November 4, 2024

Komitmen Terhadap Keberlanjutan, Microsoft Gunakan Bahan CLT Sebagai Alternatif Beton untuk Kurangi Emisi di Data Center

Penulis: Iwan RS
Komitmen Terhadap Keberlanjutan, Microsoft Gunakan Bahan CLT Sebagai Alternatif Beton untuk Kurangi Emisi di Data Center 

Mobitekno – Dalam upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dan emisi karbon, Microsoft terus berinovasi dalam pengelolaan data center mereka. Salah satu langkah terbaru yang dilakukan adalah penggunaan bahan Cross-Laminated Timber (CLT) dalam pembangunan fasilitas data center. Ini adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk mencapai target carbon negative pada tahun 2030.

Seperti diketahui, target carbon negative merupakan langkah yang lebih progresif dibandingkan dengan target zero carbon. Keduanya penting untuk mengatasi perubahan iklim, namun carbon negative menawarkan solusi yang lebih proaktif dalam menghilangkan karbon yang sudah ada di atmosfer.

Microsoft telah menggunakan CLT di data center barunya di Cheyenne, Wyoming. Data center yang memakai CLT untuk dinding, lantai, dan atapnya diklaim dapat mengurangi jejak karbon data cener tersebut hingga 10%.

Microsoft juga menggunakan CLT di data center barunya di Dublin, Irlandia untuk dinding, lantai, dan atap. Data center ini diharapkan menjadi salah satu yang paling hemat energi di dunia dan membantu mengurangi konsumsi energi data ceter tersebut hingga 20%.

Dengan memilih CLT, Microsoft bukan hanya berusaha meminimalisir jejak karbon dari operasional data center, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan.

Apa itu material Cross-Laminated Timber (CLT)?

Cross-Laminated Timber (CLT) merupakan bahan bangunan yang terbuat dari kayu yang disusun secara silang dan direkatkan menggunakan tekanan tinggi. Struktur ini menghasilkan panel kayu yang kuat dan stabil secara dimensi, membuatnya cocok untuk berbagai jenis konstruksi, termasuk bangunan bertingkat tinggi.

CLT dikenal karena ketahanannya, bobot yang lebih ringan dibandingkan baja atau beton, serta sifat ekologisnya. Salah satu keunggulan utama CLT adalah kemampuannya untuk menyimpan karbon.

Saat pohon tumbuh, mereka menyerap karbon dioksida dari atmosfer, dan karbon tersebut tetap terperangkap dalam kayu selama kayu tersebut digunakan sebagai bahan bangunan. Oleh karena itu, penggunaan CLT dapat membantu mengurangi emisi karbon di sektor konstruksi.

Microsoft data center berbahan CLT 01

Data center merupakan infrastruktur penting dalam ekosistem teknologi modern. Mereka menyimpan dan memproses data dalam jumlah besar untuk berbagai aplikasi seperti cloud computing, machine learning, hingga pengelolaan layanan internet.

Namun, di balik peranannya yang sangat vital, data center juga memiliki jejak karbon yang signifikan. Selain penggunaan energi yang besar, material bangunan yang digunakan untuk mendirikan data center juga berkontribusi pada emisi karbon.

Tradisionalnya, data center dibangun menggunakan material seperti baja dan beton, yang proses produksinya menghasilkan banyak emisi karbon. Menurut beberapa studi, produksi semen dan baja menyumbang sekitar 8% dari total emisi karbon global.

Oleh karena itu, Microsoft mulai mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan, dan CLT menjadi pilihan yang ideal. Penggunaan CLT tidak hanya mengurangi emisi karbon dari segi material, tetapi juga mengurangi waktu konstruksi dan limbah bangunan.

Keuntungan dari penggunaan CLT terhadap lingkungan

Penggunaan material CLT di data center Microsoft membawa empat manfaat yang signifikan terhadap lingkungan. Manfaat pertama dalah mengurangi dampak emisi karbon. Kayu yang digunakan dalam CLT menyerap karbon dari atmosfer selama proses pertumbuhan pohon, menjadikannya sebagai bahan bangunan yang menyimpan karbon. Berbeda dengan beton dan baja yang melepaskan emisi karbon selama produksinya, CLT justru membantu mengurangi jumlah karbon di atmosfer.

Kedua, CLT adalahj material yang terbarukan karena terbuat dari kayu, asalkan dikelola secara berkelanjutan. Dengan kebijakan pertanian hutan yang berkelanjutan, penggunaan CLT dapat menjadi bagian dari siklus ekonomi yang lebih ramah lingkungan.

Ketiga adalah efisiensi Energi dalam konstruksi. Bahan CLT lebih ringan daripada baja dan beton, yang berarti lebih sedikit energi yang dibutuhkan untuk transportasi dan pemasangan. Selain itu, panel CLT sering kali sudah dipotong sesuai ukuran dari pabrik, sehingga mengurangi limbah konstruksi di lokasi.

Terkahir, material CLT memilki sifat isolasi Termal dan akustik yang baik dibandingkan dengan baja atau beton. Ini membantu mengurangi konsumsi energi untuk pendinginan dalam data center. Perlu diingat, tantangan utama dalam pengoperasian data center adalah menjaga suhu yang stabil untuk peralatan yang sensitif terhadap panas.

Komitmen Microsoft terhadap keberlanjutan

Penggunaan CLT dalam data center adalah bagian dari strategi besar Microsoft untuk mencapai carbon negative pada tahun 2030, yaitu mengurangi emisi karbon lebih banyak daripada yang mereka hasilkan.

Pada tahun 2050, Microsoft juga berencana untuk menghapus seluruh jejak karbon yang pernah mereka hasilkan sejak perusahaan didirikan pada tahun 1975. Selain penggunaan CLT, Microsoft juga terus berinvestasi dalam energi terbarukan, seperti tenaga angin dan surya, untuk memasok kebutuhan energi data center mereka.

Perusahaan ini juga berupaya mengembangkan solusi pendinginan data center yang lebih efisien, termasuk menggunakan pendinginan di bawah air, serta mengoptimalkan penggunaan kecerdasan buatan untuk mengurangi konsumsi energi secara keseluruhan.

Tantangan dan masa depan CLT dalam konstruksi Data Center

Penggunaan material CLT dalam konstruksi data center merupakan langkah maju yang signifikan menuju pembangunan yang lebih berkelanjutan. Material ini menawarkan sejumlah keuntungan, seperti mengurangi jejak karbon, meningkatkan efisiensi energi, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat. Namun, implementasi CLT juga dihadapkan pada beberapa tantangan.

Salah satu tantangan utama adalah regulasi dan standar. Banyak wilayah belum memiliki peraturan yang jelas terkait penggunaan CLT dalam bangunan bertingkat tinggi seperti data center. Selain itu, ketersediaan dan biaya CLT juga menjadi kendala di beberapa negara. Keterampilan tenaga kerja yang spesifik dan risiko terkait sifat alami kayu, seperti serangan rayap/hama dan perubahan dimensi juga perlu diansipasi.

Microsoft data center berbahan CLT 02

Meskipun ada tantangan, masa depan CLT dalam konstruksi data center terlihat cerah. Seiring berkembangnya teknologi dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, diharapkan akan ada lebih banyak regulasi yang mendukung penggunaan CLT. Selain itu, inovasi dalam produk CLT dan teknologi konstruksi akan semakin memperluas penerapannya.

Secara keseluruhan, CLT memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap konstruksi data center. Dengan mengatasi tantangan yang ada dan terus berinovasi, CLT dapat menjadi bahan bangunan utama untuk data center yang lebih berkelanjutan, efisien, dan tahan lama di masa depan. Kolaborasi antara berbagai pihak, mulai dari produsen CLT hingga arsitek dan pemilik bangunan, akan menjadi kunci keberhasilan implementasi CLT dalam skala yang lebih luas.

Tags: , , , , , , ,


COMMENTS