Mobitekno – Di tengah era digital dan disrupsi teknologi yang tak terbendung, perusahaan di seluruh dunia, khususnya di wilayah Asia Pasifik, menghadapi keharusan untuk beradaptasi dengan inovasi terbaru agar tetap relevan dan kompetitif.
Dari penggunaan Internet of Things (IoT) dalam manufaktur hingga solusi pembayaran contactless di sektor retail kecil, teknologi telah menjadi inti dari operasional dan strategi bisnis. Namun, tantangan terbesar bukanlah adopsi teknologi itu sendiri, melainkan bagaimana mengimplementasikannya dengan strategis, memanfaatkan setiap kesempatan tanpa terjebak dalam perlombaan tanpa akhir melawan risiko ketinggalan zaman.
Kepemimpinan Adaptif: Kunci Sukses di Era Digital
Laporan “Anatomy of Adaptive Leaders” oleh Economist Impact menyoroti beberapa tantangan utama dalam era digital di Asia Pasifik, seperti: kurangnya tenaga kerja ahli, disrupsi rantai pasokan, ancaman keamanan siber, dan regulasi yang semakin terfragmentasi.
Marjet Andriesse, Senior Vice President and General Manager, APJC, Red Hat, menjelaskan bahwa tantangan-tantangan ini membutuhkan pemimpin yang tidak hanya menguasai teknologi, tapi juga adaptif dan mampu memanfaatkan inovasi untuk keuntungan strategis.
“Terlepas Anda memimpin perusahaan kecil atau perusahaan multinasional besar, kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang sangat penting dalam menjalankan bisnis yang sukses dan tetap kompetitif di pasar yang terus berkembang,” ungkap Andriesse.
Membangun Budaya Siap Digital
Transformasi digital lebih dari sekadar digitalisasi; ini tentang mentransformasi seluruh aspek bisnis. Pemimpin harus memperkenalkan bukan hanya teknologi baru tapi juga budaya yang mendorong inovasi dan adaptasi.
Dengan menjadi contoh dalam belajar dan menerapkan teknologi baru, mereka menunjukkan pentingnya adaptasi dan mendorong karyawan untuk mengembangkan kemampuan mereka.
Sinergi Objektif Bisnis dan Modernisasi Teknologi
Evaluasi infrastruktur IT dan identifikasi area yang membutuhkan pembaruan bukanlah tugas yang mudah di era digital. Pemimpin adaptif bekerja sama dengan departemen IT untuk memastikan bahwa setiap pembaruan teknologi selaras dengan tujuan bisnis, memperkuat fondasi teknologi sambil mendukung pertumbuhan dan adaptasi perusahaan.
“Dengan melakukan hal tersebut, pemimpin memperkuat fondasi teknologi perusahaan, menempatkannya untuk mencapai sukses yang berkelanjutan dalam lanskap bisnis yang berubah dengan pesat,” jelas Andriesse.
Mendorong Kolaborasi dan Gaya Kerja Terbuka
Agilitas dan kolaborasi menjadi sangat penting. Pemimpin yang mendorong gaya kerja terbuka dan kolaboratif memungkinkan tim untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan pasar dan mendorong inovasi melalui berbagi pengetahuan dan ide.
Sebagai contoh, departemen IT mungkin biasanya dianggap terpisah dari fungsi lain dalam bisnis, namun mereka ini sebenarnya punya keterampilan dan keahlian yang bisa membantu perusahaan meningkatkan proses kerja saat ini dan menghilangkan berbagai pain point.
Jawaban untuk menavigasi kompleksitas bisnis di Asia Pasifik
Wilayah Asia Pasifik, dengan keragaman budayanya, menyajikan peluang dan risiko unik. Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, seperti lesunya ekonomi Australia atau ketergantungan Taiwan pada ekspor, perusahaan harus menemukan keseimbangan antara berhemat dan investasi dalam inovasi.
Open source dan teknologi lainnya telah terbukti meningkatkan daya saing, produktivitas, dan efisiensi di era digital. Singapura, sebagai contoh, telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam adopsi teknologi open source, menunjukkan pentingnya teknologi adaptif dan kolaboratif dalam mempersiapkan perusahaan untuk masa depan.
Perusahaan di Asia Pasifik berada di persimpangan penting: mereka harus memilih antara stagnasi atau evolusi. Dengan mendorong budaya yang siap digital, menyesuaikan teknologi dengan strategi bisnis, dan mengadopsi pendekatan kolaboratif, pemimpin dapat memastikan perusahaan mereka tidak hanya bertahan tapi berkembang di lanskap yang terus berubah ini. Menjadi adaptif bukanlah pilihan lagi; ini adalah keharusan untuk kesuksesan di era digital.
Tags: Budaya siap digital, Disrupsi Teknologi, Era Digital, Internet of Things, Marjet Andriesse, Red Hat