
Mobitekno– Persaingan di pasar kendaraan listrik (EV) global semakin sengit, mendorong pelaku industri untuk mencari terobosan baru. XPeng Motors, salah satu produsen EV asal China, kini mengalihkan fokusnya ke langit dengan menggarap mobil terbang dan robotaksi sebagai masa depan transportasi.
Dalam Forum China EV100 yang digelar di Beijing, He Xiaopeng, CEO XPeng, mengumumkan investasi besar-besaran senilai CNY3 miliar (USD413 juta atau sekitar Rp6,5 triliun) untuk pengembangan pesawat eVTOL (electric Vertical Take-Off and Landing) sepanjang 2024. He meyakini bahwa industri mobil terbang akan melampaui kendaraan darat dalam dua dekade mendatang.
“Meski pesawat terbang rendah hanya menyumbang 3-5% dari volume penjualan otomotif saat ini, nilainya setara dengan 20% dari total pendapatan industri,” ujarnya.
Ia memproyeksikan pasar global mobil terbang bakal mencapai USD2 triliun dalam 20 tahun ke depan—dua kali lipat nilai pasar EV darat.
XPeng Bangun Pabrik eVTOL di Guangzhou
Untuk mewujudkan ambisi ini, XPeng tengah membangun pabrik khusus eVTOL di Guangzhou, kota tempat perusahaan tersebut berbasis. Fasilitas ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi 10.000 unit pesawat per tahun mulai 2026.
Langkah ini menegaskan posisi XPeng sebagai salah satu pionir dalam mobilitas udara urban (UAM) di China. Perusahaan sebelumnya telah memperkenalkan XPeng X2, prototipe mobil terbang yang telah melakukan uji coba di berbagai negara, termasuk Dubai.
XPeng bukan satu-satunya perusahaan yang melirik peluang di luar pasar EV darat. Di tengah persaingan ketat, raksasa otomotif dan teknologi China mulai mencari sumber pertumbuhan baru.
Data Rho Motion menunjukkan, China mencatat penjualan 11 juta kendaraan listrik pada 2023, melonjak 40% dari tahun sebelumnya dan menguasai 65% pasar global. Namun, Fitch Ratings memprediksi pertumbuhan penjualan EV di China akan melambat menjadi 15-20% pada 2024, dengan fitur pintar dan inovasi menjadi penentu daya tarik konsumen.
Mengapa Mobil Terbang Menjadi Fokus XPeng. Setidaknya ada tiga hal yang mendorong XPeng bakal berfokus pada mobil terbang. Pertama, potensi pasar yang besar, di mana dengan proyeksi nilai 2 triliun USD, industri eVTOL menawarkan peluang yang lebih luas dibandingkan EV konvensional.
Kedua, dukungan pemerintah china. Regulasi yang mendukung pengembangan teknologi hijau dan transportasi canggih mempercepat inovasi di sektor ini. Terakhir, persaingan di pasar ev yang jenuh. XPeng perlu membedakan diri dari rival seperti BYD, NIO, dan Tesla dengan solusi mobilitas masa depan.
Meski menjanjikan, industri mobil terbang masih menghadapi sejumlah kendala, seperti:
– Regulasi penerbangan urban yang belum matang di banyak negara.
– Infrastruktur pendukung, seperti vertiport (bandara untuk eVTOL).
– Keamanan dan kepercayaan publik terhadap teknologi baru ini.
XPeng yakin bahwa mobilitas udara akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan urban dalam beberapa tahun ke depan. Jika proyeksi mereka tepat, kita mungkin akan melihat langit dipenuhi kendaraan listrik terbang lebih cepat dari yang dibayangkan.
Sementara itu, persaingan di pasar EV tetap panas, dengan fitur autonomous driving, AI integration, dan teknologi baterai mutakhir menjadi senjata utama para produsen.
XPeng tidak hanya berinvestasi pada produk, tetapi juga pada visi transportasi masa depan. Jika berhasil, langkah ini bisa mengubah wajah industri otomotif dan penerbangan sekaligus. Namun, jalan menuju dominasi pasar eVTOL masih panjang dan dipenuhi tantangan.
Tags: eVTOL, Guangzhou, Investasi, mobil terbang, Xpeng, XPeng Motors