Mobitekno – Siapa itu Generasi COP? Generasi COP adalah generasi muda, terutama yang lahir setelah 1995. Mereka hidup setelah konferensi iklim pertama PBB. Generasi ini menjadi sorotan dalam survei Epson baru-baru ini. Meskipun suhu global mencapai rekor tertinggi, dan bencana banjir serta kebakaran hutan melanda beberapa wilayah tahun ini, optimisme tampaknya menjadi tema dominan di kalangan generasi muda ketika berbicara tentang dampak langsung perubahan iklim terhadap kehidupan mereka. Menurut laporan tahunan Climate Reality Barometer yang dilakukan oleh Seiko Epson Corporation, hasil survei mengejutkan bahwa hampir separuh peserta muda dari 39 negara yang berpartisipasi percaya bahwa mereka akan terhindar dari bencana iklim sepanjang hidup mereka.
Survei ini melibatkan lebih dari 30.000 responden dari berbagai usia di seluruh dunia. Temuan menunjukkan bahwa sekitar 49 persen dari responden berusia 16 hingga 29 tahun merasa “sangat optimis” atau “agak optimis” bahwa mereka tidak akan mengalami dampak signifikan dari peristiwa iklim ekstrem seperti banjir, kekeringan, atau tanah longsor. Namun, optimisme ini menurun menjadi hanya 32 persen untuk peserta berusia 55 tahun ke atas.
Mengapa generasi muda begitu optimis? Sebagian besar responden, khususnya yang berusia di bawah 30 tahun, mengungkapkan bahwa kenaikan biaya menjadi kekhawatiran yang lebih mendalam daripada pemanasan global. Hal ini menunjukkan bahwa generasi ini mungkin lebih fokus pada dampak ekonomi sehari-hari dibandingkan dengan ancaman perubahan iklim jangka panjang.
Generasi Muda dan Generasi COP Yakin dengan Solusi Berbasis Teknologi
Laporan juga menyajikan perbedaan signifikan antara kelompok usia. Generasi muda, terutama yang lahir setelah 1995 dan dikenal sebagai “generasi COP” karena hidup setelah konferensi iklim pertama PBB pada tahun tersebut, tampaknya tidak merasakan krisis yang sama seperti generasi sebelumnya. Keakraban mereka dengan perubahan iklim dan keyakinan pada solusi berbasis teknologi mungkin memberikan pemahaman yang kurang mendalam tentang urgensi krisis iklim global.
Dalam wawancara dengan Chief Executive Officer Seiko Epson, Yasunori Ogawa, dia menyatakan bahwa generasi muda, termasuk generasi COP ini mungkin tidak merasa terancam oleh perubahan iklim karena mereka telah hidup di bawah pemanasan global sejak lahir. Kesadaran akan kesenjangan antara persepsi dan realitas atmosfer menjadi risiko yang perlu diatasi dengan lebih banyak edukasi, menurut Ogawa.
Namun, kesenjangan ini tidak hanya terkait dengan persepsi generasi muda terhadap risiko perubahan iklim. Laporan Climate Reality Barometer juga mencatat bahwa banyak orang mungkin tidak sepenuhnya memahami konsekuensi dan lintasan iklim bumi berdasarkan tingkat emisi saat ini dari pembakaran bahan bakar fosil.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa umat manusia telah membuka pintu menuju “neraka” dengan tindakan segera diperlukan untuk mencegah kenaikan suhu 2,8 derajat Celcius. Perubahan iklim telah memperburuk inflasi dan peristiwa cuaca ekstrem, seperti kekeringan, banjir, dan suhu yang lebih tinggi, diprediksi akan memberikan tekanan lebih pada pasokan pangan.
Laporan juga mengungkapkan bahwa Seiko Epson, terkenal dengan teknologi printernya, telah melakukan survei setiap tahun sejak 2021 untuk memahami sikap dan ekspektasi konsumen di pasar global. Survei ini menjadi alat untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang perubahan perilaku konsumen terkait perubahan iklim.
Sebagian besar responden melaporkan telah mengadopsi perubahan perilaku untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Hampir 38 persen dari semua kelompok usia menyatakan bahwa mereka telah mengurangi perjalanan internasional untuk bekerja dan bersenang-senang, sementara sekitar 30 persen berencana untuk melakukannya di masa depan. Selain itu, hampir 20 persen melaporkan beralih ke kendaraan listrik, dan 51 persen menyatakan niat untuk melakukannya di masa depan.
Sementara generasi muda mungkin optimis, laporan ini menunjukkan bahwa ada tantangan yang harus diatasi, termasuk kesenjangan persepsi, kurangnya pemahaman akan konsekuensi perubahan iklim, dan urgensi untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran global. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang pandangan generasi muda, kita dapat merancang strategi yang lebih efektif untuk melibatkan mereka dalam upaya penyelamatan iklim global.
Tags: Climate Reality Barometer, Epson, Generasi COP