Mobitekno – PT ST Telemedia Global Data Centres (Indonesia) atau PT STT GDC Indonesia, penyedia layanan pusat data asal Singapura, akhirnya meresmikan fasilitas data center (pusat data) perdananya di Indonesia.
Dinamakan STT Jakarta 1, data center yang diklaim telah berkapasitas 19,5 megawatt ini berlokasi di lahan seluas 18.000 meter persegi (1,8 hektar) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Data center ini dikatakan dapat menunjang kapasitas TI hingga 72 megawatt ke depan.
Fasilitas baru ini merupakan gedung pertama di kampus pusat data yang dikembangkan melalui usaha patungan (joint venture) antara konglomerat Indonesia terkemuka Triputra Group dan perusahaan investasi global Temasek.
“STT Jakarta 1 tidak hanya menyediakan infrastruktur digital penting dengan kualitas global tertinggi, tetapi juga menawarkan solusi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan komputasi saat ini dan di masa depan, baik pemerintah maupun perusahaan,” kata Lionel Yeo, Chief Executive Officer, Asia Tenggara, STT GDC dalam sambutannya di Cikarang.
Melihat tingkat digitalisasi yang tinggi di Indonesia dan pengenalan teknologi 5G, STT Jakarta 1 dibangun untuk mendukung ekspansi jangka panjang ekonomi digital Indonesia.
Menurut laporan ResearchAndMarkets, pasar data center di Indonesia diprediksi akan terus bertumbuh dari awal 2022 hingga awal 2026. Laporan lainnya dari Mordor Intelligence menunjukkan bahwa pasar data center di Indonesia akan bertumbuh dari US$ 2,06 miliar pada tahun 2023 menjadi USD 3,98 miliar pada tahun 2028.
Seperti juga data center umumnya, STT Jakarta 1 diawasi dengan ketat selama 24 jam. Data center ini juga dilengkapi dengan pelacakan pergerakan di lokasi, serta kontrol akses biometrik ini juga melayani beragam kebutuhan cloud, teknologi, perbankan dan keuangan, konten, gim, e-commerce, dan pelanggan perusahaan lainnya.
Selain sudah carbon-neutral dan carrier-neutral, pusat data ini juga dilengkapi dengan infrastruktur yang mampu menampung infrastruktur komputasi terbaru, seperti GPU untuk mendukung gelombang permintaan berbahan bakar AI, termasuk opsi pendinginan udara dan cairan.
“Pusat data memainkan peran penting dalam memelihara ekosistem digital Indonesia, di mana kolaborasi antara mitra teknologi dan konektivitas adalah kuncinya. Dengan infrastruktur mutakhir, lingkungan yang aman, dan solusi yang dapat diskalakan, STT Jakarta 1 diposisikan secara unik untuk mendorong kolaborasi dalam ekosistem digital, memberdayakan organisasi untuk menavigasi lanskap digital yang dinamis dengan ketangkasan dan kepercayaan diri,” ujar Hendrikus Hendra Gozali, dari PT STT GDC Indonesia.
Seiring perusahaan mengembangkan ekosistem digital lebih lanjut untuk membangun fondasi yang kuat untuk inovasi dan pertumbuhan, Hendrikus menambahkan bahwa STT Jakarta 1 memungkinkan bisnis untuk membuka potensi penuh mereka dan memberikan kontribusi yang berarti bagi ekonomi digital yang berkembang Indonesia.
Hendrikus juga menyatakan bahwa data center berperan penting di tengah maraknya industri startup (sekitar 2500 lebih) yang berkembang di tanah air. Ini masih ditambah dengan 190 juta warga Indonesia yang aktif menggunakan layanan media sosial.
Adapun STT Jakarta 1 dapat memenuhi kebutuhan perusahan cloud, teknologi, perbankan dan keuangan serta konten, game, e-commerce dan pelanggan perusahaan lainnya. Sayangnya mengingat biasanya ada perjanjian NDA (Non-disclosure agreement) dengan klien mereka, pihak pengelola data center STT Jakarta 1 tidak dapat menyebut siapa saja klien yang akan dan sudah mempercayakan colocation atau penyimpanan datanya di sini.
“Untuk klien kami tidak bisa sampaikan karena mereka yanng meminta untuk menutup info tersebut,” ujar Hendrikus.
Terkait strategi ke depan, nantinya akan menyusuk STT Jakarta 2 dan juga STT Jakarta 3 sehingga target kapasitasnya mecapai 72 megawatt. Pihak ST Telemedia Global Data Centre juga sedang melihat peluang membangun fasilitas data center di ibukota negara baru IKN, meski menurut Hendrikus masih terlalu dini untuk diinformasikan ke publik mengingat perkembangan IKN masih tahap awal.
