebih dari itu, pencapaian ini juga mencerminkan kepercayaan dan kepuasan pengguna yang terus mendukung kami hingga tahun ketujuh ini,” ujar Jesse dalam acara perayaan di SCBD, Jakarta Selatan (7/2/2025).

Reku mobile app

Kondisi pasar sepanjang tahun 2024 juga turut mendorong pertumbuhan Reku. Jesse menjelaskan, “Di awal tahun, terjadi peristiwa Bitcoin halving dan peluncuran exchange-traded fund (ETF), yang mendorong Bitcoin mencapai rekor All-Time-High (ATH) baru. Kemudian, pada Kuartal-IV, tepatnya November lalu, Bitcoin mencatat ATH sebanyak lima kali berturut-turut. Momentum ini tidak hanya meningkatkan adopsi kripto di Indonesia, tetapi juga secara global.”

Selain faktor eksternal, Jesse menekankan bahwa kesuksesan Reku juga didukung oleh komitmen perusahaan dalam membangun industri investasi yang berkelanjutan melalui inovasi dan upaya literasi.

“Reku selalu mengutamakan kenyamanan dan keamanan pengguna, serta terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan investor pemula maupun yang berpengalaman. Setelah meluncurkan layanan staking berlisensi Bappebti pertama di Indonesia pada 2023, kami juga menambahkan lebih dari 600 saham AS pada 2024 untuk memudahkan pengguna dalam mendiversifikasi portofolio mereka dengan modal mulai dari $1,” tambah Jesse.

Reku Catatkan Profitabilitas 2

Di sisi lain, Reku juga aktif dalam upaya meningkatkan literasi keuangan dan investasi melalui berbagai kolaborasi. Misalnya dengan menyelenggarakan lebih dari 60 kegiatan edukasi yang menjangkau puluhan ribu peserta. Salah satunya adalah roadshow di 10 kota di Indonesia bekerja sama dengan Tether, yang masih berlangsung hingga tahun ini.

Selain itu, Reku juga rutin berkolaborasi dengan komunitas keuangan, investor, dan regulator untuk memperkuat pemahaman masyarakat tentang investasi dan strategi yang sesuai dengan profil risiko masing-masing,” tambah Jesse.

Optimisme Indonesia sebagai pusat kripto di Asia

Di saat yang bersamaan, Robby selaku Chief Compliance Officer (CCO) Reku turut menyatakan optimismenya terhadap pertumbuhan industri investasi termasuk potensi Indonesia sebagai pusat kripto Asia.

“Pesatnya pertumbuhan industri kripto di Indonesia sejak peresmiannya pada tahun 2018 lalu memperkuat langkah Indonesia menjadi pusat kripto Asia. Jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 22,11 juta orang, melebihi jumlah investor instrumen investasi tradisional lainnya seperti pasar modal. Indonesia juga tercatat menjadi salah satu negara dengan tingkat adopsi kripto tertinggi di dunia versi Chainalysis: 2024 Geography of Cryptocurrency Report, tepatnya menduduki peringkat ke-3 setelah India dan Nigeria,” jelas Robby.

Pertumbuhan tersebut tentunya turut didorong oleh dukungan pemerintah terhadap keberlangsungan industri aset kripto melalui berbagai kebijakan terkait keamanan dan perlindungan konsumen.

“Termasuk diantaranya kewajiban proses Know Your Customer (KYC) untuk anti pencucian uang dan tindakan terorisme. Bahkan, Indonesia merupakan negara yang meresmikan Bursa Kripto pertama di dunia, yang merupakan Self-Regulatory Organization (SRO) terdiri dari Bursa, Kliring, dan Depositori. Peningkatan jumlah investor yang dibarengi dengan peralihan pengawasan dari Bappebti ke OJK serta penyempurnaan regulasi di institusi dan kementerian terkait, diharapkan bisa menjadi katalis akan potensi kripto yang sangat besar di Indonesia dan Reku siap mendukung pertumbuhan ini,” lanjut Robby.

Tags: , , , , , ,


COMMENTS