Mobitekno – Dalam diskusi akhir tahun bertajuk “Sinergi Industri Digital Wujudkan Asta Cita” yang digelar oleh IndoTelko Forum, para pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, telekomunikasi, dan masyarakat berkumpul untuk merumuskan langkah strategis mempercepat transformasi digital Indonesia. Diskusi ini menjadi momentum penting untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045 melalui kolaborasi lintas sektor yang inklusif.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, yang hadir sebagai keynote speaker, menegaskan bahwa pemerataan infrastruktur digital adalah prioritas utama. Menurutnya, sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat merupakan faktor penentu kesuksesan Indonesia memanfaatkan potensi ekonomi digital.
“Kami berkomitmen menyediakan kebijakan progresif yang mendukung pertumbuhan industri digital, termasuk pengembangan infrastruktur seperti 5G dan pusat data, yang akan menjadi tulang punggung transformasi ekonomi berbasis teknologi,” ujar Meutya.
Senada dengan itu, Zulfi Hadi, Marketing & Solution Director Lintasarta, menambahkan bahwa perusahaannya telah menghubungkan lebih dari 80% kabupaten di Indonesia melalui fiber optik, pusat data, dan solusi berbasis AI. “Kami percaya infrastruktur modern adalah langkah awal menuju percepatan digitalisasi nasional dan industri digital,” jelasnya.
Investasi Masa Depan pada Talenta Digital
Menyinggung industri digital, Dirgayuza Setiawan, editor buku Strategi Transformasi Bangsa Prabowo Subianto, menyoroti pentingnya pendidikan berkualitas untuk mencetak talenta digital. Pemerintah menargetkan 99% siswa mendapatkan makanan bergizi gratis di sekolah, renovasi fasilitas pendidikan, dan penggunaan teknologi seperti smart board.
“Kita harus belajar dari negara seperti India dan Tiongkok yang berhasil membangun talenta digital kelas dunia melalui pendidikan di luar negeri,” tegas Dirgayuza. Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia perlu mengembangkan talenta digital untuk mempercepat adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan dan big data.
“Presiden mendorong tenaga ahli digital untuk membantu identifikasi penerima bantuan sosial secara akurat dan mengurangi kesalahan distribusi,” ungkapnya. Dengan infrastruktur digital yang kuat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital, seperti pengembangan pusat data dan implementasi kecerdasan buatan, guna mengejar target pertumbuhan ekonomi hingga 8%.
Dari sisi penyedia layanan internet, Indosat Ooredoo Hutchison turut berkontribusi melalui program Digital Talent Scholarship dan Sahabat AI yang dirancang untuk menciptakan sumber daya manusia unggul di bidang teknologi. Wakil Direktur Utama Indosat, Danny Buldansyah, optimistis bahwa langkah ini akan memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemimpin ekonomi digital Asia Tenggara.
“Indosat optimis bahwa kebijakan kabinet baru akan mendukung pembangunan infrastruktur, peningkatan literasi digital, dan regulasi inovatif, sehingga mempercepat adopsi teknologi di berbagai sektor serta memperkokoh posisi Indonesia di industri digital global,” kata Danny.
Kolaborasi untuk Ekosistem Digital yang Inklusif
Kolaborasi lintas sektor menjadi poin penting dalam diskusi ini. Djatmiko Djati, Plt. Direktur Eksekutif ATSI, menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah dan swasta mampu meningkatkan penetrasi broadband hingga 10%, yang diproyeksikan mendongkrak PDB nasional sebesar 2,44%.
Hal ini diperkuat oleh Sigit PW Jarot dari MASTEL yang menekankan pentingnya regulasi adaptif untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif. Ia mengajak semua pihak untuk tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek, tetapi juga pada keberlanjutan ekosistem digital yang dapat bertahan dalam persaingan global.
“Ketersediaan akses digital yang merata di seluruh wilayah Indonesia menjadi syarat mutlak untuk keberhasilan transformasi ini,” ujar Sigit.
Sementara itu, Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom, juga optimistis bahwa integrasi layanan fixed dan mobile broadband akan menjadi katalisator digitalisasi UMKM, yang selama ini menyumbang lebih dari 60% pada perekonomian nasional.
“Kehadiran Kementerian Komunikasi dan Digital menjadi momentum tepat untuk mempercepat digitalisasi bangsa. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan visi Indonesia Digital 2045, dan Telkom siap menjadi katalisator transformasi digital menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan Indonesia yang lebih maju,” pungkas Ririek.
Arah Industri Digital Indonesia
Menurut proyeksi, ekonomi digital Indonesia dapat mencapai Rp22.513 triliun atau 19% dari PDB nasional pada tahun 2045. Untuk mencapainya, Direktur ICT Strategy & Business Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi, menyarankan penguatan investasi di sektor ICT.
“Setiap dolar yang diinvestasikan pada infrastruktur digital akan memberikan dampak ekonomi yang besar,” katanya.
Sementara itu, Endra Diputra dari Telkomsel mengungkapkan bahwa inovasi seperti smart factory dan IoT adalah solusi untuk mendukung hilirisasi industri. Telkomsel juga aktif membangun ekosistem kendaraan listrik dan jaringan 5G sebagai bagian dari strategi digitalnya.
Diskusi diakhiri dengan harapan kuat dari semua pihak untuk mempercepat transformasi digital Indonesia. Kolaborasi lintas sektor, investasi infrastruktur, dan pengembangan talenta digital menjadi langkah utama mewujudkan mimpi besar Indonesia sebagai negara maju pada 2045.
“Sinergi ini adalah tantangan besar, tetapi melalui kerja sama yang erat, kita yakin Indonesia dapat menjadi pemain utama di industri digital global,” tutup Djatmiko Djati.
Acara ini menjadi bukti bahwa Indonesia sedang berada di jalur yang tepat untuk menciptakan ekosistem dan industri digital yang inklusif dan berdaya saing tinggi, menjadikannya kekuatan ekonomi digital baru di Asia Tenggara.
Tags: Asta Cita, ekosistem digital, Indotelko Forum, Industri Digital, Infrastruktur digital, Komdigi, talenta digital