July 15, 2023

Stop Penyebaran Hoaks, WhatsApp Gelar Workshop Literasi Digital di 8 Kota Jelang Pemilu 2024

Penulis: Iwan RS
Stop Penyebaran Hoaks, WhatsApp Gelar Workshop Literasi Digital di 8 Kota Jelang Pemilu 2024  

Mobitekno – Pemilu 2024 akan berlangsung pada bulan Februari tahu depan. Untuk mendukung pesta demokrasi lima tahunan tersebut berlangsung dengan aman dan lancar, WhatsApp bekerja sama dengan Kominfo, ICT Watch, Bawaslu dan Siberkreasi meluncurkan rangkaian workshop literasi digital di 8 kota. Judul yang dipilih untuk workshop adalah “Lawan Misinformasi untuk Pemilu Sehat”.

Sebagai aplikasi pesan instan (instant messenger) yang paling populer di Indonesia, WhatsApp telah digunakan oleh lebih dari 1 miliar pengguna aktif di seluruh dunia. Aplikasi dari Meta ini juga digunakan oleh banyak orang di Indonesia untuk berkomunikasi dengan teman, sanak keluarga, hingga rekan kerja.

WhatsApp workshop 8 kota 01
WhatsApp bersama Kominfo, ICT Watch, Bawaslu dan Siberkreasi meluncurkan rangkaian workshop literasi digital di 8 kota.

 

Efektif sebar informasi, WhatsApp sering dimanfaatkan untuk propaganda politik

WhatsApp juga digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagi informasi, termasuk politik yang memang gemar didiskusikan oleh warga. Aplikasi ini digunakan oleh partai politik, kandidat, dan lembaga swadaya masyarakat untuk menyebarkan informasi tentang kandidat dan isu-isu politik. Layanan ini bahkan juga digunakan oleh orang biasa untuk berbagi informasi politik dengan teman dan keluarga dengan erbagai alasan dan tujuan.

Inilah yang membuat layanan ini memiliki potensi untuk menyebarkan informasi yang salah dan propaganda politik dari pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu, penting bagi pengguna WhatsApp untuk berhati-hati terhadap informasi yang mereka terima di WhatsApp. Pengguna WhatsApp juga harus memastikan bahwa mereka hanya membagikan informasi yang akurat dan kredibel.

Salah satu langkah untuk meminimalisir penyebaran hoaks atau misinformasi adalah dengan meningkatkan literasi digital di berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Kontribusi penyedia layanan pesan instan dan media sosial menjadi krusial dalam mendukung kampnye literasi digital bagi masyarakat.

Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, memproses, dan memahami informasi digital. Literasi digital penting untuk menangkal hoaks karena dapat membantu kita untuk mengetahui sumber informasi yang akurat dan kredibel, memilih informasi yang relevan, mengevaluasi informasi yang diterima, memahami bias dalam informasi, mengkritisi informasi yang diterima, dan informasi yang salah.

WhatsApp
Dengan menggunakan WhatsApp secara bertanggung jawab, setiap pengguna dapat membantu menciptakan Pemilu 2024 berlangsung yang demokratis, aman, dan transparan.

 

Workshop: Dimulai dari Ternate, berakhir di Kupang

Workshop akan dimulai di kota Ternate pada 11 Juli, dilanjutkan ke kota Manado, Jakarta, Bandung, Samarinda, Pekanbaru, Jayapura, dan Kupang dari Juli hingga Oktober 2023.

Kota-kota tersebut dipilih berdasarkan peritimbangan marena merupakan wilayah teratas dengan risiko tinggi, berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) dan pemilihan tahun 2024 yang disusun oleh Bawaslu.

Workshop akan dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, pemuka agama, relawan Pemilu, dan perwakilan mahasiswa. Melalui rangkaian ini, WhatsApp bertujuan untuk menjangkau 800 tokoh masyarakat di 8 kota, memberdayakan mereka untuk mengedukasi banyak pemilih melalui komunitasnya masing-masing.

Hadirin berkesempatan mendengar dari Dr. La Ode Irman, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, bersama perwakilan dari Bawaslu, Siberkreasi, ICT Watch dan WhatsApp.

Lalu, acara dilanjutkan dengan workshop tentang “Cek dan Laporkan Hoaks”, yang disampaikan oleh digital youth ambassadors JaWAra Internet Sehat, program literasi digital yang dijalankan oleh WhatsApp dan ICT Watch.

Workshop ini mencakup cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk menemukan misinformasi di aplikasi perpesanan, sebuah alat di WhatsApp untuk memverifikasi (memeriksa dengan organisasi pemeriksaan fakta IFCN langsung di WhatsApp) dan mencegah penyebarannya—dengan pesan yang ditandai sebagai “diteruskan” dan “diteruskan berkali-kali”, batas penerusan pesan, dan opsi untuk memblokir dan melaporkan pesan yang mencurigakan. Pelajari lebih lanjut tentang fitur ini di sini.

WhatsApp
Hoaks terkait politik jadi yang paling banyak beredar jelang Pemilu 2019 sebelumnya.

 

“WhatsApp berinvestasi dalam mengedukasi pengguna dengan tools untuk mendapatkan informasi terverifikasi dan menemukan informasi yang salah menjelang Pemilu. Ini merupakan kelanjutan dari upaya literasi digital kami di Indonesia, yang telah menjangkau lebih dari 8 juta orang dalam kurun 3 tahun melalui pelatihan dan workshop yang bekerja sama dengan ICT Watch dan Kominfo,” ujar Esther Samboh, Public Policy Manager, WhatsApp.

“Literasi digital adalah pengetahuan dasar yang wajib dimiliki masyarakat, terutama menjelang Pemilu. Untuk itu kita perlu bangun perisai penangkal hoaks dengan literasi digital, berpikir kritis dan cek fakta,” kata Semuel A. Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo.

“Untuk memperkuat pencegahan pelanggaran dan sengketa proses Pemilu, kami bekerja sama dengan WhatsApp, Kominfo, ICT Watch, dan Siberkreasi menjangkau masyarakat luas melalui workshop literasi digital dan materi edukasi. Harapannya, daya kritis masyarakat meningkat, kemudian mampu mengidentifikasi dan melawan misinformasi Pemilu,” ungkap Lolly Suhenty, Anggota Bawaslu RI.

Tags: , , , , ,


COMMENTS