Mobitekno – Munculnya 5G diharapkan secara drastis meningkatkan adopsi cloud hybrid dan edge computing melalui perangkat IoT. Di ajang Red Hat Summit 2023 APAC, Red Hat sebagai pemimpin dalam teknologi open source, menyoroti teknologi 5G pada level tertinggi dan dampaknya pada jaringan akses radio.
Matt Hicks, President dan Chief Executive Officer Red Hat, menjelaskan bahwa hal ini adalah perubahan yang sangat besar dalam dunia jaringan. 5G itu tidak selalu terlihat oleh sebagian besar pengguna.
“Dan karena saya memiliki ponsel, saya sebenarnya memiliki bandwidth yang cukup bagus dan pengalaman yang mulus menggunakan jaringan seluler di 4G,” ujar Hicks.
Menurut Hicks, untuk membangun pada skala yang sangat tinggi dalam industri yang sedang mengalami banyak transformasi saat ini, pihaknya mengaku tengah bekerja untuk mengaktifkan jaringan. Red Hat bekerja dengan ekosistem mitra dan penyedia peralatan yang sangat kuat di sana.
“Dan kami sangat senang dengan peluang dengan 5G karena kami melihatnya sebagai tren global saat peluncurannya. Ini pasti akan menjadi gelombang telekomunikasi berikutnya,” terangnya.
Jadi peningkatan bandwidth, pengurangan laten, dan peningkatan kepadatan koneksi yang dapat dilakukan melalui satu titik dalam jaringan pada 5G berkaitan erat dengan perluasan ke studi kasus penggunaan perusahaan. Red Hat mengakui telah melakukan investasi rekayasa dan produk yang besar dalam mendukung ekosistem, seperti perusahaan Ericsson dan Nokia yang menjalankan aplikasi jaringan, atau membangun aplikasi jaringan yang berjalan pada jaringan. Dan semua aplikasi tersebut berjalan pada platform Red Hat.
“Hal yang menarik bagi saya adalah ketika Anda melihat masa depan 5G dan pertumbuhan pendapatan operator jaringan 5G yang akan datang dari use cases perusahaan lebih banyak daripada konsumen, karena kami sudah memiliki layanan yang cukup baik dan kita membayar untuk jenis paket dengan bandwidth tak terbatas di banyak negara,” lanjut Hicks.
Red Hat memiliki ekosistem mitra yang luas untuk menyediakan aplikasi yang difokuskan pada perusahaan. Saat perusahaan menggabungkan kedua dunia tersebut dengan sesuatu seperti multi access edge compute dan platform dasarnya, platform kontainer OpenShift dapat menjalankan, baik aplikasi jaringan maupun aplikasi yang menghadap ke perusahaan, atau dalam beberapa kasus, mungkin aplikasi yang menghadap ke konsumen di dalam sebuah stadion yang membantu operator jaringan memonetisasi investasi yang signifikan yang diperlukan untuk membangun jaringan 5G.
“Jadi, kami melihat ini sebagai ekspresi hybrid, yakni konektivitas antara pusat data dan edge, dan beberapa aplikasi berjalan sebagian di public cloud, dan membangun masa depan yang kita semua harapkan mengenai smart city dan smart agriculture. Dan pada dasarnya dunia yang lebih pintar dan lebih cerdas yang memanfaatkan data dan AI sebagai workload penting yang terhubung di berbagai perangkat terdistribusi yang berbeda ini. Jadi, menurut saya ini adalah tempat yang sangat penting bagi Red Hat dan ekosistem kami, untuk menjadi game changer yang sangat besar di banyak industri dan berbagai perusahaan,” pungkas Hicks.
Tags: bandwidth, Internet of Things, Red Hat, Teknologi 5G