June 7, 2024

Terus Berkomitmen pada Mobil Hidrogen, Honda Mulai Produksi Massal Honda CR-V e:FCEV. Masuk Pasar AS dan Jepang di 2024

Penulis: Iwan RS
Terus Berkomitmen pada Mobil Hidrogen, Honda Mulai Produksi Massal Honda CR-V e:FCEV. Masuk Pasar AS dan Jepang di 2024  

Mobitekno – Honda memulai produksi massal Honda CR-V bertenaga Hydrogen Fuel Cell Electric (e:FCEV) di Performance Manufacturing Center (PMC), Marysville, Ohio, Amerika Serikat. Honda CR-V e:FCEV ini akan mulai dijual di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2024 dan diikuti di Jepang menjelang akhir tahun 2024.

Honda CR-V e:FCEV dapat mencapai daya jangkauan lebih dari 270 mil dengan kapasitas penuh hidrogen dan daya jangkauan tambahan dari baterai bertenaga listrik (EV) lebih dari 29 mil berdasarkan hasil pengujian dari EPA (US Environmental Protection Agency).

Honda CR-V e:FCEV dilengkapi dengan sistem fuel cell yang dikembangkan bersama oleh Honda dan General Motors (GM) melalui Fuel Cell System Manufacturing LLC di Brownstown, Michigan, Amerika Serikat.

Honda CR-V e:FCEV sebelumnya ditampilkan pertama kali di dunia di acara The 21st International Hydrogen & Fuel Cell Expo di Tokyo, Jepang pada awal tahun 2024. Honda CR-V e:FCEV dapat menempuh jarak berkendara yang jauh dan waktu pengisian bahan bakar hidrogen yang singkat, penambahan fitur plug-in untuk mengisi daya baterai di rumah dan/atau saat bepergian semakin meningkatkan kenyamanan dalam berkendara.

Honda CR V fcev 03

Honda CR-V e:FCEV dikembangkan dari Honda CR-V generasi ke-6 yang telah dijual dalam varian bensin dan Hybrid (e:HEV) di seluruh dunia. Honda CR-V generasi ke-6 merupakan model SUV yang dirancang dengan desain yang kini lebih sporty serta dilengkapi dengan fitur teknologi keselamatan terdepan yaitu Honda Sensing serta teknologi konektivitas Honda CONNECT.

Honda CR-V e:FCEV menawarkan pengalaman berkendara yang dapat disesuaikan dengan mode berkendara yang dapat dipilih, termasuk mode EV dan Sport. Adapun waktu pengisian bahan bakar hidrogen untuk mobil berbasis FCEV seperti CR-V e:FCEV relatif cepat, yaitu sekitar 3 hingga 5 menit.

Produksi Honda CR-V e:FCEV menandai langkah penting Honda menuju strategi elektrifikasi masa depannya, yang mencerminkan dedikasinya terhadap inovasi dan keberlanjutan dalam industri otomotif.

Honda CR V fcev 02

Pengembangan teknologi e:FCEV merupakan salah satu upaya raksasa mobil Jepang ini untuk mewujudkan visi globalnya ke depan. Seperti diketahui, Toshihiro Mibe, Direktur, Presiden, dan CEO Honda Motor Co., Ltd. dalam sebuah konferensi pers bulan lalu menegaskan menegaskan kembali komitmen Honda untuk mencapai elektrifikasi penuh pada tahun 2040.

Selain teknologi e:FCEV, Honda juga telah mengembangkan berbagai teknologi mesin yang ramah lingkungan mulai dari teknologi mesin bensin kemudian teknologi Hybrid (e:HEV) dan juga teknologi baterai bertenaga listrik (EV) untuk mewujudkan semua produk kendaraan dan aktivitas perusahaannya bebas emisi karbon pada tahun 2050.

BEV vs FCEV: Pertarungan dua teknologi kendaraan ramah lingkungan

Saat ini produsen otomotif global lebih banyak mengandalkan kendaraan ramah lingkungan yang menggunakan baterai atau BEV (battery electric vehicles) cerah. Meski secara jangka pendek, mobil BEV dianggap lebih feasible, produsen seperti Honda dan Toyota juga masih mengembangan kendaraan ramah lingkungan berbasis FCEV (Fuel Cell Electric Vehicles).

Salah satu keunggulan mobil listrik BEV adalah kemudahannya dalam menggunakan insfrastruktur listrik yang ada. Di sisi lain, mobil listrik FCEV memerlukan proses pemurnian hidrogen. Dengan kata lain, masih dibutuhkan infrastruktur untuk pengisian bahan bakar hidrogen yang memenuhi standar.

Meski banyak tersedia di alam, hidrogen untuk mobil listrik FCEV masih harus dimurnikan melalui proses pemisah dari senyawa lain, seperti air atau gas alam. Proses ini membutuhkan energi dan infrastruktur yang kompleks, dan sudah pasti tidak murah.

Honda CR V fcev 01

Di sisi lain, adopsi mobil listrik BEV meski sudah berhasil diterima pasar global masih memilki kendala dalam durasi pengisian yang tidak singkat seperti mobil listrik FCEV atau mobil BBM. Produsen mobil listrik BEV hingga kini masih terus berinovasi menemukan jenis baterai yang dianggap paling ideal dari berbagai aspek (daya tahan, biaya produksi, dll).

Meskipun produksi FCEV terlambat dibandingan BEV, teknologi ini diangap unggul dalam pengaman pengsisan bahan bakar (singkat) dan diklaim memnawarkan biaya produksi yang lebih rendah ketimbang mobil listrik BEV.

Hanya waktu yang akan menentukan mobil listrik dengan teknologi mana yang akan lebih diterima secara luas ke depan. Faktor-aktor seperti tingkat adopsi, efisiensi energi, waktu pengisian daya, dan biaya produksi akan menjadi penentu keberhasilan jangka panjang dari kedua teknologi ini.

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS